𝙨𝙞𝙭

398 53 10
                                    

"Jadi kamu siapa?" San meletakan segelas teh dihadapan pemuda asing didepannya.

"Juyeon, panggil saja begitu" pemuda bernama Juyeon itu meminum teh buatan San

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Juyeon, panggil saja begitu" pemuda bernama Juyeon itu meminum teh buatan San.

San mengangguk, lalu hening tidak ada percakapan diantara mereka.

"Emm Juyeon-ssi bisa jelaskan maksudmu soal 'aku bisa melihatmu'?"

Juyeon diam sebentar sebelum kemudian dia menatap San intens dan secara tiba-tiba Juyeon sudah berada dihadapan San, hidung mereka saling bersentuhan. Bahkan San dapat merasakan nafas dan aroma tubuh Juyeon yang membuatnya pening.

"Kau percaya dengan iblis?" Juyeon bertanya dengan suara deepnya dan berhasil membuat San merinding.

"I-iblis?" Juyeon mengangguk lalu dengan santainya mengendus leher San dan menciuminya, berhasil membuat San menggigit bibir bawahnya agar suara aneh yang ingin keluar dari mulutnya dapat ditahan.

Juyeon mendongak dan tersenyum kecil saat melihat wajah San yang memerah dan juga nafasnya yang mulai memburu.

"Kurasa kau tidak akan percaya bahwa iblis itu ada. But, here i am" dan mengecup bibir San.

hey we are gonna win!

San terbangun dari tidurnya, peluh memenuhi wajah manisnya dengan nafas yang tidak beraturan.

Dia meraba bibir dan lehernya dan kemudian bernafas lega. Ternyata itu semua hanya bermimpi.

"Kurasa aku harus mendengarkan Hwa hyung untuk tidak terlalu banyak membaca buku fiksi"

San masuk kekamar mandi dan segera bersiap-siap untuk pergi bekerja dan membantu Seonghwa untuk mewawancarai calon pekerja baru.

Diujung ruangan terdapat bulu bewarna hitam dengan sedikit noda darah.

"Hwa hyung selamat pagi!" San datang-datang langsung memeluk Seonghwa dari belakang yang sedang membersihkan meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hwa hyung selamat pagi!" San datang-datang langsung memeluk Seonghwa dari belakang yang sedang membersihkan meja.

Seonghwa sendiri hampir terjungkal jika dia tidak berpegangan pada meja, San memang selalu terlihat bersemangat dan tentu saja itu membuat orang-orang yang berada disekitarnya ikut bersemangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

❪𝙨𝙖𝙮 𝙢𝙮 𝙣𝙖𝙢𝙚❫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang