03

9 3 0
                                    

Make Your Day | 03


Hari ini sudah terhitung sepuluh hari sejak Ana menerima tawaran adik kelas nya untuk menjadi narasumber atas film pendek yang akan mereka garap. Dan semalam Ana mendapat pesan dari Mia kalau hari ini mereka akan kembali bertemu untuk membahas kelanjutan projek tersebut.

Dan lagi-lagi Bani pun turut di undang. Ana awalnya mau marah dan mengatakan pada Mia kalau hadir atau tidak nya Bani itu sama saja, tapi mengingat kalau cerita ini ada karena mereka berdua—Ana dan Bani, gadis itu hanya bisa diam menahan kesal.

Siang ini mereka janjian untuk bertemu pukul dua belas, dan kalian bisa tebak Ana sampai di mal itu pukul berapa? Yap, satu jam sebelumnya gadis ini sudah tersenyum ramah pada pak satpam penjaga mal sambil masuk ke dalam area mal yang belum terlalu ramai, apalagi sekarang masih hari kerja.

Karena waktu pertemuan nya masih lama, Ana pun memutuskan masuk ke toko buku untuk melihat-lihat, kegiatan kesukaan nya.

Ana mulai berjalan pelan memasuki toko buku. Melihat kanan kiri, memasuki satu demi satu lorong yang menjual beraneka macam barang. Sesekali ia berhenti pada satu barang yang menurutnya menarik, lalu lanjut berjalan lagi.

Sampai akhirnya ia berdiri di hadapan rak besar nan lebar berisi kumpulan novel remaja. Sejak SMP sampai sekarang, bagian favorit Ana di toko buku manapun adalah ini, rak kumpulan novel remaja.

Ana masih ingat betul, dulu sekali setiap dia ke toko buku dan berdiri di hadapan rak kumpulan novel, selalu terselip doa di dalam hati nya yang tak pernah berhenti terpanjatkan.

Semoga nanti bisa nulis buku, terus di terbitin.

Semoga nanti ada banyak orang yang bisa baca cerita ku.

Semoga nanti namaku ada di deretan buku-buku di rak besar ini.

Aamiin.

Dan tak ada yang lebih menggembirakan daripada sadar kalau doa kita terkabul, kan?

Begitu pula Ana, mata gadis itu terpaku pada satu novel bersampul coklat susu, dan di bagian bawah buku itu tercetak sempurna nama indah nya. Diambil nya buku itu, dia bolak-balik berulang kali seperti tak percaya kalau buku di genggaman nya itu nyata.

Tanpa sadar air mata menetes dari pelupuk mata nya. Rasa haru dan bangga pada diri sendiri memenuhi diri Ana siang itu. Dia menangis seakan lupa kalau sebentar lagi dia ada janji temu dengan orang lain dan mereka pasti mempertanyakan mata gadis itu yang memerah sehabis menangis.

"Akhirnya, An." Gumam nya pelan sambil menyeka air mata nya yang masih berjatuhan, besar usaha Ana agar air mata nya mau berhenti tapi sepertinya percuma saja.

Ana memang bukan hanya sekali menulis sebuah buku, tapi buku yang ada di genggaman nya saat ini adalah buku pertama nya. Buku yang lahir dari segala kepolosan, kebingungan, ketakutan.

Takut jelek. Takut mengecewakan. Takut tidak ada yang baca.

Tapi akhirnya dirinya sendiri lah yang membuktikan kalau dia mampu menulis. Buku pertama nya terbit, lalu seiring berjalan nya waktu, terbit pula buku-buku indah berikutnya.

Yang dulu hanya sebatas angan-angan dan doa, kini berubah jadi nyata dan Ana benar-benar bahagia sampai-sampai air mata nya sulit sekali disuruh berhenti mengalir.

Tersadar kalau sebentar lagi waktu sudah menunjukkan waktu janjian Ana dan rekan-rekan, ia segera menghapus air mata nya lalu beranjak pergi dari toko buku setelah menaruh kembali buku pertama nya itu di rak.

Tentu Ana tak sadar kalau sedaritadi ada seseorang yang memperhatikan nya dari lorong seberang dengan wajah kebingungan.

-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Make Your Day | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang