Hari Libur

7 1 0
                                    

Tok... Tok... Tok...

"Karla! Bangun! Ini udah jam berapa? Abang mau berangkat narik angkot!" Teriak Karun, kakaknya Karla.

"Bentar lagi bang, ini hari libur!" Karla membalas teriakan kakaknya dengan lebih keras.

"Karla, dibawah sudah ada sarapan. Kamu tinggal makan aja, kakak mau berangkat. Jangan kesiangan bangunnya."

Karla tak menyahut lagi, dia fokus untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu. Matanya kembali terpejam untuk melanjutkan mimpi yang tertunda.

+++

Perlahan Karla terbangun dari tidur nyenyak-nya, tangannya meraba-raba mencoba meraih ponselnya yang ada dimeja samping tempat tidurnya.

Jam di ponselnya menunjukkan pukul sembilan lewat. Dengan bermalas-malasan Karla beranjak dari tempat tidurnya, dia kemudian berjalan  membuka jendela kamarnya yang dari luar sudah terpapar sinar matahari.

Karla memicingkan matanya berusaha menjaga matanya dari cerahnya sinar cahaya matahari. Dia menghirup udara segar di pagi hari, udara yang dihurupnya masuk ke seluruh sel tubuhnya membuat Karla merasakan ketenangan di pagi hari.

Namun ketenangan itu tidak berlangsung lama, karna Karla tiba-tiba melihat orang yang melompat masuk ke halaman rumahnya.

Orang itu masuk tanpa rasa bersalah, bahkan orang itu masuk  tanpa memperlihatkan ekspresi. Matanya hanya menatap tajam kearah Karla yang di balas dengan tajam juga oleh Karla.

Karl sejenak berpikir tentang darimana orang itu tau rumahnya dan untuk apa orang itu datang kerumahnya. Sebelum akhirnya dia sadar bahwa saat ini dirinya sedang sendirian dirumah dan pikiran anehnya sudah merajalela di otaknya.

Dengan cepat Karla berlari ke depan untuk membuka pintu rumah dan menegur orang yang sudah seenaknya masuk ke daerah rumahnya.

" Reksa! Ngapain disini? Kamu ada maksud jahat apa?" Tuduh Karla pada Reksa.

Reksa memperhatikan Karla dari ujung kaki sampai ujung rambut, gadis yang ada dihadapannya saat ini benar-benar unik dan istimewa. Lihat saja, gadis itu tidak memperhatikan penampilannya sama sekali sebelum menemuinya.

"Mungkin dengan penampilan kamu yang sekarang aku akan memiliki maksud jahat." Reksa mengedipkan sebelah matanya dengan genit.

Karla menunduk memperhatikan dirinya sendiri, dia kaget dan nyaris saja berteriak jikalau Reksa tidak menutup mulutnya dengan kue yang sejak tadi ditenteng oleh Reksa.

"Jangan berisik! Masuk kedalam dan segera ganti baju." Perintah Reksa.

Dengan cepat Karla berlari kembali masuk kedalam rumahnya dan diikuti oleh Reksa dari belakang dengan langkah santai.

Reksa masuk dan memperhatikan sekeliling rumah Karla, sungguh sederhana. Ia kemudian meletakkan kue yang tadinya di bawa dan berjalan ke tempat yang menarik perhatiannya.

Pandangannya tertuju pada bingkai foto keluarga yang tergantung didinding rumah Karla. Sebuah foto keluarga yang terdiri dari 4 orang, 2 orang tua dan 2 anak kecil yang masih imut.

Tangannya terulur untuk menyentuh anak kecil yang ada di foto tersebut, namun belum sampai tangannya tiba-tiba ada yang menarik dan mengentak tangannya.

Reksa berbalik melihat Karla yang kini sudah berada dibelakangnya, mata Karla menatap Reksa dengan tajam. Tak mau kalah, Reksa juga ikut membalas tatapan Karla.

Manusia Berwajah ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang