Chapter 1

3.3K 325 14
                                    

Pagi itu sebelum bel berbunyi, siswa kelas 1A dari departemen hero SMA UA sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Kebanyakan dari mereka berkelompok dan membicarakan bermacam topik sesuai minat. Tak terkecuali pemuda manis nan mungil berambut hijau yang sangat bersemangat membicarakan sesuatu bersama kelompok kecilnya. Pemuda tersebut bernama Midoriya Izuku. Seperti biasa, ia duduk di bangkunya dan dikelilingi oleh tiga teman terdekatnya. Hal tersebut sudah menjadi rutinitas mereka sebelum pelajaran dimulai.

Ketiga temannya tersebut ialah Uraraka Ochako -teman wanita pertamanya di SMA- yang duduk di meja Izuku, Iida Tenya -si ketua kelas yang selalu tampak kaku namun peduli terhadap teman- yang duduk di kursi seberang kanan Izuku, dan Todoroki Shouto -pangeran tampan dan panas namun dingin seperti es- yang duduk di setengah porsi dari kursi Izuku.

Iya satu kursi berdua dengan Izuku. Entah kenapa Todoroki kekeh untuk berbagi kursi dengan Izuku walaupun masih ada kursi kosong yang bisa dipakai. Namun hal itu tak membuat Izuku risi karena ia senang bisa lebih dekat dengan Todoroki yang notabenenya anggota baru kelompok pertemanan mereka. Todoroki di sisi lain juga senang, karena ia ingin dekat-dekat Izuku dengan alasan yang berbeda.

Mereka berempat terlihat asyik membicarakan video hero baru yang kemarin melawan sekelompok perampok bank. Walau sebenarnya yang banyak bicara hanya Izuku dan Uraraka saja. Iida hanya menambahkan beberapa komen atau opininya sedangkan Todoroki hanya diam mendengarkan mereka, khususnya Izuku.

"Benar sekali Uraraka-san! Cuma dalam 1 menit semua perampoknya berhasil ditangkap. Aku sudah 10 kali lebih mengulang videonya tapi masih kaget tiap lihat." seruan Izuku tersebut dibarengi dengan senyum dan kedua bola mata yang bersinar-sinar. Todoroki yang memerhatikannya pun mengulum senyum tipis.

"Astaga Deku-kun, apa kamu ga bosan nonton berkali-kali? Tapi memang keren banget sih, aku ingin belajar martial arts yang para hero pakai pas nangkep mereka." kata Uraraka yang tak kalah bersemangatnya dengan Izuku.

Saat Iida ingin berkomentar tentang bagaimana strategi yang para hero itu lakukan, pembicaraan mereka terhenti karena pembicaraan dari depan bangku Izuku yang semakin mengeras volumenya.

"Pulang sekolah aja nanti, kalau nunggu weekend kelamaan. Ga sabar nih nyobain chocolate pancake yang katanya enak banget." suara itu milik Kaminari Denki yang terlihat memohon pada teman-temannya.

"Tapi ini hari Senin, jam pulang kita lebih lama dari hari yang lain. Besok aja perginya." saut Ashido Mina diikuti anggukan Sero Hanta yang tampak setuju atas ucapannya.

"Yaampun, cuma beda 30 menit dari biasanya. Ayolah guys, ini kafe baru. Keburu rame kalo ntar-ntar." rengek pemuda berambut kuning dengan simbol petir hitam tersebut.

"Justru kalo lo datengnya awal-awal ya malah rame lah begok! Otak dipake woy buat mikir." teriak Bakugou Katsuki si bom berjalan yang kebetulan teman kecil Izuku.

"Hah? Bukannya kalau kafe baru itu ga banyak pengunjung ya?" kata Kaminari dengan muka bodoh weeyy nya.

"Itu kalau kafenya biasa aja. Tadi kata lo pancakenya terkenal kan? Berarti banyak yang penasaran buat nyoba juga. Itu maksud Bakubro." jelas Kirishima Eijiro pada temannya yang agak susah mengerti.

"Nahh iya tuh bener kata Kirishima. Besok aja udah gapapa kali." Sero pun membubuhkan komen afirmasi bagi penjelasan Kirishima. Namun yang dijelaskan malah tak terima. Kaminari terus merengek pada keempat temannya dengan alasan kalau ga hari ini, gue bisa mati penasaran nanti. Ashido, Sero, dan Kirishima yang menjelaskan berulang kali alasan-alasan mereka tak bisa pergi hari ini terus saja dibantah oleh Kaminari. Bakugou yang tadinya bodo amat jadi tambah kesal karena kebisingan yang ditimbulkan mereka. Ia tak mau mendengarkan omong kosong para pemain tambahan tersebut.

"DIEM BISA GA SIH?! GITU AJA DIRIBUTIN, LO PERGI SENDIRI BISA KAN." teriaknya pada Kaminari yang disertai letupan-letupan kecil di kedua telapak tangannya, bersiap untuk menyerang jika amarahnya memuncak.

"Tapi kan ga enak sendirian ke sana, kalau lo sih udah biasa sendiri. Lo kan ga pernah jalan sama orang lain selain kita, apalagi cewek." balas Kaminari yang entah kelewat berani atau terlalu bodoh. Karena yang dihadapinya ini Bakugou Katsuki, bom berjalan yang siap meledak kapan pun dan di mana pun. Hal ini tentu saja membuat ketiga orang lainnya berekspresi ketakutan. Bahkan Izuku dan teman-teman yang lain juga ikut ketakutan serta kasihan memikirkan nasib Kaminari.

"JADI MAKSUDNYA GUE GAPERNAH PUNYA PACAR BUAT DIAJAK JALAN GITU?" letupan-letupan Bakugou pun semakin menjadi-jadi.

"Ya kan lo barbar, mana ada cewek yang mau pacaran sama lo." yap. Kayaknya Kaminari memang kelewat bodoh. Seluruh siswa kelas mereka sekarang mendengarkan pembicaraan tersebut dan berdoa dalam hati demi keselamatan Kaminari.

"SOK TAU LO! GUE ADA MANTAN." Bakugou pun menyerang Kaminari dengan quirk explosion miliknya. Setelah pipi kirinya terkena serangan pertama dari Bakugou, Kaminari langsung ditarik oleh Ashido hingga jatuh agar tak terkena serangan bom lanjutan. Bakugou pun duduk kembali di kursinya walaupun masih merasa kesal. Pasalnya enak saja si muka bodoh itu mengejek dirinya.

Siswa kelas mereka yang mendengar pernyataan Bakugou tersebut menjadi kaget. Soalnya ini si Bakugou yang mereka omongin, barbarian satu ini pernah punya cewek. Mereka merasa kasihan dengan cewek mana pun yang telah menjadi mantan Bakugou. Walaupun begitu, mereka malah kepo akan identitas si cewek. Namun tak ada yang berani bertanya karena mereka hanya akan dijawab dengan ledakan bom. Sampai-

"Jadi Bakugou-chan pernah punya pacar ya? Siapa nama ceweknya, ribbit?" siapa lagi kalau bukan Asui Tsuyu yang memecah keheningan serta melontarkan pertanyaan mematikan itu. Cewek katak itu terlampau jujur, jadi ia tak bisa menahan apa yang ingin ia utarakan. Sungguh kemampuan yang memudahkan dan mematikan. Memudahkan bagi dirinya sendiri yang akan mendapat informasi, namun mematikan bagi yang diajak bicara dan orang-orang sekitar yang juga terkena dampak apesnya.

Beberapa detik setelah pertanyaannya itu, tak ada yang mengira bahwa Bakugou akan menjawab bahkan dengan nada yang tenang.

"Pernah pas SMP. Deku kenal orangnya." yang namanya disebut pun langsung panik. Izuku tak berani menaikkan kepalanya untuk menatap 18 pasang mata yang mencari jawaban atas pernyataan Bakugou itu. Kedua pipi Izuku pun mulai memanas akan atensi yang ia terima. Semburat merah muda mulai terlihat dan semakin memerah tiap detiknya. Uraraka dan Ashido yang tak sabaran atas keheningan itu memanggil dan bertanya pada Izuku.

"Deku-kun, siapa namanya??" kata Uraraka sambil memegang kedua pundak Izuku yang menegang.

"MIDORIYAA, siapa mantan si Bakugou? Cewek mana yang pernah suka sama dia?" tanya Ashido yang sudah berada di samping kanan Izuku. Ia pun menangkup kedua pipi berbintik Izuku yang memerah agar menghadap ke arah dirinya dan menjawab pertanyaan mereka. Izuku yang mencoba menjawab malah tak mengeluarkan suara apa pun. Bibirnya hanya menganga tanpa suara dengan kedua pipi yang makin diremas oleh Ashido. Belum sempat mereka menanyakan lebih lanjut, sosok Aizawa Sensei dengan sleeping bag kuningnya muncul di depan pintu kelas mereka. Para siswa pun kaget dan segera kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

*asli, penasaran gue sama mantan ceweknya bom hidup itu* kira-kira itulah inti pikiran semua siswa 1A kecuali Bakugou dan Izuku.

*Kacchan kenapa sih ngomongin itu* sementara inilah pikiran Izuku saat ini dengan pipi yang masih saja blushing.

*mampus lo Deku* dan inilah pikiran Bakugou yang disertai senyum seringai. Memang dasar seorang sadist.





hi! ini fanfiction pertama saya. maaf jika ngga sempurna.

vote dan komen ya :) ~~ semoga kalian sukaa, happy reading

Mantan Kacchan - A Bakudeku StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang