___@Sebelumnya@___"Sebenernya siapa sih yang dia maksud pake inisial kayak gini? Heran deh gue," gumam seseorang yang entah bagaimana ada selembar kertas sobekan digenggamannya saat ini.
___@@@___
"Bang Jay, Ay hari ini ijin pulang telat ya? Ada jam tambahan dari dosen." lapor Aya pada abangnya ketika keduanya berada diparkiran kampus, sementara Jaya yang sudah siap mengenakan helmnya.
"Iya, ntar jemput ata__"
"Nggak usah aja. Hehee..." Sela Aya, yang kemudian menunjukkan deretan gigi bersihnya.
"Kok cepet gitu jawabnya, udah nggak mau dijemput sama Abang ya?" Jaya memicingkan sebelah matanya pada sang adik, karena tingkahnya yang akhir2 ini aneh menurutnya.
"Hah? Ng-nggak, bukan gitu." sangkal Aya gelagapan.
"Emang ntar mau ngapain lagi? Atau mau balik sama siapa? Naik apa?" tanya Jaya berruntun, seakan adiknya itu mau tak mau harus menjawab semuanya sekaligus.
"Eh kok Bang Jay nanyanya gitu banget??"
"Possesive." desis Aya lirih, namun masih bisa didengar oleh telinga sang kakak.
"Mana ada gue possesive?" Tanya Jaya. Ia lantas menonyor jidat Aya ke belakang, hingga si empu mengaduh tak terima. "Harusnya tuh kamu sadar, masih punya abang yang peduli dan perhatian. Bukannya bersyukur, malah ngatain."
"Duuh iya iya, abangku yang ganteeeeng. Tapi nggak di tonyor juga kan kepala Aya. Sakit tau," sungut Aya seraya memajukan bibirnya karena sebal.
"Coba mana liat yang sakit, biar Abang usap² biar ilang sakitnya." alih2 membujuk, Jaya malah dengan sengaja mengacak² rambut hitam setengah pirang milik adiknya itu. Sehingga lagi lagi si empu pun menampakkan raut wajah kesal yang bertubi².
"Iiyh ini namanya bukan ngilangin sakit, tapi Bang Jay modus mau berantakin rambut Aya..." rengek Aya dengan menjauhkan dirinya dari tangan Jaya.
"Hahahaaa... Tau aja. Yaudah Abang pulang dulu. Ntar kalo udah beres, call me baby." Jaya mengedipkan sebelah matanya pada Aya untuk menggoda gadis lugu itu.
"Huwekk!! Ogah banget," ujar Aya, dengan mengedikkan tubuhnya karena jyjyq akan perilaku Jaya dan ditanggapi kekehan dari mulut pemuda itu.
"Dah sana pegi pegi pegi!!" usirnya kemudian.
"Awas kangen loh ntar!" seru Jaya, karena Aya mulai berlari menjauh.
"Nggak bakalan." balas gadis itu dengan membalikkan tubuhnya agar bisa menatap sang kakak dari kejauhan.
Setelah motor yang dibawa Jaya menjauh, Aya langsung membalikkan tubuhnya kembali tapi mau tak mau ia malah diharuskan menabrak seseorang.
Brukk
Greb
Tubuh Aya mendadak kaku saat dilihatnya sesosok pemuda tampan kini tengah menahan beban berat tubuhnya dengan kedua tangan kekarnya agar Aya tidak jatuh ke tanah bersama pemuda itu. Keduanya saling adu tatap cukup lama, sampai akhirnya pemuda itu tersadar lebih dulu dan membantu Aya kembali berdiri dengan benar.
"Ee maaf, aku nggak tau kalo ada...."
"Iya nggak papa, santai aja. Gue juga tadi meleng jalannya." pemuda itu memotong cepat perkataan Aya.
___@@@___
Sementara itu, Jaya yang kini tengah dalam perjalanan pulangnya merasa ada yang aneh. Apa mungkin karena dirinya tidak bersama Aya yang biasa duduk di jok belakang, atau karena ada yang lain dengan tingkah gadis itu. Jaya sendiri bingung akan perasaannya yang mendadak tidak enak karena membiarkan sang adik di kampus tanpa dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/221174313-288-k397405.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear BJ "My SADNESS season 2" //Slow Update//
FanfictionSpoiler cerbung "My Sadness (cause you)" dilapak lama @Lycha_Jirra Copyright©13 Juli 2020 "Aku nggak suka aja liat Bang Jay deket sama cewek lain selain Aya." tukas Aya, dengan linangan airmata yang mulai membasahi pipi chubby-nya itu. "Kita ini sa...