Hujan gerimis menemani Karla ke sekolah, tapi untung saja kakaknya bersedia mengantar Karla ke sekolah. Meskipun dengan sedikit paksaan dari Karla. Karna biasanya Karun hanya mengantar Karla tidak sampai gerbang sekolah, sebab Karun tidak ingin image adiknya itu rusak gara-gara ke sekolah naik angkot.
Karla sebenarnya tidak perduli dengan hal itu, Karla lebih memilih di cemooh daripada harus jalan kaki. Bagi Karla, hidup bukan untuk terlihat sempurna di hadapan orang lain. Hidup adalah apa yang tidak merepotkan dan tidak menggangu orang lain.
"Karl, turun cepet! Ntar ada teman mu yang liat." Perintah Karun.
"Iya bang. Bawel deh, lagian Karla juga gak peduli kalau ada yang liat."
"Udah turun sana, salam sama Reksa." Ucap Karun mencoba menggoda adiknya itu.
Karun pun menjalankan mobilnya meninggalkan Karla di gerbang sekolah.
Di Karenakan jarak gerbang ke kelasnya cukup jauh dan harus melewati lapangan basket sekolah, yang artinya Karla akan cukup basah untuk bisa sampai di kelasnya.
Solusi yang dipikirkannya saat ini hanyalah tas yang bertindak sebagai payung dadakan. Dengan sedikit berlari, Karla bergegas ke kelasnya.
Ternyata bukan hanya dirinya, banyak juga siswa lainnya yang melakukan hal sama seperti yang dilakukan Karla. Sampai di lapangan, Karla menurunkan kecepatan larinya karna genangan air dimana-mana membuat Karla sadar kalau lapangan ini pasti licin.
Dan benar, setelah Karla sampai di tengah lapangan kakinya terpeleset membuat tubuhnya terjungkal kebelakang.
Karla sudah merasa pakaiannya akan kotor semua kena air kotor, namun sebuah tangan kokoh menahan punggungnya agar tidak terjatuh.
"Hati-hati, disini licin. Karla Devita!" Ucap penolong Karla pagi ini.
Karla membuka matanya yang tadi sempat menutup karna hampir terjatuh, dilihatnya orang yang saat ini tengah menahan badannya adalah ketua OSIS-nya.
"Kamu? Ketua OSIS kan?" Tanya Karla tak yakin.
"Jahat sekali, kamu tidak mengingat nama ku rupanya. Sepertinya kita memang perlu untuk kenalan terlebih dahulu" Jawab Nusa. "Aku Nusa Sanjaya."
Karla kini ingat nama itu, adik tirinya Reksa. "Kamu adiknya Rek..sa?" Karla buru-buru melepaskan diri dari Nusa karna tadi Reksa lewat tepat di sampingnya.
Karla pergi begitu saja tanpa mengucap terimakasih ke Nusa, prioritasnya saat ini adalah mengejar Reksa yang tadi lewat di sampingnya. Meski samar, tapi Karla bisa merasakan aura kemarahan Reksa.
"Reksa!" Teriak Karla keras tapi Reksa tidak menoleh sama sekali. Ia bahkan mempercepat langkahnya menjauhi Karla.
"Dia cemburu deh!" Ucap Karla.
Meski begitu Karla tetap mengejar Reksa, dia sedikit berlari agar bisa menyamai kecepatan Reksa.
"Reksa berhenti!"
Karla menahan tangan Reksa agar tidak menjauh darinya, dia ingin memperbaiki nafasnya dulu sebelum menanyakan alasan Reksa mengabaikannya.
Dia sedikit menarik nafas, "Kamu kenapa aku panggil gak jaw-"
Kring.....
Bunyi lonceng nyaring terdengar di seluruh penjuru sekolah, siswa yang tadinya cuman jalan santai kini mempercepat langkah mereka. Bukan cuman karna gerimis kecil tapi mereka ingin segera masuk kelas sebelum ada guru yang duluan masuk.
