Langit malam begitu kelam dan gelap, suasana mencekam menjadi warna bagi sang malam. Karla tidak pernah takut pada gelap tapi keadaannya sekarang berbeda, dia sedang sendirian. Sementara kakaknya pergi entah kemana.
Karla sudah melakukan semua yang biasa dia lakukan dan sekarang dia dalam fase bosan tingkat dewa, dirinya bingung harus melakukan apa lagi untuk mengatasi kebosanannya.
Sesekali dia melirik ponselnya untuk melihat apakah ada notifikasi dari Reksa, karna harus di akui saat ini kalau Karla selalu menunggu pesan dari Reksa.
Setelah beberapa hari kebersamaan mereka, Karla sudah mulai merasakan ada yang beda diharinya kalau tidak ada Reksa. Bahkan hampir setiap waktu dia berharap gangguan kecil dari Reksa.
"Ya tuhan! Ada apa dengan mahluk mu yang satu itu? Kenapa dia tidak bisa pergi dari otak ku yang kecil ini?" Gumam Karla.
"Kurasa sekarang aku adalah orang yang paling tidak bisa kesurupan, karna pikiran ku tidak akan kosong selama ada cowo itu!"
Lihat, bahkan sekarang Karla sudah mengatakan hal yang tidak seharusnya dia katakan. Memang benar sih orang tidak akan kesurupan kalau pikirannya memikirkan sesuatu, tapi hal itu tidak sepenuhnya benar.
Lama Karla bermain dengan pikirannya, kadang dia senyum sendiri mengingat seorang Reksa yang dulu sering menggangunya dan sekarang dia menikmati gangguan itu, bahkan mengharapkan diganggu.
Sebut saja dia bodoh karna berharap diganggu, tapi sebagai seorang gadis yang sedang jatuh hati, dia merasa ingin terus berada didekat Reksa.
"Reksa...!" Gumamnya.
Pandangan Karla menerawang pemandangan yang di tampilkan jendela kamarnya dan dia seperti melihat benda terbang dengan lampu yang menyala di benda itu.
Benda itu semakin dekat dan berhenti di jendela Karla, setelah dia perhatikan ternyata benda itu adalah sebuah drone. Memang terdengar dari bunyinya saja sudah bisa dipastikan kalau itu drone, tapi Karla lebih suka melihat langsung daripada menebak.
Dia mendekat untuk meraih drone tersebut, dilihatnya ada sebuah kamera video yang menempel di atas drone itu.
Dengan hati-hati Karla melepas kamera itu dan melihat isi didalamnya. Didalam kamera itu hanya ada satu video yang menampilkan Reksa sedang duduk sambil berbicara.
Nama ku Ardian Reksadana. Aku ingin membuat pengakuan!
Karla mencermati dengan baik-baik video itu, tak ada satu gerak dan kalimat dari Reksa yang dua lewatkan.
Aku membuat video ini untuk seseorang yang aku ingin dia tau kalau ada rasa yang tersimpan dihati, ada kalimat yang tak mampu diucapkan lantang dibibir.
Awalnya, aku bertemu gadis itu 6 bulan yang lalu. Saat itu ada kejadian yang sangat tidak ingin aku ingat. Saat itu, didepan mataku seseorang yang aku cintai lebih dari segalanya telah mengalami kecelakaan.
Rasanya aku tak sanggup berdiri untuk sekedar melihat ap yang terjadi dijalan ditengah kerumunan orang banyak.
Tapi dengan berat aku melangkah perlahan, bahkan dengan mata yang mulai sembab aku mendekati ibuku, orang yang aku cintai itu.
Aku sering bertanya, kenapa setelah begitu lama akhirnya aku bisa merasakan sedikit waktu bersama ibu tapi saat ini kebahagiaan itu direnggut didepan mata ku.
Entah kenapa aku tak sanggup melihat ibuku dibawa oleh ambulans, aku tetap berdiri dijalan seorang diri menatap kepergian ibuku dengan mobil ambulans.
Tapi saat itu, seorang gadis berdiri tepat dihadapan ku. Mata elangnya itu entah kenapa sangat menenangkan bagiku. Matanya itu membuat aku melupakan sejenak kesedihan ku.
Aku tak mengenalnya, tapi dia mengatakan sesuatu yang bisa membuat aku pergi dengan lapang dari jalanan.
"Aku baru tau kalau seorang laki-laki bisa serapuh ini? Kenapa kau tidak tetap berdiri disini dan tunggu mobil menabrak mu? Dengan begitu kau setidaknya bisa menyusul ibumu kerumah sakit, tapi aku tidak menjamin keselamatan mu. Yang aku yakin, saat ini ibu mu kerumah sakit dan dia tidak akan mati."
Orang itu mengucapkan kalimat 'mati' dengan begitu mudahnya, tapi dari ucapannya itu aku tersadar dan segera menyusul ibu ku kerumah sakit. Dan aku harap orang itu mengingatnya.
Ingatan itu berputar dikepala Karla seperti sebuah video yang dimundurkan alurnya, dan sekarang dia mengingat dengan jelas siapa Reksa itu.
"Aku mengingatnya, aku mengingatnya, aku mengingatnya!" Ucapnya berulang dengan mata sembab.
Lama aku mencari orang itu yang ternyata berada sangat dekat denganku. Hari itu aku menemukannya sedang mengomeli matahari.
Hehehe, lucu sekali gadis ini. Itu yang kupikirkan di pertemuan kedua ku, kenapa aku begitu yakin? Karna mata elang itu sangat familiar bagiku.
"Kenapa kamu gak ngomong dari awal sih Reksa? Bagaimana keadaan ibu mu?"
"Ibu ku baik Karl." Ucap seseorang dari arah belakang Karla.
Karla menghapus air matanya yang tadi sempat jatuh ketika mengingat kejadian yang menimpa Reksa waktu itu.
"Bagaimana kamu...?"
"Oh, kau membiarkan pintunya tidak terkunci dan kamar mu terbuka lebar. Kau tau? Pencuri pun bisa masuk dengan leluasa." Jawab Reksa.
Karla merutuki kecerobohannya dan benar kata Reksa bahwa pencuri bisa masuk atau mungkin lebih parah dari sekedar pencuri.
Reksa berdiri menghadap Karla yang masih memandangi dirinya. "Kamu pernah bertanya kenapa aku suka kamu?" Tanyanya.
Karla mengangguk sebagai jawaban bahwa dia pernah melakukannya. "Iya."
"Aku menyukai mu karna aku memiliki rasa itu sejak pertemuan kita yang kedua. Sejak saat itu aku sering mengintai kamu, katakanlah aku seorang stalker."
"Penguntit?" Tanya Karla.
"Dan aku tau rumah kamu dari ngikutin kamu, aku tau nomor kamu dari mengambilnya dari ponsel secara diam-diam."
"Tapi waktu itu Arin bilang kalau dia yang ngasih tau semuanya?!"
"Soal itu aku minta maaf, aku yang suruh Arin buat berbohong sama kamu."
"Terus kenapa baru sekarang? Kenapa tidak dari dulu?"
"Aku ingin kamu tau kalau saat ini aku ingin meminta mu untuk jadi pacar!"
"Pacar? Tapi aku?"
"Aku tau Karla, kamu belum bisa mencintai ku. Dulu pun aku seperti itu, karna ada satu hal yang perlu kamu tau." Ucap Reksa menghentikan sejenak kalimatnya. "Tidak semua orang bisa mengubah rasa suka menjadi rasa cinta. Dan saat ini kamu sedang dalam fase suka sementara aku sudah mencintai kamu Karla Devita!"
+++
Kenapa seseorang harus merasakan cinta sepihak? Jawabannya sederhana, buatlah orang itu mencintai mu seperti kamu mencintainya. Karna tidak ada yang namanya cinta sepihak, yang ada hanyalah cinta yang belum hadir.
😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia Berwajah Manis
RomanceLove Is Simpel Up sekali seminggu #tunggu_aja #dirumahaja