3_ My Sadness Cause You

106 16 10
                                    


__@Sebelumnya@__

"Halaahh, gaya2an deh bilang ogah. Padahal tiap hari juga kamu bilang ke abang kalo kamu pengen punya cowok itu kayak abang. Terus kamu juga pernah bilang, kalo seandainya kita bukan saudara pasti kamu bakalan kejar abang sampe dapet." Jelas Jaya panjang lebar, membuat sang adik tersipu malu.

"Iihh Bang Jay, itu kan udah lama banget. Koq masih inget sih?" Heran Aya.

"Ya masih lah.." setelahnya, Jaya pun tertawa puas dan berlari meninggalkan sang adik.

___@@@___

Minggu sore hari, Aya terlihat sibuk seorang diri di taman kota yang seringkali ia kunjungi akhir2 ini bersama sang kakak. Tapi untuk hari ini, ia putuskan pergi seorang diri. Dan disana Aya sudah menetapkan pilihan pada sebuah bangku taman bercat putih, berhias ukiran sederhana tapi indah menurutnya. Ia lantas membuka tiap lembar buku diary lama yang entah sejak kapan dijadikan tempat mencurahkan isi hati.

Tidak ada yang tau kalau buku itu diam2 selalu Aya bawa setiap ia ingin. Gadis itu sama sekali tidak memberi tau sang ibu atau pun kakak kembarnya sekalipun.

Plug!

Tangan Aya terhenti untuk menulis, ketika sebutir air menjatuhi lembar halamannya tiba2 menciptakan lingkaran basah pada kertas putih miliknya. Aya lantas mendongak guna menyaksikan langit sore yang mendadak berwarna gelap. Ditambah lagi hembusan angin sepoi yang menusukkan rasa dingin ditubuh mungil berbalut kaos lengan pendek itu. Aya juga bisa merasakan rintik hujan kian bertambah jumlahnya saat mengenai salah satu telapak tangan yang ia tengadahkan.

"Aduh,, harus cepet2 pulang nih. Bentar lagi mau hujan," ucapnya pada diri sendiri.

Dengan gerakan tergesa, gadis itu pun segera mengemasi beberapa buku pelajaran yang ia bawa kedalam dekapan. Cepat2 ia berlari kecil menuju sepeda kayuh yang ia parkir tak jauh dari tempatnya tadi.

Sementara itu, seseorang tampak berjalan menuju tempat dimana gadis bernama Aya duduk dengan beberapa buku. Orang itu tidak sengaja lewat ketika dilihatnya sosok gadis berlari dari sana dengan terburu2. Tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatiannya. Karena saat ini sepasang mata itu justru tertuju pada sebuah buku tebal berwarna biru milik gadis itu yang tertinggal. Dan kelihatannya dia juga tidak menyadari hal itu.

Tanpa menunggu lagi, tangan besarnya terulur untuk meraih buku tersebut karena sebentar lagi hujan akan bertambah deras. Orang itu berlari menuju parkiran tempat ia memarkirkan mobil, dan meluncur bersama mobil itu meninggalkan taman kota bersama derasnya hujan.

____

"Ay,,, dari mana aja kamu, jam segini baru pulang? Basah2an lagi," teguran sang ayah kontan membuat tubuh gadis mungil itu terlonjak kaget dan diam ditempat.

Aya berbalik dengan wajah takut kalau2 ayahnya akan marah. Apalagi kalau sampai pria itu melihat buku yang Aya bawa dibalik buku² pelajarannya.

"Ee itu pa, tadi Aya abis belajar ditaman sebentar buat refresh dikit." jelas Aya seraya menunduk.

"Tumben kamu dek, belajar ditaman nggak ajak² abang. Mau ketemu sama cowok ya??" Ceplos Jaya yang menyambar pembicaraan ayah dan anak tanpa permisi.

"Ih, bang Jay apaan sih? Main tuduh Aya kayak gitu. Aya nggak suka ya?!" ketus Aya, yang memang paling tidak suka kalau dikatai ketemu cowok. Aya kan masih pengen fokus sekolah, fikirnya.

"Terus kenapa kamu jawab pertanyaan Papa tapi nggak mau liat kesini??" Pertanyaan Rizal seketika membuat Aya menatapnya cepat, dengan menggigit bibir bawah.

Dear BJ "My SADNESS season 2" //Slow Update//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang