Rumah megah dan mewah, cukup luas untuk menampung satu orang saja. Tentu saja semua orang akan bahagia jika tinggal dirumah besar dan mewah serta harta kekayaan berlimpah.
Tapi hal itu tidak berlaku bagi Reksa, ia sama sekali tidak bahagia tinggal dirumah besar yang sangat sunyi dan sepi. Meskipun banyak pekerja di rumah itu tapi tetap saja Reksa merasa sendirian.
Ayah dan ibunya adalah seorang pengusaha sukses hingga membuat kedua orang itu sama sekali tidak punya waktu untuk Reksa, hal itulah yang menyebabkan ia menjadi pribadi pendiam.
Tapi akhir-akhir ini Reksa sudah lebih sering berinteraksi dengan orang, meskipun cuman satu orang yaitu Karla, tapi ia merasakan perubahan yang cukup signifikan dalam dirinya.
Karla Devita, seorang gadis yang mampu menarik perhatiannya. Semua itu karna kejadian beberapa bulan lalu, sebuah kejadian yang tak bisa dilupakan oleh Reksa.
Ia masih ingat dengan jelas mata tajam itu, mata elang yang pernah memberikan kesejukan dihatinya pada saat ia berada dititik terendahnya.
Reksa merogoh sakunya dan mengambil ponsel yang ada di sakunya tersebut. Ia membuka kuncinya dan mulai mengotak-atik benda itu, setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, ia hanya menatap datar pada gambar yang ditampilkan ponselnya.
Gambar yang baru saja di update di akun Instagram miliknya, gambar yang tidak sengaja di ambilnya namun hasilnya luar biasa sempurna. Namun ia belum yakin kalau Karla sudah melihat postingannya, karna ia sudah mem-follow akun milik Karla tapi tidak ada follback darinya.
Karla Devita!
+++
"Karla! Tumben pulang cepat?" Tanya Karun ketika pulang dari narik angkot sudah mendapati adiknya dirumah.
"Iya bang, tadi gurunya gak masuk. Jadinya Karla pulang saja daripada harus nunggu jam pulang yang sampai jam 3 sore!"
Karun hanya mengangguk saja, karna ia cukup paham dengan penderitaan anak SMA dalam menuntut ilmu yang harus sampai sore disekolah. Padahal pelajaran paling banyak yang didapat oleh siswa adalah diluar dari lingkungan sekolah.
Para guru dan menteri pendidikan seolah ingin melepaskan tanggung jawab orang tua dari anak mereka. Guru dan menteri pendidikan seperti ingin anak-anak terpisah dengan orang tua mereka, padahal mereka pasti tau kalau peran keluarga lebih penting daripada peran sekolah beserta gurunya.
Menghabiskan waktu banyak dilingkungan sekolah akan membuat kreativitas anak terbatas, hingga siklus hidup mereka hanyalah sekolah dan tugas.
Setidaknya itulah yang dipikirkan Karun, karna ia tidak sempat melanjutkan sekolahnya disebabkan oleh meninggalnya kedua orangtuanya. Ia lebih memilih Karla yang bersekolah, karna adiknya adalah seorang perempuan dan tentu saja ia sayang pada adiknya itu.
"Terus kamu mau kemana dengan pakaian seperti itu?" Tanyanya lagi.
Karla memandangi pakaiannya. "Oh ini, Karla mau jenguk Reksa bang! Katanya sakit." Jawab Karla sambil memakai sepatunya.
"Sakit? Kenapa?"
"Ya Abang ingatkan kalau kemarin Reksa ajak Karla keluar? Karla di ajak ke pasar malam, terus naik komedi putar. Dan ternyata dia itu takut ketinggian, jadinya badannya keringat dingin dan gemetaran. Katanya sih sakitnya karna kejadian kemarin, panas badan."
"Terus kamu merasa bersalah dan mau menjenguknya?" Tebak Karun.
"Tepat sekali." Balas Karla.
Karun menghampiri adiknya, ia kemudian mengelus puncak kelapa Karla. "Sampaikan salam Abang ya! Oh iya, Reksa itu orangnya baik, kakak setuju loh kalau kamu sama dia!" Ucap Karun tersenyum lebar.
"Maksudnya bang?"
"Sudahlah, pergi sana! Abang mau istirahat dulu, capek!"
Karla tak ambil pusing, dia hanya mengangkat bahu tanda tak peduli dengan ucapan kakaknya barusan.
"Ah, telat! Pasti Arin marah-marah lagi nih." Ucapnya setelah melirik jam tangannya.
+++
Karla sudah berada di lokasi yang di janjikan Arin untuk bertemu sebelum kerumah Reksa.
"Ini rumah siapa? Terus kenapa coba Arin ngajak ketemuan dirumah orang, mana aku gak kenal lagi." Gerutunya.
Dia merogoh sakunya untuk mengambil ponsel dan menghubungi Arin. Tak butuh lama bagi Karla menunggu karna Arin langsung menjawab teleponnya.
"Halo Karla!" Jawab Arin diseberang sana.
"Halo! Kamu dimana? Aku sudah sampai di lokasi."
"Kalau gitu masuklah, aku sudah didalam."
"Ta-"
Belum sempat Karla menyelesaikan kalimatnya Arin sudah memutuskan telpon diseberang sana. Karla memasukkan kembali ponselnya, dia beralih menatap rumah yang diberitahukan oleh Arin.
Karla memasuki rumah itu, pandangannya selalu kagum tentang seberapa besarnya rumah tersebut.
Dia terus berjalan masuk menuju pintu rumah tersebut. Setalah sampai Karla pun mengetuk pintu tiga kali dan mengucapkan salam berharap si pemilik rumah membukakan pintu untuknya.
Pintunya terbuka dari dalam, seseorang keluar dengan wajah datarnya dan sedikit seringai di wajahnya.
"Akhirnya datang juga! Manusia lambat!"
Karla mendengus kesal dikatai lambat. "Aku baru kali ini terlambat!" Elaknya.
"Sama saja. Ayo masuk, Arin sudah didalam."
Karla kembali mendengus kesal tapi tetap saja mengikuti cowo itu masuk kerumah besar itu, bahkan pemandangan didalam rumah itu membuat Karla melupakan pertanyaan penting yang ingin ditanyakannya tadi.
"Reksa?" Panggilnya.
Cowo itu hanya berbalik menatap Karla yang berdiri mematung ditempatnya.
"Ngapain kamu disini?" Tanya Karla kemudian.
Reksa tertawa. Semakin lama tawanya semakin besar, bahkan tawanya itu membuat Karla termenung. Tawanya itu terlihat sedikit dipaksakan.
"Tentu saja aku disini, karna ini rumah ku." Jawab Reksa sambil berjalan meninggalkan Karla dengan kebingungannya.
Lepas ditinggal Reksa, Arin datang setelah diberitahu kalau Karla sudah masuk rumah. Dia menghampiri temannya yang terlihat kebingungan itu.
"Kenapa kita ada disini Arin?" Tanya Karla.
"Tentu saja kita kesini, bukannya kita memang mau kesini?" Tanya Arin balik.
"Bukan itu maksudku! Maksudku, kenapa kamu ngajak ketemuan disini? Kenapa tidak dirumah mu atau dimana saja asal jangan langsung dirumah orangnya."
Arin juga tertawa sama seperti reaksi dari Karla. "Aku sengaja Karla, biar kamu langsung tau rumahnya Reksa."
"Ya gak gitu juga caranya Arin ku sayang." Karla mencubit gemas pinggang sahabatnya itu. "Terus kamu ngapain berduaan sama Reksa disini?"
"Hehehe, kamu cemburu ya?"
Karla menggeleng cepat. "Sudah, jawab saja pertanyaan ku!"
"Karna aku sepupunya Reksa!"
+++
Jangan memikirkan kehidupan orang lain, fokuslah pada hidup sendiri. Karna orang lain tidak akan bertanya ketika kamu sedang jatuh.
😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia Berwajah Manis
RomanceLove Is Simpel Up sekali seminggu #tunggu_aja #dirumahaja