Husbu Rasa Bestie | Park Jisung

05 - Before D-Day

Since u're here, so enjoy
_______________________________________

Sangat banyak hal yang perlu dipersiapkan dengan matang untuk sebuah pernikahan. Mulai dari mencari tempat acara, fitting gaun nikah, menyebar undangan, dan banyak hal yang lain. Mengurus semua itu cukup untuk membuat kepalamu panas dan berasap.

Apalagi untuk calon mantu kita ini yang menikah diusia muda, Ara dan Jisung masih memiliki jiwa anak muda yang dalam masa mencari jati diri. Untungnya kedua pihak keluarga dengan senang hati mengurus masalah itu, bukan berarti Ara dan Jisung hanya duduk manis.

Seperti hari ini, mereka sedang memindahkan barang-barang ke rumah baru yang akan menjadi rumah pasangan baru kita, ya, rumah mereka.

Gedubrak! Suara barang jatuh yang nyaring spontan membuat Jisung terbirit menuju asal suara.

"Aman bang?!" Tanya Jisung sembari mengulurkan tangan pada seorang laki-laki yang baru saja tersandung saat membawa kardus berisi barang.

"Encok gak bang?" Celetuk Ara yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Dipikir ajalah." Sahut Jaehyun, kakak laki-laki Ara yang selisih 4 tahun darinya.

"Ini taruh di mana, Ji?" Tanya seorang laki-laki yang juga mengangkat kardus berisi barang.

"Dapur bang." Jawab Jisung. Itu Jimin, kakak laki-laki Jisung dengan selisih umur 7 tahun. Karena kardus yang di bawa Jimin cukup besar hingga menutup pandangan, selama mengantar barang itu ke dapur ia terus menabrak dinding, pintu, dan meja. Membuat Ara dan Jisung menggeleng-geleng.

"Nah, udah semua kan?" Tanya Jaehyun yang sedari awal membantu mereka berberes di rumah baru.

"Clear, bang, thanks!" Balas Jisung sembari menyeka keringat di dahi.

"Oh iya, nanti ada yang anter paket kesini, anggap aja hadiah dari gue buat pindahan kalian." Ujar Jimin yang berkacak pinggang.

"Wihh! Makasih banyak loh bang!" Sahut Ara yang senang dan mendapat kedipan mata dari Jimin.

"Eh duluan ya, Jae! Gua ada meeting soalnya."

"Iya tiati!"

Jimin pun pamit dan melaju meninggalkan mereka.

"Yasudah, abang pulang dulu, nitip ya, Ji." Ujar Jaehyun sembari menepuk bahu Jisung.

"Laksanakan." Sahut Jisung.

"Dih, pulang paan, jemput pacar pasti." Celetuk Ara yang nampaknya sangat mengenal kakak satu-satunya itu.

"Bocah cepet nikah aja lu, serah gue lah, dah." Balas Jaehyun yang beranjak meninggalkan mereka berdua. Biar kalian tahu, cuaca di waktu siang ini panasnya cukup ekstrim sampai Ara berdiri hampir 10 menit di depan kipas angin.

"Gantian dong!" Ujar Jisung yang ikut berdiri di depan kipas angin.

"Woy di dapur juga ada tuh, sana-sana!" Usir Ara pada calon suaminya itu.

"Aku? Menjauh? Tidak mung--" Belum selesai ia berucap, Ara menjauh dari sana dan berbaring di sofa ruang TV.

"15 menit bangunin ya!" Pinta Ara yang dalam hitungan detik langsung tertidur, meninggalkan Jisung yang ternganga dengan kelakuannya.

Waktu berlalu, namun Jisung yang diberi amanah untuk membangunkan Ara itu saat ini hanya menatap wajah polos Ara yang tertidur.

"Boro-boro dibangunin, ini mah diangkat pun gak sadar." Gumam Jisung tepat di depan wajah Ara, meninggalkan tawa kecil di wajahnya.

|15.00|

"Park Jisung!"

"Yes, princess?" Sahut Jisung yang bersender di palang pintu. 

"Damn nge-spawn ni anak." Batin Ara yang terheran.

"Mindahin gue lu ke sini?" Tanya Ara yang tahu-tahu bangun di atas kasur kamarnya.

"Gak, tadi orang utan yang pindahin lu."

"......"

"Ya gue lah, masa iya lu jalan sendiri?" Lanjut Jisung yang berkacak pinggang.

"Latihan gendong bridal style lu?" Heran Ara yang beranjak dari kasur dan bercermin di depan meja rias.

"Anggap aja angkat beban." Sahut Jisung seraya melirik ke jam dinding di kamar Ara.

"Buset lama bener ni anak tidur siang." Batin Jisung.

"Enak aja! Gue ringan kali! Turun 6 kilo nih gue!" Kesal Ara yang tak terima. Sementara Jisung cekikian di tempatnya. 

Pikir sendiri aja deh bagaimana kekacauan yang terjadi di rumah itu kedepannya. Lama-lama tetangga komplain ada gempa tiap hari.

_______________________________________

Vote brodi
Thanks

Next↓↓↓