20 || First Night?

3.1K 217 103
                                    

Vote dulu ih! ✨
Jangan lupa dirameeiiiin 😆
Oh ya, itu tuuuh foto Fawwaz, ganteng kaan? 😭

Rasanya setelah resepsi selesai, seluruh tubuh Adara pegal-pegal, apalagi betisnya, terasa ngilu akibat berdiri menyalami tamu undangan yang terus berdatangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya setelah resepsi selesai, seluruh tubuh Adara pegal-pegal, apalagi betisnya, terasa ngilu akibat berdiri menyalami tamu undangan yang terus berdatangan. Bukan temannya yang banyak, tapi teman Fawwaz yang sangat banyak. Karena satu ruangan hotel pun sepertinya muat untuk 1500 orang. Gede banget gak tuh?

Adara ingin segera mandi, tetapi masih ada Fawwaz di kamar mandi. Jadilah ia masih duduk di depan kaca rias, mengambil beberapa helai kapas lalu membersihkan wajahnya dengan micellar water agar sisa make up yang tebal itu terangkat.

Sudah hampir sepuluh menit Fawwaz belum juga keluar dari kamar mandi, dan sekarang waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Memangnya dia lagi apa? Perasaan dia sebagai perempuan tidak pernah berlama-lama di kamar mandi.

Penasaran, Adara pun melangkah ke kamar mandi masih memakai gaun pengantin yang tidak seribet gaun yang pertama ia pakai, beserta hijab yang masih menempel dikepalanya.

Tok! Tok! Tok!

"Fawwaz?! Kamu belum selesai mandinya?!"

"Bentar!" sahut Fawwaz dari dalam.

"Jangan lama-lama!"

"Iyaa!"

Sambil menunggu, Adara duduk di pinggiran ranjang dan mengecek handphone nya. Seharian ia tak memegang ponsel karena saking sibuknya menyalami tamu.

Notifikasi satu persatu muncul di ponselnya, banyak pesan masuk dari whatsapp, instagram, serta email, ternyata banyak juga yang mengucapkan congrats pada dirinya.

Baru membalas beberapa pesan, pintu kamar mandi pun akhirnya terbuka.

Ceklek

Adara menoleh. Wow! Pemandangan yang tidak boleh dilewatkan. Fawwaz berdiri di ambang pintu dengan celana boxer hitam tanpa mengenakan baju. Terlihat jelas di netranya, perut kotak-kotak yang atletis membuat pikirannya travelling.

Glek

"Tahaaan... tahaan... ini adalah godaan syaiton," batin Adara. Mencoba menetralkan degup jantung dan juga hawa nafsunya.

"Jangan liatin aku kayak gitu."

"Ih pede," elak Adara.

"Siapa yang pede? Orang bener kok."

"Tau ah, aku mau mandi."

Fawwaz terkekeh, "Ck, yaudah sana."

Dengan gaun yang menjuntai Adara masuk ke kamar mandi. Ia segera menutup pintunya, bukannya langsung mandi Adara malah bersandar di pintu sambil memegangi dadanya yang berdegup kencang.

"Ya Allah... kok aku jadi takut."

Adara berjalan ke wastafel, melihat dirinya di cermin. "Tenang Daraa... jangan mikir yang aneh-aneh."

Love Story of the Twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang