Chapter 03

4.6K 481 15
                                    


"P'Miu apakah kau yakin aku sudah mati?" Tanya Gulf

"Entahlah, yg jelas gua bodo amat" ujar Mew, lalu pergi membeli minuman

Gulf menatap sendu kearah Mew yang sudah pergi meninggalkan nya di bangku taman.

"jika aku pergi apa kamu sedih?" Tutur pelan Gulf

.

.

.

Mew dan Gulf pun kembali ke Rumah Mew yang berada di kota karena hari sudah menjelang malam akan berbahaya jika berkendara malam terutama "Mereka" akan aktif di malam hari itu sangat mengganggu penglihatan Mew.

Kringg !!

Mew melihat sekilas layar ponselnya yang bertulisan "PAPA" tengah menelpon nya.

"halo pa"

"Halo nak, kamu bisa pulang hari ini?"

"Aaa bisa kok, ini aja lagi jalan pulang"

"Baiklah kamu segera pulang ya, ada yang menunggu mu di sini"

Mew terheran mengapa Papa nya menyuruh nya pulang dan. . . Apa tadi? Ada yang menunggunya? Yang benar saja.

10 menit pun berlalu, akhirnya Mew sudah berada di halaman Rumahnya. Ia melihat ada banyak sepatu di sana dan. . . Mengapa ada sendal perempuan?

"Papa , Mew pulang"

Sontak seluruh tatapan mengarah ke Mew, dan Gulf yang masih di dalam mobil menyadari jika Mew sudah turun. Gulf yang masih mengantuk akhirnya menembus pintu mobil dan ikut masuk ke dalam rumah tersebut.

"Perkenalkan, ini Mew Suppasit anak pertama saya dan Mew perkenalkan ini Love Pattranite Limpatiyakorn anak dari teman bisnis papa kamu"

Love yang malu malu tersenyum ke arah Mew, Mew canggung ia bukan nya tidak suka pada Love namun dia tidak menyukai Wanita.

Mew mendekat kan mulutnya ke arah telinga papa nya, "pa, ini kenapa?"

"papa ingin menjodohkan kamu padanya Mew mengertilah"

"Pa, tapi kan papaa tau kalo aku tidak menyukai Wanita"

"Pasti gara gara art kan? Mew ayo lah coba dekat dengan nya"

Mew menghela nafas kasar lalu berdiri meninggalkan ruang tamu, pendengaran nya ia tulikan saat papa nya memanggil namanya berulang kali. Ia belum bisa menghapus nama "Art" dari pikiran nya dan Mimpi mimpi buruknya belum hilang.

"P'Miu. . ." Panggil pelan Gulf

Mew yang sudah malas menanggapi bahkan untuk sekedar mengobrol hanya terdiam menatap luar balkon. Pintu kamarnya terkunci rapat, penerangan di kamarnya di matikan yang tersisa hanyalah cahaya rembulan.

Rembulan tempat ia bertukar pikiran, menikmati angin yang berhembusan tanpa menggubris apapun.

Gulf terbang mendekat lalu memeluk erat Mew dari belakang, "Terimalah ajakan papa mu, kamu pasti bisa aku ada di sini buat mu bersandar ketika mimpi buruk mu melanda"

Mew masih belum ingin berbicara, "Kamu pantas untuk mendapatkan pendamping, jangan terpaku pada masa lalu. Coba dekat dengan nya selama 3 hari"

Gulf mengecup pipi Mew tanpa sadar Mew menariknya lalu memeluk erat Gulf.

"gua bukan nya gak mau tapi. . ."

Mew menangis di dekapan Hangat Gulf, Gulf membiarkan yang tua menangis di hadapan nya, semua orang berhak menangis, semua orang berhak berkeluh kesah dan membutuhkan ruang sendiri.

GHOST [ MEWGULF ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang