#8 tidak adil

805 175 2
                                    

Hari mulai siang, matahari semakin terik, dan kondisi kelas semakin berisik. Seluruh teman-teman di kelas ada yang sedang ribut, bergurau, bermain game, bahkan ada yang tertidur. Tapi, Claresta hanya menyoret-nyoret bukunya di belakang.

"Sunghoon" panggil Claresta ke teman sebelahnya yang sedang membaca buku.

"hm?" Balas Sunghoon.

"nanti lo pulang sekolah kemana?" Tanya Claresta.

"Gue masih belajar sampai jam 7 di sini"

"Setelah itu kemana?"

"Latihan skating"

"Gue boleh ikut gak?"

Sunghoon terdiam sejenak kemudian melipat bibirnya.

"hmm.... boleh" balas Sunghoon.

Claresta tersenyum lebar kemudian kembali menggambar domba di bukunya.

Sunghoon diam-diam mengintip gambar yang dibuat Claresta dan merasa bingung, karena gambar yang selalu dibuat Claresta adalah seekor domba.

"Domba lagi?" Tanya Sunghoon.

"Iya, domba lucu" balas Claresta.

Sunghoon mengambil buku Claresta kemudian menggambar sesuatu di sana. Sunghoon terlihat sangat fokus ketika menggambar sampai-sampai tidak sadar kalau Claresta terus menatapnya.

"Kayanya yang ini lebih lucu" ucap Sunghoon sambil menunjukan hasil gambarnya yaitu anak pinguin.

"k-kok gambarnya mirip muka lo" ucap Claresta.

"Serius?" Tanya Sunghoon sambil menaikan alisnya.

Claresta mengambil bukunya kemudian membandingkan gambarnya dengan wajah Sunghoon.

"Tuh kan mirip" ucap Claresta.

Sunghoon terlihat malu saat Claresta menertawainya. Tapi lama-kelamaan mereka berdua malah tertawa bersamaan.

Sepertinya psycho dingin itu mulai hangat ketika berada di dekat Claresta.

❄️P I E R D A❄️

Setelah belajar hingga matahari tenggelam, Sunghoon dan Claresta menuju tempat latihan skating. Mereka berjalan dan membutuhkan waktu 10 menit untuk tiba di sana.

Sesampainya di sana, Claresta sedikit bingung karena tidak ada satupun orang yang berlatih kecuali Sunghoon. Mungkin karena ini hari yang sibuk jadi tak ada satupun orang yang punya waktu berlatih di sini.

Sunghoon memakai sepatu dan mengikat talinya dengan erat. Kemudian ia memasuki area es dan memulai skatingnya.

"Semangat Sunghoon!" Teriak Claresta.

Sunghoon melakukan berbagai putaran dan membuat Claresta terkagum hanya dengan melihatnya. Bahkan setiap gerakan yang dilakukan oleh Sunghoon di atas es terlihat seperti pangeran.

Kalau saja psycho dingin itu bisa bersosialisasi di sekolah pasti sudah ada banyak perempuan yang mendekatinya.

Setelah lima menit melakukan skating, Sunghoon kembali dan menghampiri Claresta yang duduk di kursi tunggu.

"Sunghoon gue juga mau" ucap Claresta.

"Mau apa?" Balas Sunghoon.

"Skating! t-tapi ajarin gue"

"Mau?"

"Iya mau!" Balas Claresta sambil berlompat kecil.

Pertama-tama Sunghoon mengajarkan Claresta cara memakai sepatu skating, dia menyuruh Claresta agar mengikat sepatunya dengan kencang supaya tidak terlepas saat bermain. Kemudian mereka berdua memasuki area skating secara bersamaan.

Claresta terlihat kesulitan untuk menjaga keseimbangan sehingga Sunghoon harus menuntunnya agar tidak terjatuh. Dan ini adalah pertama kalinya Sunghoon mengajarkan seseorang untuk bermain skating, jadi dia terlihat sangat gembira.

Setelah satu jam bermain skating bersama, Sunghoon dan Claresta keluar dari tempat tersebut dan berjalan menuju halte bus untuk pulang.

Di tengah-tengah perjalanan Claresta terlihat sangat lelah sehingga dia berhenti sejenak dan duduk di kursi jalanan yang kosong.

"Sebentar, gue capek" ucap Claresta.

Melihat Claresta yang kelelahan membuat Sunghoon berhenti dan ikut duduk di sebelahnya.

"Lo setiap hari latihan kaya gini gak capek?" Tanya Claresta.

"hmm... ya gitu" balas Sunghoon.

"Gue tau lo capek" ucap Claresta yang tiba-tiba teringat cerita Jungwon dan ibu Sunghoon yang baru saja meninggal.

"Kenapa lo gak cerita? gue pendengar yang baik kok" ucap Claresta.

"Gue lebih nyaman diam" balas Sunghoon.

Claresta kemudian sedikit tersenyum ke arah Sunghoon,  "pasti berat ya?" Ucap Claresta.

Sunghoon hanya menghela nafasnya kemudian melipat bibirnya.

"Lo sendiri gimana?" Tanya Sunghoon.

"Maksudnya?"

"Kejadian di sekolah lama lo"

"Rumit" balas Claresta sambil menghela nafasnya.

Tak lama setelah Sunghoon dan Claresta berbincang, Claresta melihat penjual Ice Cream di seberang jalan dan tiba-tiba menginginkannya.

"vanilla" ucap Claresta sambil melamun ke arah penjual ice cream yang ada di seberang.

"lo mau ice cream?" tanya Sunghoon.

"iya" balas Claresta.

"tunggu di sini biar gue yang beli" ucap Sunghoon sambil berdiri.

Sunghoon berjalan untuk membeli ice cream yang ada di seberang.

Claresta terus memperhatikan Sunghoon dari kursinya. Kaki Sunghoon sangat Panjang dan bahunya yang lebar membuat Claresta semakin mengagguminya. Sayangnya cara jalannya terlalu kaku, tidak sebaik saat bermain skating.

Setelah beberapa menit, Sunghoon terlihat selesai membelinya dan berjalan sambil membawa dua ice cream vanilla di kedua tangannya, dia juga tersenyum ke arah Claresta dari kejauhan, senyumannya terlihat sangat manis.

Tapi, ketika hampir sampai ke tempat Claresta, sebuah mobil yang dikendarai oleh pria mabuk tiba-tiba mendekati arah Sunghoon dan menabraknya. Tabrakannya cukup kuat hinga ice cream yang dibawa Sunghoon harus terlempar jauh, bahkan Sunghoon juga langsung terbaring di jalan.

Claresta yang tadinya sangat senang melihat senyum Sunghoon menjadi panik. Dia langsung menghampiri Sunghoon yang terbaring di tepi jalan. Beruntung tidak ada darah, tapi Sunghoon terlihat kesakitan sambil memegang kakinya.

Laki-laki itu tidak menangis, tapi berusaha menggerakan kakinya yang terasa sangat sakit. Kakinya harus kuat, satu minggu lagi kompetisi skatingnya. Dia sudah berjanji untuk memenangkan kompetisi ini untuk ibunya. Tapi dunia mulai bertindak tidak adil kepadanya.

#8



Pierda | Park Sunghoon✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang