"Jam 8, bersiaplah!"
Karla menggenggam erat pesan pada kertas yang ditinggalkan Reksa untuknya. Sesekali dia memperhatikan jam di ponselnya yang saat ini menunjukkan hampir pukul 19.30.
Itu artinya kurang lebih 30 menit lagi waktu yang dimiliki Karla untuk bersiap-siap kalau memang mau ikut dengan Reksa.
"Huft. Untuk apa kupikirkan, lagian aku tidak yakin kalau ini sungguhan." Batinnya masih ragu antara percaya atau tidak.
Walaupun Karla merasa itu tidak sungguhan, dirinya tetap bersiap-siap. Meskipun pakaian yang dipakainya hanyalah kaos dan celana panjang yang tidak terlalu ketat.
Pesan gak jelas dari Reksa benar-benar membuat Karla bimbang antara percaya atau tidak, namun dari beberapa hari ini hal yang bisa dipelajari Karla dari sifat Reksa adalah orangnya menyebalkan. Itu saja.
Tok... Tok... Tok...
"Ada apa kak?" Sahut Karla setelah mendengar ketukan di pintu kamarnya.
"Keluarlah! Teman mu sudah menunggu didepan." Suruh Karun.
Teman? Siapa? Sampai sekarang Arin belum ada kabar, terus siapa?
Jangan-jangan...
Karla bergegas membuka pintu kamarnya dan berlari kedepan untuk melihat siapa temannya yang datang.
Setalah melihat siapa yang ada di depan bersama kakaknya, Karla menepuk jidatnya tak percaya.
Dia lupa tentang satu sifat dari cowo itu, yaitu nekat. Lihat saja, bahkan cowo itu sekarang sudah akrab dengan bang Karun.
"Eh-hai..." Sapa Karla pada Reksa, orang yang memberinya pesan menjengkelkan.
"Oh Karla, kenapa kamu tidak bilang kalau punya teman sekolah setampan ini?" Goda kakaknya.
Karla hanya senyum tak jelas menanggapi kakaknya itu, dirinya juga bingung tentang bagaimana kakaknya itu bisa sangat akrab dengan Reksa.
"Bang, bagaimana kau bisa..." Karla menatap kakaknya dan Reksa bergantian.
"Oh itu, Abang sama Reksa sering ngobrol di terminal tempat Abang biasa nunggu penumpang."
"Benar Karla! Kebetulan sekali ya." Ujar Reksa membenarkan.
"Katanya kalian mau pergi?" Tanya Karun.
"Oh iya bang, aku bawa Karla duku ya bang. Pulangnya gak lewat jam 22.00 kok." Jawab Reksa.
Karun melihat kearah Karla yang hanya mengangguk. "Baiklah, jaga baik-baik adek bandel ku ini ya."
"Abang!!" Protes Karla karna di katai bandel.
"Pergilah." Suruh Karun.
Setalah berpamitan, Karla dan Reksa berjalan ke motor Reksa yang sudah terparkir didepan rumah Karla.
"Motor?" Tanya Karla tak yakin.
"Menurut mata nona?" Reksa bertanya balik.
"Tau gitu aku gak jadi ikut. Gini-gini aku matre loh."
"Benarkah? Kebetulan sekali, aku juga suka menghamburkan uang."
Karla menghembuskan nafasnya kesal. "Baiklah-baiklah, ayo berangkat!"
Karla mencoba sedikit mengalah pada Reksa yang selalu membuatnya kesal, dia mencoba mengikuti keinginan cowo ini walaupun sedikit terpaksa.
+++
"Pasar malam?"
Mata Karla berbinar-binar ketika Reksa membawanya ke sebuah tempat yang paling digemarinya sejak kecil sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia Berwajah Manis
RomanceLove Is Simpel Up sekali seminggu #tunggu_aja #dirumahaja