End

442 15 1
                                        

Sebelum dimulai, saya ucapkan terimakasih telah membaca Slice Of Life. Ini bukan chapter akhir dari Slice Of Life. Masih ada satu chapter lagi sebagai penutup manis untuk Sasuke dan Sakura.

Jadi, selamat membaca(≧▽≦)


Happy Reading!

_________________________________

Semuanya bersorak kemenangan. Semua klan mengadakan perayaan besar-besaran, bukan hanya untuk menyegel makhluk itu, tetapi juga memusnahkannya. Ancaman dunia telah dihapuskan, dan mereka bergembira akan hal tersebut.

Demikian ramai gerbang perbatasan dibuka dan kini perbedaan antara manusia dan siluman dihapuskan. Kini adalah masa revolusi perdamaian. Kuil suci kembali menjadi pemimpin, dibantu oleh wakil dari setiap klan.

Cahaya lampu menerangi seluruh tanah di sana. Hangat bahagia tak bisa dikeluarkan hanya dengan rasa syukur.

Tak ada satupun yang mengingat jasa sosok yang mereka lupakan. Pahlawan yang merelakan hidupnya; benar, itulah takdir dari si gadis takdir.

Tik tik tik

Hujan tiba-tiba mengguyur sepanjang parade. Sudah satu abad lamanya. Tanah yang ditumbuhi pohon yang menjulang kini digantikan pemukiman penduduk. Tanpa pandang ras dan jenis, mereka semua segera mencari tempat berteduh.

"Ku kira ini perayaan didirikannya Kekaisaran. Tapi, ternyata ini perayaan kemenangan."

"Apa yang kau tahu? Kau hanya bocah ingusan yang senang karena banyak makanan di sini."

"Apa maksudmu?! Kau lah yang mengajakku ke sini..."

"Hey...!!"

Bising dari arah sana membuat sosok itu mendengus, alisnya berkerut seolah merasakan ketidaknyamanan.

"Sudah ribuan tahun lamanya, bukan? Sasuke?"

Naruto melirik pria di sebelahnya. Temannya itu keberadaannya sudah seperti angin, yang tak jelas perginya ke mana. Sasuke, dengan pandangan kosong, seolah melamun jauh dari keramaian, tangan kanannya menyentuh dagunya, menunjukkan tanda kebimbangan.

"Memangnya kenapa?" jawab Sasuke dengan nada datar, meskipun dalam hatinya terasa ada beban yang menghimpit.

"Kau menetaplah di sini, aku akan urus kebutuhanmu. Sebentar lagi akan ada pergantian posisi pemimpin. Apa kau tidak berpikir untuk menemui salah satu dari mereka? Setidaknya biar semua tahu, pahlawan mereka masih hidup sehat bugar begini."

Menghela napas panjang, Naruto berdiri, gerakannya cepat dan penuh semangat. "Aku harus kembali, pekerjaanku masih banyak."

"Heh, sok sibuk. Bagaimana Hinata mau dengan rubah seperti mu?"

"Jangan bawa yang lalu. Aku lebih baik daripada dirimu yang tak punya pasangan."

Oops, Naruto harus segera pergi sebelum Sasuke membalasnya.

"Orang gila itu," bergumam Sasuke sambil menggelengkan kepala, terasa ada tawa sinis yang terpendam di sana.

Sasuke melepas gelarnya dan membiarkan siapapun untuk menggantikan posisinya. Ternyata, Jugo yang bersedia dan pekerjaan yang dijalankannya sangat bagus.

Sekarang, dia mengembara memutari bukit di sana tanpa tujuan, langkahnya terasa berat, seolah mengangkat beban yang tak terlihat.

Ceplak ceplak ceplak

Duar!

Suara ledakan besar di sana membuatnya berhenti, tubuhnya terloncat sedikit.

"Kyyaaa, bandit datang!"

Slice of Life [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang