our summer III

517 56 3
                                    

Pagi yang terik di pertengahan musim panas membuat siapapun akan malas untuk beraktivitas meski itu untuk berlibur sekalipun.

Dan Johnny terbangun tepat di jam setengah delapan. Berusaha menyadarkan rasa kantuknya dan mengambil nyawa banyak-banyak. Ia menoleh kesamping dan merasa kosong, karena setahunya semalam itu Ten yang tertidur bersamanya dan kini sudah tak ada siapapun disana.

Johnny memejamkan mata dan kembali teringat dengan segala cerita yang terjadi semalam. Johnny tidak pernah menerima ciuman bibir dari siapapun selama ini dan semalam itu adalah ciuman pertamanya. Iapun menggeleng kasar.

"Tidak. Anak itu mabuk semalam. Benar..itu tidak mungkin"

Tapi

Johnny tetap berusaha tidak peduli meskipun hatinya merasa sangat jengkel. Sungguh hanya satu yang ia inginkan, ia tidak ingin statusnya dengan Ten saat ini berubah. Tetap ingin menjadi sahabat hangatnya yang selalu peduli seperti sedia kala. Hanya itu namun,

Ah sial, ini terlalu sulit!

.

.

Lamunan panjang Ten buyar seketika oleh sebuah tepukan mendadak di bahunya. Ten menoleh dan mendapati senyuman lebar khas milik Lucas.

"Lucas"

"Hey, kau tidak mendengar ibumu memanggil sedaritadi?"

Kedua alis Ten terangkat, menatap bingung hingga finalnya ia menggeleng kikuk.

"Astaga apakah ada yang sedang kau pikirkan?"

"Ah tidak. Ada apa memangnya?"

"Ini sudah waktunya makan siang. Ayo! ibumu sudah menunggu"

Ten terdiam linglung hingga akhirnya ia bangkit dengan setengah hati.

"Ada festival musim panas di alun-alun Plaza, apa kau ingin kesana Ten?"

Ten menghentikan kegiatan makannya kemudian menoleh penuh pada Lucas.

"Benarkah? kenapa tidak?"

Lucas tersenyum senang atas jawaban Ten. Meskipun ia agak heran karena biasanya ajakannya itu akan selalu ditolak.

Di lain sisi menurut Ten karena tak ada yang spesial. Ten hanya butuh sekali hiburan. Ingin membuang jauh-jauh segala pemikiran yang telah kacau.

"Acara intinya baru akan dimulai jam empat sore nanti, tak apa kan?"

"It's okay"

Ibu Ten yang sudah menyelesaikan makannya sejak tadi kemudian menghampiri meja makan lagi.

"Kalian akan pergi berdua saja? apa tidak ingin mengajak yang lainnya. Ema atau Johnny?"

"Tidak!"

Lucas dan ibunya menoleh mendengar jawaban mutlak Ten barusan. Keduanya menatap bingung pada Ten yang kini hanya terdiam kikuk.

"Eh, memangnya kenapa?" tanya sang ibu. Dan tanpa mereka sadari, Lucas sedang tersenyum.

"Ah tidak, maksudku..tak perlu mengajak mereka karena sepertinya percuma saja. Begitu sampai sana akan ramai dan pastinya kami akan berpisah"

Ten tidaklah asal bicara. Pasalnya mereka sudah pernah menghadiri salah satu festival tahun lalu dan memang seperti itulah kenyataannya. Meskipun saat itu Lucas belum bergabung dengan mereka.

Ah dan satu hal yang pasti juga adalah karena Ten memang sedang berusaha untuk menghindari Johnny. Ia benar-benar masih belum memiliki kesiapan mental atau sebuah alasan untuk bertemu pria beruang itu setelah kejadian semalam.

pas de deux | johntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang