Chapter 4

437 31 0
                                    


Happy Reading!
_______________________

Tak beberapa saat, pintu terbuka, masuklah Sakura yang dipapah oleh Jugo. Melihat itu, Temari bergegas berdiri.

"Sakura!"
Temari menyambar tubuh lemah Sakura. "Kau tak apa?"

"Hm, jangan khawatir."

Tatapan Temari beralih ke Jugo; ia kenal dengan dia. Tidak untuk diingat siapa dia.

"Huh! Sakura, kita harus segera pergi dari tempat ini."

"Eh, tapi..." Belum selesai Sakura berbicara, tubuhnya tak seimbang karena Temari menariknya terlalu kuat, hampir saja membuat tubuh Sakura jatuh.

Grab!

"Sebaiknya kau melihat kondisinya dulu."
Sebuah suara dari belakang sana membuat Temari mengalihkan perhatian.

Oh, dia orangnya, yang membawanya ke tempat sialan ini. Temari meledak-ledak dalam batinnya.

"Jangan menatapku seperti itu. Aku tidak ada pilihan lain selain membawamu ke sini," ucap Shikamaru dengan nada bersalah.

Temari menghela napas menarik tangan Sakura, tetapi dicegah oleh sosok hitam di sebelahnya.

"Aku akan mengurusnya, tidak akan terjadi apa-apa. Lebih baik kau melaporkan misi itu," ucapnya acuh.

"Kau--"
Temari mengeratkan genggaman tangannya, tetapi sebuah tepukan di bahunya membuatnya luluh dan mau tak mau harus segera melakukan tugasnya.

"Ukh, aku akan pergi sebentar, Saku. Tapi kalau ada apa-apa, jangan ragu untuk tendang 'itu' saja." Temari mengacungkan jempol dan kilatan di matanya.

Ucapan Temari hanyalah ejekan semata; bagaimanapun Sakura bisa menjaga diri dengan kemampuannya.

Sakura tersenyum dan meyakinkan temannya itu. "Ya, aku akan baik-baik saja. Temari lah yang harus selamat sampai tujuan."

Temari akhirnya keluar dari tempat itu dan berada di tengah hutan.

"Tempat sialan, orang-orang bodoh! Takdir apa yang sedang dimainkan!" Umpat Temari menatap ke langit sambil menunggu Shikamaru yang masih di belakang.

.

.

.

Bagi Sakura, dibutuhkan dua sampai tiga hari untuk menyembuhkan luka-lukanya, tetapi kali ini ia dibuat bingung karena keesokan paginya ia sudah merasa sangat baik. Ia sedikit melakukan peregangan; tulangnya terdengar bergemeletuk. Setelah itu, ia berpikir untuk menemui orang yang menolongnya.

Tapi dilihat lagi, tak ada satu pun orang di sekitarnya. Ah, membosankan. Di mana orang-orang kemarin yang berada di sini? Berjam-jam lamanya ia menatap keluar jendela, mengelilingi kamar. Akhirnya, ia memutuskan!

Pintu dibuka, Sakura memberanikan diri berjalan-jalan. Lagipula tak ada orang di sini. Dengan bersenandung ria sambil berlari kecil.

Andai saja ia tahu setiap gerak-geriknya diketahui oleh seseorang di atas pohon tinggi di sana, ia pasti akan menarik kata-katanya.

Sosok itu selalu mengikuti Sakura dari pergi ke taman bunga sampai jembatan yang letaknya cukup jauh dari kamarnya. Ia juga sempat bermain air di kolam ikan. Lalu bermain dengan beberapa burung di ranting pohon.

Sret!

Sosok seperti bayangan itu menetap di atas pohon, bersandar di sana sambil melihat Sakura yang mengobati seekor burung yang sayapnya terluka.

Melihat itu membuat sosok itu mengingat masa lalu.

.

.

Slice of Life [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang