Sang Penguasa

7 1 1
                                    

Hari-hari berikutnya, hubungan Karla dan Reksa semakin dekat. Bahkan acap kali mereka makan bersama di kantin, walaupun ada Arin sebagai pelengkap mereka.

Ketika Karla dan Arin sedang berada lebih dulu di kantin, maka Reksa akan menghampiri mereka. Tapi tidak berlaku sebaliknya, ketika Reksa lebih dulu berada di kantin, Karla dan Arin seolah sengaja cari tempat duduk yang agak jauh dari tempatnya Reksa.

Tapi bukan Reksa namanya kalau tidak menghampiri mereka, meskipun sering diusir secara halus oleh Karla, tapi Reksa tetap tak mempedulikannya karna ia tau kalau Karla tidak sungguh-sungguh melakukannya.

Seperti saat ini, mereka bertiga sedang menikmati makanan yang sudah mereka pesan di kantin.

"Bisa nggak sih kalian makan tapi tidak usah melibatkan aku? Aku gak mau jadi obat nyamuk terus." Sindir Arin ke Reksa dan Karla yang duduk di samping kiri kanannya.

"Tidak bisa Arin!" Tolak Karla. "Katakan saja sama sepupu mu itu untuk pergi dari sini." Suruhnya kemudian.

"Arin! Katakan pada sahabat mu itu kalau aku mau tetap disini." Ujar Reksa.

Arin hanya melongo menanggapi keduanya yang menjadikan dia sebagai perantara dalam berbicara. Sejujurnya Arin sedikit kesal meladeni Karla yang malu-malu tapi mau.

"Bisa kalian berhenti membuat ku sebagai medium perantara kisah kalian? Seharusnya kalian berbicara dari mulut ke mulut!" Kata Arin kesal.

Karla dan Reksa hanya diam saja mendengar Omelan Arin, karna bagaimanapun merekalah yang membuat Arin kesal.

Sementara itu Reksa juga merasa seperti orang bodoh karna melakukan hal seperti ini, tapi ia hanya mau meladeni Karla dan tidak mau disangka terlalu agresif.

"Wah wah, lihat siapa yang disini? Seorang Ardian Reksadana!"

Seseorang dari arah belakang mereka tiba-tiba datang sambil bertepuk tangan pelan, nada bicaranya seolah sedang mengejek Reksa. Karla dan Arin melihat kearah orang itu untuk memastikan siapa yang datang, sementara Reksa hanya cuek saja dengan tetap memasang wajah datarnya.

"Seperti biasa Reksa, muka tanpa ekspresi mu itu selalu bisa menghipnotis banyak cewe, dan sekarang kamu sedang makan dengan mereka." Tunjuk orang itu kearah Karla dan Arin.

Orang itu pun duduk di bangku yang tersisa, yaitu diantara Karla dan Reksa, dan berhadapan dengan Arin.

"Kalian berdua pasti sudah tau siapa aku?" Tebaknya dengan percaya diri.

"Hem, tidak juga. Aku tidak mengenal mu!" Jawab Karla jujur yang langsung dicubit oleh Arin.

"Dia itu ketua OSIS yang baru, sekaligus anak dari ketua yayasan sekolah ini." Bisik Arin.

"Oh, pantas saja aku tidak tau. Waktu itu aku gak ikut pemilihan ketua OSIS." Ucapnya santai.

"Baiklah, biar ku perkenalkan diriku saja dulu. Nama ku Nusa, Nusa Sanjaya. Ketua OSIS baru disekolah kita ini." Ujarnya dengan menyodorkan tangan ke arah Karla.

Karla bersedia menyambut uluran tangan dari Nusa, tapi Reksa dengan sigap mendahuluinya untuk menyambut uluran tangan Nusa. "Karla Devita, namanya Karla Devita!" Ucap Reksa.

Mata kedua cowo itu beradu pandangan, mungkin dalam dunia anime dimata keduanya akan ada kilatan petir yang menandakan perseteruan antara keduanya.

Setelah melepas jabat tangan, Nusa dan Reksa kembali memperbaiki posisi duduk mereka. Sementara Karla sudah merasa ada yang tidak beres disini.

"Karla?! Kamu mau tau sesuatu?" Tanyanya.

"Apa? Kalau tidak penting, aku sama sekali tidak tertarik." Jawab Karla cuek.

"Kamu pasti tertarik!" Jawabnya dengan percaya diri. "Kamu adalah cewe pertama yang kulihat makan bareng dengan Ardian Reksadana di kantin sekolah." Ucapnya kemudian yang membuat Karla langsung terbatuk.

Arin yang sedari tadi diam saja langsung membantu Karla untuk minum agar tidak terbatuk lagi.

"Apa mau mu?" Tanya Reksa dingin.

Reksa memberi kode ke arah Karla dan Arin untuk pergi dari kantin, Karla awalnya menolak namun di paksa oleh Arin hingga dia akhirnya menurut saja. Dan tentunya akan meminta penjelasan pada Arin.

"Mau ku? Tidak ada Reksa, aku hanya ingin kamu tau kalau aku tidak suka daerah teritorial ku diganggu." Kata Nusa.

"Aku tidak menggangu, aku masih dalam batasan ku sesuai kesepakatan kita dulu."

"Kau tau? Daerah yang ku maksud adalah melihat kamu bersama perempuan. Lagipula siapa perempuan itu? Kenapa kamu mendekatinya?"

Reksa memperbaiki posisinya. "Jangan sekali-kali kamu menyentuhnya, atau akan ku patahkan tangan mu itu." Ancam Reksa.

"Wow, jangan kejam Reksa. Aku hanya ingin tau gadis mana yang membuat kamu tertarik. Kau tau dari awal aku sudah membenci mu, karna tidak sekolah ini dimiliki oleh dua pemilik."

"Nusa, aku tidak peduli dengan hak milik kamu atau hak milik aku disekolah ini. Yang aku tau, kalau kamu sampai menyentuhnya maka jangan salahkan aku kalau sampai hak milik ku, aku gunakan." Ucap Reksa sinis.

"Tenang saja Reksa, aku tidak akan mengganggunya." Ujar Nusa lalu berdiri dari tempatnya. "Maksud ku, tidak yakin kalau tidak mengganggunya. Jangan sampai lupa kalau aku adalah penguasa" Ucapnya kemudian lalu pergi.

Reksa menghela nafas setelah kepergian Nusa, sejak awal masuknya Nusa disekolah Reksa, ia selalu was-was akan ada kejadian seperti ini.

Maka dari itu ia tidak pernah dekat dengan seorang cewe manapun. Tapi setelah bertemu dengan Karla, ia merasa kali ini tidak akan kalah dari Nusa.

Sudah cukup bagi Nusa untuk menekannya, ia harus melawan dan memberi anak sombong itu pelajaran. Meskipun anak itu adalah adik tirinya.

Iya, Nusa adalah adik tiri Reksa. Nusa adalah anak dari pernikahan ibu dan ayah Reksa, sementara Reksa adalah anak dari ibunya hasil perceraian dengan suami pertama ibunya.

Namun berbeda dengan Reksa yang tidak suka menghamburkan uang, Nusa selalu saja memanfaatkan kekayaan ayah dan ibunya untuk berfoya-foya. Berbeda ayah satu ibu, tapi Nusa tidak pernah menganggap Reksa sebagai kakak dan selalu membencinya.

Dari dulu reksa selalu mengalah dan memberikan segalanya pada Nusa, karna ia tidak mau dibenci oleh orangtuanya hanya karena berselisih dengan adik tirinya.

"Apapun yang terjadi, aku tidak boleh kalah lagi. Aku tau betul anak itu, Nusa pasti akan mengganggu Karla."

Aku pernah mencintai tapi tak dicintai.
Aku pernah dicintai tapi mempermainkan.
Dan sekarang aku sedang mencintai dan juga sedang dicintai.
😁😁😁

Manusia Berwajah ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang