our summer I

1.2K 74 14
                                    

Cerita ini berlatarbelakang musim panas di kota Paris.

.

.

Aku langsung menyesar keluar rumah setelah meminta izin pada ibuku untuk pergi kerumah Ten. Hanya sebuah rutinitas kami di setiap sabtu malam untuk menonton film bersama. Tidak tahu juga siapa yang mengusul pertama kali yang lama kelamaan menjadi sebuah kebiasaan. Tentu saja berselang-seling, jika minggu kemarin di rumahku maka minggu ini di rumahnya. Setidaknya jarak rumah kami hanya memakan waktu lima menit jika berjalan kaki dan hanya dua menit jika berlari. Dan aku lebih suka pada pilihan yang kedua.

Berbicara tentangku dan Ten, kami sudah menyambung tali pertemanan sejak sepuluh tahun lalu. Disaat Ten yang berasal dari Thailand untuk pertama kalinya menginjakkan kota ini. Tentu saja ia pindah dan menetap untuk keperluan orangtuanya. Sementara aku yang sudah lebih dulu tinggal disini ketika saat itu umurku masih lima tahun. Dan aku asli Chicago.

Tidak terasa begitu aku sudah sampai di rumahnya yang akan selalu membuat orang berdecak kagum. Tipikal rumah dengan design vintage mewah yang begitu kental. Jelas saja Ten memang berasal dari keluarga yang kaya raya. Dari luar sini aku bisa melihat jendela kamarnya yang terbuka berada dilantai atas.

Berusaha menetralkan nafasku yang masih terasa berat akibat berlari. Lalu setelahnya aku langsung masuk kedalam yang sudah seperti sebuah kebiasaan. Jangan heran itu juga karena permintaan Ten yang tidak suka teriakanku ketika memanggilnya. Tidak lupa pula untuk menyapa kedua orangtuanya yang tengah bersantai di ruang keluarga.

.

Setelah menghabiskan waktu sekiranya dua jam lebih dan langit juga sudah menampakkan warna hitam yang hampir pekat, mulai terdengar helaan nafas panjang dari salah satu dari dua laki-laki berperawakan yang sangat kentara itu.

"Itu film yang sangat membosankan. Bukankah kau bilang kita akan menonton film thriller?" itu pertanyaan Johnny yang langsung di sambut senyum kecut milik Ten.

"Sebenarnya iya. Cuma tadi siang Lucas kerumahku dan meminjam dvdnya"

Dahi Johnny mengerut. Entah kenapa, mendengar nama pria berdarah Hongkong itu membuat ketidaksukaan muncul dalam dirinya. Karena menurut Johnny, Lucas itu adalah tipe yang memaksa dan menyebalkan. Apalagi dengan gerak-geriknya yang sedang berusaha mendekati sahabat Thailand nya ini.

Tentu saja bukan karena cemburu. Johnny hanya tidak suka dengan sifatnya yang terlalu percaya diri itu. Dan ketenteraman yang selama ini memayungi dirinya dan Ten seakan sirna karena kepindahan Lucas ke kota ini beberapa bulan yang lalu.

"Kenapa kau pinjamkan?"

"Karena aku pikir itu tak akan ada masalah untuk kita berdua, bukankah kita juga sudah menyetok banyak film?"

"Dua hari yang lalu dia juga meminjam dvdmu kan? sebenarnya kenapa dia suka sekali ke rumahmu?"

Ten mengernyit tak mengerti.

"John apa masalahnya dengan itu?"

Johnny hanya mendengus dan sangat tidak ada minat untuk menjawab pertanyaannya. Pria baliho itu kemudian beranjak dan mengambil bungkusan kripik singkong favorite Ten lalu dilanjutkan dengan berbaring santai di ranjang luasnya.

"Apa kau akan menginap lagi?"

"Bisakah?"

"I don't mind. Tapi apa madame Suh mengizinkanmu?"

"Ya Ten kau pikir aku akan menginap dimana?"

Ten hanya terdiam paham lalu beranjak menyusul Johnny.

pas de deux | johntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang