"Simpen!"
"Iya bentar."
"Kakak bilang simpen!"
"Iya iya."
Setelah Jaehee naruh hapenya di meja dengan keadaan terlungkup. Barulah acara makan malam dua adik kakak itu di mulai.
Menu makan malam ini cukup banyak, mulai dari sayur, tumisan, ayam rendang, sampai kerupuk, semuanya ada.
Padahal biasanya makan malam mereka kalau gak ayam goreng dapat beli ya paling nasi goreng isi apa aja ala-ala Seunghyub.
"Kakak tumben masak banyak, lagi gak sibuk ya di kantor?" tanya Jaehee ketika piringnya udah dipenuhi nasi dan lauk pauk lengkap yang mana semuanya kesukaan Jaehee.
Seunghyub sebenernya gak jago masak, tapi masak masakan rumahan tipis-tipis bisa lah meski gak seenak bikinan Hweseung atau Hun, dua temen Seunghyub yang jago masak.
"Engga, ini bukan kakak yang masak."
"Terus? Kak Hweseung? Apa kak Hun?"
Seunghyub menggeleng, "Bukan."
"Terus?" tanya Jaehee menyuap tumisan wortel dan bakso "Hmm enak."
"Ini mama yang kirim."
Jaehee yang mulanya ngunyah dengan semangat tiba-tiba jadi berhenti. Dadanya tiba-tiba sesak begitu kata Mama diucap kakaknya.
"Kenapa? Kok bengong?"
"Mama... gimana kabarnya?" tanya Jaehee kembali mengunyah, tapi sekarang ngunyahnya gak sesemangat tadi.
"Mama baik, ayah juga. Katanya bulan depan mereka mau kesini."
"Mau ngapain mama sama om kesini?" tanya Jaehee mengganti kata ayah yang disebut Seunghyub jadi om.
Karena buat Jaehee ayahnya ya sampai kapanpun cuma satu. Entah berapa kali Ibunya nikah lagi.
Kalaupun ada ayah lain di hidupnya, ya orang itu adalah Seunghyub. Orang yang ada di depannya sekarang, yang lagi kerepotan pisahin kulit udang satu persatu buat Jaehee.
"Ketemu anaknya dong, ngapain lagi?" kata Seunghyub naruh udang yang udah bersih dari kulit dan kepala di piring Jaehee.
"Tapi aku gamau ketemu mereka," cicit Jaehee pelan jadi menggigit bibir bawahnya.
"Sedikit sedikit, coba buat ketemu mereka sedikit sedikit ya sayang. Kakak tahu ini sulit. Tapi sampai kapanpun, kalau gak dicoba, pasti akan tetap sulit," pinta Seunghyub.
"Tapi..."
"Katanya kamu mau udah gede? Orang gede gak lari dari masalah loh."
Jaehee mengerjapkan matanya. Iya. Jaehee bukan anak kecil. Jaehee udah gede. Dan orang gede gak lari dari masalah.
"Kalau cuma ketemu mama, mungkin aku bisa. Tapi sama om..."
"Ayah, panggil ayah. Gimanapun om Kim udah nikah sama mama."
"Yaudah iya," angguk Jaehee pada akhirnya.
Sama seperti Seunghyub yang gak bisa nolak permintaan Jaehee. Jaehee juga gak bisa nolak perintah Seunghyub.
07.01.2021