18 - Assumption

3.3K 201 2
                                    

Violett berbaring santai di sofa sembari mengambil cemilan yang ada di meja. Matanya fokus membaca buku tebal yang akan menjadi materi ujiannya besok.

"Apa kau mau kopi?" tawar Ashton duduk di sofa tak jauh darinya.

"Mm.." Violett menggeleng "aku harus tidur cepat agar bisa fokus besok" ucapnya

Ashton mengangguk paham "Katakan padaku bila kau membutuhkan sesuatu"

"Apa kau tidak kedinginan?" tanya Ashton kemudian memandang Violett yang hanya berbalut tank top hitam dan celana pendek longgar tipis.

"Oh? Aku berjaga-jaga jika saja tiba-tiba kau bersikap nakal" ujar Violett lantang sembari mengunyah makanan

Ashton menggeleng heran dan berdiri untuk mengambil selimut "kau harus fokus belajar dan tidak boleh lelah"

Violett mengernyitkan dahinya dan bangkit dari posisinya "kita baru beberapa minggu berhubungan, kau tidak mengatakannya karena bosan padaku kan?" tuduhnya

"Hapus pikiran anehmu. Belajar saja sana" pria itu melemparkan selimut tebal hingga menutupi seluruh tubuh Violett. Dia kembali duduk di sofanya dan mengambil salah satu buku pelajaran Violett.

"HEI!" wanita itu berteriak protes dan bergerak untuk mengeluarkan kepalanya "kau benar-benar tidak akan menyentuhku malam ini?" Violett tidak serius, dia hanya bosan dan ingin menggoda pria itu.

"Letta.. jika kau bertanya tentu saja aku sangat ingin. Tapi kau perlu fokus belajar dan aku tidak akan mengganggumu"

"Aku pintar. Tanpa belajar pun aku bisa mendapat nilai yang bagus" ujar Violett lagi, memancing pria itu.

Ashton menghela nafas dan memandang wanita yang bergemul di dalam selimut itu "Kau sangat ingin aku ganggu ya?"

"Kau sendiri bukannya memiliki kebutuhan?"

"Aku bukan penggila sex. Aku tau cara menahan diri"

"Apanya yang bukan.. Padahal aku masih ingat jelas dulu kau bahkan memintaku melakukan sex denganmu tiga kali sehari" ejek Violett

"Aku benar-benar akan mengganggumu jika kau terus memancingku, sayang" ucap Ashton, tersenyum manis dengan sorot mata yang tajam.

Violett terkekeh "Sangat menyenangkan bisa menggodamu" dia mengambil kembali buku yang ia telantarkan dan membacanya.

"Tunggu, bukankah saat itu kau mewawancaraiku karena nilai ujianmu buruk?" tanya Ashton, matanya menyipit berusaha mengingat.

"Yahhh.. ujian yang itu suatu kecelakaan" ujar Violett "padahal soalnya cukup mudah, mungkin aku sedang sial hari itu"

"Apakah ujian yang satu ini?" tanya Ashton menunjukkan selembar kertas ujian yang tak sengaja ia temukan terselip pada buku pelajaran Violett.

"AH! JANGAN LIHAT! ITU MEMALUKAN" Violett bangkit dan mencoba mengambilnya "kertas itu baru dibagikan hari ini. Aku seharusnya merobeknya sejak awal" gerutunya

Ashton tertawa "kenapa memalukan? Kau kan tidak bisa selamanya mendapat nilai sempurna. Bagaimanapun kau itu manusia"

Violett menggeleng "kau tidak akan tau perasaan ini" dia berhasil merebut kertas itu dan kembali duduk di singgasananya.

"Coba bayangkan ketika kau gagal berbisnis dengan seseorang padahal kau sangat yakin kau akan menang" ujar Violett

"Mm.. oke itu cukup menyebalkan"

Violett memandang kertas ujiannya dan merasa aneh. Ini kali pertama dia benar-benar memperhatikan detail kertas itu selain nilai yang ada di pojok atas. Tulisannya berbeda.. dan ia ingat jelas menjawab A untuk tiga nomor pertama. Nama yang tercantum jelas namanya, tapi itu bukan tulisannya.

EcstasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang