Jaemin sedang mencuci piring dan membereskan bahan masakan ketika Minsung datang dan langsung berdiri menghadapnya.
"Kenapa, Mas?" Jaemin bertanya sembari melepas sarung tangan karet yang ia kenakan.
"Anu, itu—ada pelanggan yang mau ketemu kamu."
Jaemin mengangguk aja seraya mengikuti langkah Minsung keluar dapur, menghampiri seorang wanita yang sedang duduk dengan angkuhnya di kursi yang terletak di sudut restoran.
Itu Ibu Jeno.
"Permisi, Nyonya. Ini Na Jaemin."
"Oh, terima kasih, Mas," wanita kepala empat itu tersenyum pada Minsung sebelum pandangannya beralih pada Jaemin yang menunduk menatap sepatunya takut-takut. "Jaemin? Apa kabar, Nak?"
"Ba-baik, Tante."
"Mas Minsung, kalau gak keberatan, boleh Jaemin saya pinjam sebentar?"
"O-oh, ya. Silakan, Nyonya. Saya pamit permisi."
"Ya, terima kasih."
Sepeninggalnya Minsung, Jaemin langsung meremat apronnya gugup, sementara ibu dari temannya itu mempersilakannya duduk di hadapannya.
"Ada yang mau Tante bicarain sama kamu, Nak."
"I-iya, Tante," Jaemin mengangguk kecil. Ia sudah mulai tahu akan mengarah kemana pembicaraan mereka malam ini.
"Jaemin kerja disini?"
"Iya," ia mengangguk lagi.
"Kenapa?"
"Bantu Bapak. Tante tau sendiri, keluarga saya gak seperti keluarga Tante."
Ibu Jeno tampak tersenyum, tapi Jaemin tahu betul wanita itu bermaksud merendahkan dan meremehkannya.
"Tante punya permintaan."
"Silakan katakan, Tante."
"Jauhi Jeno mulai sekarang, Jaemin."
Bagai disambar petir, Jaemin hampir tersentak kaget begitu mendengar ibunya Jeno meminta demikian. Namun ia berusaha menjaga wajahnya agar tetap berekspresi normal, tidak mau memberi kepuasan lebih pada wanita sombong di hadapannya ini.
"Semenjak kenal kamu, Jeno jadi sering ngelawan kami dan jarang ada di rumah. Entah apa pengaruh yang udah kamu berikan ke anak saya, tapi saya gak suka lihat Jeno bergaul sama kamu. Kamu cuma manfaatin anak saya aja 'kan?"
"Maaf, Tante, tapi—"
"Saya udah mempersiapkan segala hal yang menyangkut masa depan Jeno dengan matang dan kamu bukan salah satu diantaranya. Karena hama pengganggu harus dibasmi, bisa 'kan kamu jauhi anak saya mulai detik ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Eighteen - [nomin]
FanfictionJaemin pikir, semua doa yang telah ia panjatkan akan mencegah dunianya runtuh. Namun pada akhirnya semua sia-sia. Mimpi Jaemin tetap semu. 🧶nomin/jenjaem 🧶lokal ⚠️bxb ⚠️angst, soft-fluff, drama, rom-com, school-life 📚completed dazzlingyu, 2020...