___@Sebelumnya@___"BJ??? Siapa BJ? Ck ada² saja gadis ini, nggak jelas." desis nya. Tapi kemudian, tiba² ada hal yang membuat ia berfikir.
"Eh tapi, ini foto lama. Terus kenapa sekarang buku ini jadi mikik seorang gadis remaja? Ngeliat muka dia aja tadi nggak,, jadi gimana gue balikin ini buku?"
___@@@___
"Aduh gawat nih, kalo nggak ketemu. Dimana ya, kira²??"
Dimalam hari usai makan malam keluarga, Aya menyempatkan dirinya mendatangi taman tempat ia belajar siang tadi. Ia baru menyadari saat berada dikamarnya, kalau buku diary milik mendiang Clara tertinggal ditaman.
Aya sungguh merutuki keteledorannya sendiri. Bagaimana jika mamanya menanyakan dimana buku itu? Dan jika mamanya tau buku itu hilang karena kecerobohannya, apa yang akan terjadi nanti?
"Uuh ya ampun! Gue bener² bodoh bodoh bodoh, bodoh banget." gadis itu menangkup wajah dengan kedua tangannya, sekaligus mendudukkan diri dibangku taman itu.
Merasa lelah mulai menjalari tubuh dan otaknya, ia pun bangkit dan berjalan lunglai meninggalkan taman. Tapi tiba² seseorang mencekal pergelangan gadis itu, membuat Aya berbalik karena tarikan kerasnya. Sepasang mata itu sontak bertemu dengan manik indah Aya yang melebar sempurna karena terkejut.
"Bb bang Jay???" heran Aya sekaligus tergagap, setelah wajah keduanya mendekat dan wajah si penarik terkena sorot lampu taman.
"Ngapain kamu kesini?" Jaya balik menanyai sang adik dengan gurat wajah penuh tanda tanya. Pasalnya sikap Aya hari ini sangat aneh menurutnya, dan tak seperti biasa.
Apakah Aya masih normal? Fikiran itu sempat terbesit dalam benak remaja lelaki berparas tampan yang tak lain adalah kakak kembar Aya.
"Hari ini kamu kenapa sih de, aneh banget." Ujar lelaki itu pada sang adik.
"Aya nggak kenapa kenapa kok bang, bang Jay aja yang terlalu merhatiin Aya dari tadi. Makanya kerjaannya curiga terus," elak Aya semampunya. Tapi bukan Jaya namanya kalau tidak bisa membaca kekalutan gadis kecil didepannya ini.
"Abang tau kamu lagi nyembunyiin sesuatu. Apa??" Susah payah gadis itu menelan saliva, karena tatapan tajam dan dalam dari Jaya.
Aya benar² seperti diruang interogasi polisi, dan dimintai keterangan atas peristiwa yang terjadi. Hanya saja yang Aya hadapi saat ini kakak kandungnya sendiri. Jaya terlihat sangat ingin tau apa yang tengah Aya sembunyikan, sementara Aya bingung harus memulai dari mana.
"E e itu ... Tadi sore Aya njatohin bolpen kenang²an yang pernah bang Jay beliin waktu kita liburan dirumah nenek," jelas Aya berbohong. Ia bahkan tidak berani menatap sang kakak yang masih menatap tajam kearahnya.
Entahlah, apakah kakaknya itu akan percaya dengan alasan palsu yang ia buat atau justru sebaliknya. Yang terpenting, Aya tidak ingin kakaknya sampai tau mengenai hilangnya buku diary yang ia bawa keluar sore tadi. Terlebih didalam sana ada sesuatu hal yang Aya tidak ingin siapapun tau, termasuk kakak kembarnya sendiri. Aya akan menyelesaikan pencarian buku itu sendiri saja, itu yang ia rencanakan.
Tawa menggelegar dari mulut Jaya seketika membuyarkan lamunan singkat Aya yang kini masih diliputi rasa khawatir juga cemas. Gadis itu juga merasa heran dengan apa hal yang kakaknya tertawakan, sampai harus membuyarkan lamunan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear BJ "My SADNESS season 2" //Slow Update//
Fiksi PenggemarSpoiler cerbung "My Sadness (cause you)" dilapak lama @Lycha_Jirra Copyright©13 Juli 2020 "Aku nggak suka aja liat Bang Jay deket sama cewek lain selain Aya." tukas Aya, dengan linangan airmata yang mulai membasahi pipi chubby-nya itu. "Kita ini sa...