"Kamu dengar? Segera masuk kelas." Ucap Reksa melepaskan tangannya yang ditahan Karla. Ia pergi tanpa menoleh kearah Karla yang masih menatapnya gamang.
"Huft, karna alasan seperti ini aku malas deket cowo sampai pacaran. Terlalu merepotkan jika ada rasa cemburu begini dan Reksa bodoh itu tidak mengatakannya."
+++
Dikelas, Karla tetap seperti biasanya, dia tidak terlalu peduli dengan Reksa yang mungkin masih cemburu. Nanti juga baikan sendiri, begitu pikirnya.
Tapi ternyata Karla salah, setelah dia mencoba untuk samperin Reksa dikelasnya, cowo itu malah pergi ninggalin Karla begitu saja. Tanpa bicara, bahkan melirik pun tidak.
"
Cowo kalau cemburu ribet banget, bicara aja gak mau!" Kesal Karla.
Meski kesal, Karla tetap mengikuti Reksa yang berjalan agak jauh di depannya sambil memikirkan cara untuk berbaikan tentunya.
Sampai di kantin, Reksa dan Karla duduk berdua, tapi Reksa seperti tidak menganggap kehadiran Karla didekatnya.
"Apa aku ada salah?" Tanya Karla.
Reksa hanya melirik sekilas lalu kembali mengalihkan pandangannya, ia memanggil bibi kantin untuk mengalihkan perhatian Karla yang saat ini masih memperhatikannya.
"Bi, bakso 1 ya." Pesan Reksa, ia sedikit melirik kearah Karla yang terus memperhatikannya. Gadis itu tidak memesan apapun, dia hanya fokus ke Reksa.
"Neng pesan apa?" Tanya bibi kantin.
Tapi Karla tidak bergeming, dia tidak mempedulikan soal memesan makanan. Dia berharap Reksa akan memesankan untuknya meskipun persentase Reksa akan melakukannya adalah dibawah sepuluh persen.
"Kalau gitu tunggu pesanannya ya!" Pamit bibi kantin.
"Tunggu bi, baksonya pesan 2 mangkuk ya." Teriak Reksa ke bibi kantin dan di balas anggukan saja.
"Aku pikir kamu tega liat aku kelaparan." Ucap Karla dengan tersenyum manis.
"Jangan salah paham, 2 mangkuk itu untuk aku." Jawab Reksa cuek.
Mendengar itu Karla menggembungkan pipinya, dia sedikit kesal dengan sikap Reksa yang seperti ini. "Kalau gitu aku liatin kamu makan saja, siapa tau nanti aku kenyang kalau liatin kamu makan."
Reksa hanya melihat ekspresi Karla, sebisa mungkin ia tidak ingin luluh. Rasanya ingin sekali mengempeskan pipi imut itu, tangannya sudah gatal ingin melakukannya. Tapi harus ia tahan karna saat ini ia sedang sedikit kesal.
Apa ada yang salah jika ia sedikit cemburu, bukankah itu wajar?
"Silahkan dimakan!"
Bibi kantin datang meletakkan 2 mangkuk bakso di depan Reksa, "Nengnya yakin gak mau persen sesuatu?" Tanya bibi kantin memastikan.
"Tidak bi." Jawab Karla singkat.
Bibi kantin mengangguk perlahan kemudian pergi kembali bekerja. Sementara itu Reksa sudah siap menyantap 2 mangkuk baksonya dan Karla juga sudah siap memandangi Reksa makan bakso.
"Haaa." Reksa menghela nafas, ia kemudian menggeser satu mangkuk bakso ke hadapan Karla. "Makan!"
"Yakin?" Tanya Karla dengan menahan senyum karna gemas dengan tingkah Reksa.
"Iya. Gak lucu kalau kamu pingsan kelaparan disamping ku."
+++
Aku berusaha memiliki mu, tapi aku selalu melewati kesempatan itu. Hingga kini aku sadar, aku tidak berhak meminta mu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia Berwajah Manis
RomanceLove Is Simpel Up sekali seminggu #tunggu_aja #dirumahaja