Since u're here, so enjoy
_______________________________________|Esoknya, sebelum jam pulang|
"Partner?" Tanya Ara, memastikan ia tidak salah dengar pada kalimat Jisung yang saat ini berdiri di hadapannya.
"Buset lama-lama leher gue sakit gegara ni anak." Batin Ara sembari memijat tengkuknya. Bagaimana tidak, tinggi Ara yang saat ini mengharuskannya menoleh ke atas untuk menatap Jisung sembari bicara.
"Graduation ceremony, competition, and more." Jawab Jisung singkat dengan sorot matanya yang memberikan kesan ✨dingin✨
"Bro i just got in, for real?" Balas Ara yang secara tidak sadar ikut berbahasa Inggris karenanya.
"Senin, Rabu, Jumat, ruang club, jangan lupa, gue duluan." Itulah jawaban Jisung, singkat, padat, jelas. Kadang Ara berpikir, apa itu anak suka mata pelajaran Bahasa Indonesia ya?
"Iya! Hati-hati!" Balas Ara agak nyaring agar Jisung mendengarnya.
"Hati-hati biar gak kena sial gegara ngadepin gue kek tadi." Lanjut Ara yang lagi-lagi memasang ekspresi malasnya.
Apa itu ketenangan? Hidupnya tidak akan tenang selama Nona Hiperaktif dan Abang rasa Bocah ada di sisinya. Hari itu Ara menaiki bus untuk pulang. Tak berselang lama ketika ia hampir sampai di halte, dua bocah tak karuan datang menghampirinya.
"Ara!"
"Ara!"Seru keduanya serempak di telinga kanan dan kiri Ara.
"Apaan!"
"Naik bus kan? Yaudah bareng sama Hyunjin!" Seru Yeji sembari tos ala-ala dengan Hyunjin di belakang Ara. Sedangkan gadis itu matanya terkunci dengan sosok Jisung di depan, berjalan dengan penyuara telinga (earphone) tanpa menoleh ke manapun.
"Perasaan gue aja atau tu anak dingin banget kayak batu es baru diangkut dari kutub utara?" Batin Ara yang spontan melipat tangannya di dada.
"Eh bentar ya!" Ujar Hyunjin yang menyusul Jisung di depan. Setelah Hyunjin pergi, ada mulut yang mendekati telinga Ara.
"Lu serius jadi partner dia?" Tanya Yeji yang nampak penasaran
"..yes?" Jawab Ara yang terheran.
"Gila! Pasti banyak yang iri sama lu, ra! Apalagi pas lu nanti dance couple sam--" Girang Yeji yang entah terdengar oleh mereka atau tidak, yang jelas Ara sontak membungkam mulut itu dengan permen.
"Iyain deh iyain, btw tumbenan lu pulang jam segini? Biasanya nongkrong di cafe dulu?" Heran Ara yang baru sadar.
"Yaa~ gimana ya? Duit gue habis beli buku, hehe." Jawab Yeji dengan matanya yang berkedip-kedip pada Ara. Gadis itu langsung paham dengan gelagat sang sahabat.
"Noh, sono beliin gw juga, lu naik bus berikut nya aja, gue tungguin di apartemen." Setelah mendapat amanah, maksudnya uang dan titipan Ara, Yeji langsung berlari menuju kafe favoritnya.
.
.
.Ah benar, Ara sudah tinggal di unit apartemen sejak masuk SMA. Unit itu tidak begitu besar, cocok untuk dirinya yang mendiami seorang diri.
Sekitar 20 menit adalah waktu yang pas untuk membersihkan diri dan membereskan barang-barangnya setelah pulang sekolah. Ia mengerjakan tugas sekolah sembari menunggu Yeji yang hampir sampai.
Ting..
Sebuah pesan anonim masuk di gawai (hp) Ara.
______________________________________
P
17.00
Siapa?
17.01
Partner
17.01
ok, gue save
17.01
Hm
17.02
______________________________________Dan dari momen itulah Ara benar-benar sadar seorang Park Jisung yang dingin bin datar. Tapi ya, Ara tidak mau menarik kesimpulan secepat flash. Dia baru mengenal orang itu kurang dari satu minggu dengan interaksi yang minim. Bisa saja Jisung tidak sepenuhnya begitu.
Siapa tahu Sipaje (Singkat Padat Jelas, nama yang diberikan Ara sesaat setelah percakapan di gawai tersebut) memiliki sisi yang lebih baik dibandingkan yang ia tahu saat ini.
Dalam sekejap Ara menutup gawainya berbarengan dengan Yeji yang baru saja sampai. Toh dia tak terlalu peduli bagaimana kelanjutannya. Yang penting tugas Bahasa Indonesia miliknya selesai.
______________________________________Vote brodi
ThanksNext↓↓↓
KAMU SEDANG MEMBACA
Husbu Rasa Bestie | Park Jisung
FanfictionGimana kalo kalian punya Husbu/Husband rasa Bestie? Coba deh tanya sama Ara, soalnya dia....Baca aja dulu→_→