__@Sebelumnya@__
"Kalian harus janji sama Mama, gak akan kasih tau Papa soal ini, ya?" Pinta Clara pada kedua anaknya.
Aya yang tak tau maksud dari permintaan sang Mama seketika bertanya dengan wajah polosnya. "Memangnya kenapa, Ma??"
Sembari mengusap lembut puncak kepala putrinya itu, Clara lantas memberitaukan alasannya. "Karena kalo sampe Papa kalian inget cerita ini, bisa fatal akibatnya."
Seketika itu, Jaya yang semula diam pun menyampaikan pendapatnya. "Maksud Mama, Papa akan kembali terpuruk seperti saat dimana Clara yang sesungguhnya itu meninggal dunia?"
Clara mengangguki ucapan putranya. "Itu sebabnya, Mama simpan buku itu serapih mungkin ditempat yang Aya temuin tadi."
__@@@__
Belajar dari masalalu adalah hal yang mendasari Clara dalam mendidik kedua anak kembarnya. Karena masalalu tidak seharusnya menjadikan lemahnya seseorang, melainkan menjadikan orang tersebut semakin kuat dalam menjalani kehidupan.
"Yeayy!! Ternyata Gea juga bakalan kuliah di UMB tau bang." Ujar Aya memekik kegirangan disela kegiatan sarapan keluarganya.
Jaya yang masih sibuk mengunyah makanan itu pun hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi adiknya.
Lain halnya dengan Rizal yang jengah karena putrinya terlalu asik chattingan disela sarapan. "Aya... bisa gak sih, kamu gak berisik kalo lagi makan.? Jangan maen hp juga!"
Mendapat teguran dari sang ayah, kontan Aya pun segera meletak ponselnya diatas meja dan melanjutkan sarapan.
"Sini Hp kamu!" Perintah Rizal seraya menengadahkan telapak tangannya.
"Buat apa, Pa??" Tanya Aya cemas. Takut kalau hpnya akan disita sang ayah.
"Buru siniin." Kali ini Rizal berucap lebih lembut namun tetap tegas.
Sementara Aya justru menggenggam erat ponsel miliknya dan mendekapnya didepan dada. Akan tetapi sebuah tangan dari arah belakang menyrobot benda pipih itu secara tiba-tiba, membuat Aya menoleh cepat.
"Mama..." rengeknya, memohon agar Clara tidak memberikan ponselnya pada Rizal.
Tapi reaksi Clara hanya mengisyaratkan agar putrinya tetap tenang dan melanjutkan sarapan, sedangkan dirinya melirik kearah Rizal.
"Udah Pa.. biar Mama yang simpen hp Aya selama dia makan. Jangan terlalu keras lah sama anak." Ujar Clara yang terkesan seperti mengingatkan itu.
Rizal hanya menghela nafas pasrah kalau kalimat seperti itu keluar dari bibir Clara. Ia ingat betapa dulu dirinya menjadi anak yang terlalu penurut, kemudian berusaha melawan, tapi ujung-ujungnya menurut lagi. Karena sikapnya itulah Tuhan menegurnya meniadakan wanita yang amat sangan Ia cintai dimasa lalu.
Mengetahui perubahan sikap sang suami, Clara lantas mengambilkan tas kerja milik Rizal lalu menghampiri suaminya yang sudah selesai sarapan itu.
"Kamu udah harus kerja kan, sekarang.." Ujar Clara seraya membenahi dasi yang Rizal kenakan.
Rizal mengangguk iya. Lantas ia pun mengambil alih tas ditangan sang Istri, sebelum akhirnya mengecup kening Clara sekilas.
"Udah ganteng belum?" Canda Rizal, membuat Clara ingin tertawa detik itu juga. Tapi tidak Ia lakukan.
Hingga akhirnya, Clara pun menjawab dengan menahan senyum. "Iya.. udah koq."
"Kamu kan emang selalu ganteng." Bisiknya kemudian, tepat ditelinga Rizal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear BJ "My SADNESS season 2" //Slow Update//
FanfictionSpoiler cerbung "My Sadness (cause you)" dilapak lama @Lycha_Jirra Copyright©13 Juli 2020 "Aku nggak suka aja liat Bang Jay deket sama cewek lain selain Aya." tukas Aya, dengan linangan airmata yang mulai membasahi pipi chubby-nya itu. "Kita ini sa...