#9 wise brother

773 187 1
                                    

Setelah kecelakaan tersebut terjadi Claresta langsung menelpon ambulance supaya Sunghoon segera diberi pertolongan di rumah sakit.

Claresta terus menangis di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, dia merasa bersalah karena Sunghoon tertabrak setelah membelikannya ice cream.

"Gue yang sakit kok lo yang nangis" ledek Sunghoon dengan senyum kecilnya sambil memegang pundak Claresta.

"Maafin gue" ucap Claresta.

"Jangan minta maaf, ini bukan salah lo" balas Sunghoon.

Sunghoon kemudian menghapus air mata Claresta dengan ibu jarinya.

❄️P I E R D A❄️

Setelah tiba di rumah sakit, Sunghoon melakukan beberapa pemeriksaan di ruang dokter dan Claresta menunggunya di luar.

"Hasil rontgen menunjukan adanya dislokasi pada lutut anda" ucap dokter muda berparas tampan, dr. K, nama singkat yang tertulis di tanda pengenalnya.

(Dislokasi adalah kondisi ketika tulang keluar atau bergeser dari posisi normalnya pada sendi. Semua persendian yang ada di tubuh dapat mengalami dislokasi, terutama saat terjadi benturan akibat kecelakaan)

"Tapi pergeseran tulang tempurung lutut anda tidak terlalu serius, tidak perlu operasi, kompres lutut anda dengan air hangat setiap hari" ucap dokter tersebut.

"Berapa lama kira-kira sembuhnya dok?" Tanya Sunghoon.

"Sembuh total membutuhkan waktu sekitar 6 minggu"

Sunghoon menghela nafasnya memikirkan kompetisi skatingnya. Dia menjadi ragu akan menepati janji dari ibunya kali ini.

Setelah mengambil beberapa obat dari rumah sakit, Sunghoon dan Claresta pulang bersama. Di sepanjang perjalan, Claresta terus membantu Sunghoon berjalan dengan tongkat besi kokoh berwarna perak.

Setibanya di rumah, Sunghoon langsung merebus air untuk dijadikan kompres lututnya seperti apa yang telah dianjurkan oleh dokter. Dia melakukannya sendiri tanpa bantuan siapapun.

Tapi karena kakinya terlalu sakit digerakan akhirnya Sunghoon terjatuh saat membawa air panas yang sudah ia rebus. Beruntung, air panasnya tidak mengenai kulitnya.

"kamu kenapa?!!" ucap Jay yang baru saja masuk rumah dan melihat Sunghoon terjatuh.

Jay langsung membantu adiknya untuk bangun dan menggendongnya ke sofa ruang tamu.

Setelah Sunghoon duduk dengan posisi yang pas, Jay langsung merebus air dan mengompres lutut adiknya dengan air hangat.

"seharusnya kamu telepon kakak" ucap Jay.

"bukan masalah besar" balas Sunghoon.

"kaki kamu hampir patah itu bukan masalah?!!" ucap Jay frustasi melihat adiknya yang selalu bersikap seolah-olah angkuh.

Setelah Jay mengompres kakinya, Sunghoon menghela nafasnya dengan tatapan kosong.

"kenapa?" tanya Jay dengan wajah bingung karena tak biasanya Sunghoon terlihat begitu putus asa.

"kompetisi skating sebentar lagi tapi masih perlu waktu 6 minggu untuk sembuh total, mustahil untuk menang kali ini" ucap Sunghoon sambil menatap lututnya.

Kemudian Jay mendekati Sunghoon dan memegang kedua pundaknya sambil berkata,

"kalau kamu mau berhasil, kamu harus percaya yang mustahil itu tidak mustahil, Tuhan membantu Nabi Musa membelah laut dengan begitu mudah, apalagi kamu yang hanya ingin memenangkan skating kali ini"

"jangan putus asa, janji?" ucap Jay.

Sunghoon kemudian mengangguk dan memeluk kakaknya yang selalu bijak dalam menghadapi masalah.

"Tetap semangat" ucap Jay sambil membalas pelukan adiknya yang sedang tertekan itu.

#9
Jangan lupa votenya!!

By the way
I'm sorry for late update,
I just finish my exam yesterday,
but I'm really thanks to everyone
who still waiting for my story❤️

Pierda | Park Sunghoon✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang