Jaemin meregangkan tubuhnya yang lelah dengan perasaan senang membuncah. Ujian terakhir telah selesai dilaksanakan, kini perasaannya sudah terangkat lega. Tinggal menunggu pengumuman penerimaan SNMPTN dan kerja keras Jaemin terbayar sudah.
Yeji kemudian menghampirinya dengan binar semangat pada wajah, mengajak Jaemin untuk melepas penat di mall dekat sekolah. Namun Jaemin menolak dengan alasan ada urusan, sebetulnya dia senggang dan mau ketemu Minsung buat cerita kalo ujiannya udah selesai.
"Gak dulu ya, Ji. Ada urusan, hehe. Next time gue nyusul deh."
"Yahh, urusan apa emang? Kan ujiannya udah selesai."
"Ada deh, di tempat kerja, hehe."
"Kalo gitu kita mampir aja ke tempat kerja lo, gimana?"
"Yeji mau dateng?"
"Uuuhhh, untuk Nana apa sih yang enggak?"
Jaemin terkekeh dan membiarkan Yeji mencubiti pipinya gemas.
"Dateng aja. Kita kumpul di resto tempat gue kerja."
"Pas jam makan malam gimana? Gue ajak yang lainnya juga."
"Boleh. Nanti telepon dulu ya pas mau dateng. Biar kita siapin meja."
"Oke, bayikuuuu~" Yeji kini mengusak rambut Jaemin dengan sayang. "Kalo gitu gue pergi duluan yak. Lo hati-hati di jalan, Beb."
"Oke, Ji. Lo juga bawa mobilnya jangan ngebut."
"Iya, Nana gemoi. Bai bai~"
"Pai pai, Yeji cangtip~"
Setelahnya Jaemin pun segera membereskan laptop dan barang-barangnya ke dalam tas. Ia meminjam laptop sekolah karena laptop bapak dipakai untuk meeting hari ini. Biasanya dia pinjam laptop Jeno tiap ujian, tapi kalian tahu sendiri lah saat ini hubungan mereka kayak gimana.
Ketika dalam perjalanan mengembalikan laptop, Jaemin berpapasan dengan Jeno di depan pintu ruang TU. Nampaknya ia baru saja ada urusan dengan staf administrasi disana.
"Jaemin."
Pemuda Na itu balik badan ketika mendengar Jeno memanggil namanya.
"Ya?"
"Lo... sibuk setelah ini?"
Jaemin mengangguk berbohong, "Gue udah ditunggu Mas Minsung. Duluan, Jen."
Ia tidak ingin menjawab jujur seperti sebelumnya karena pasti akan berakhir menyakitkan seperti yang lalu.
"Gue anter, Na."
Jeno menyusul Jaemin, menyamai langkahnya sembari berlari kecil.
"Gak usah. Istirahat aja gih, lepas penat lo setelah ujian."
"Tapi biasanya kita ngelepas penat bareng 'kan?"
Jaemin sontak menghentikan langkahnya dan menatap Jeno datar. Sementara pemuda Lee itu terdiam penuh harap menatap Jaeminnya.
Please say yes, Na. Please. Ini terakhir kalinya gue bisa ketemu dan habisin waktu sama lo.
"Jeno, udah gak ada lagi kita di antara lo dan gue. Maaf, Jen, kita udah usai. Permisi, gue buru-buru."
Melihat Jaemin yang berjalan menghindar, Jeno segera menghadang jalannya dengan merentangkan tangan.
"Na, sekali aja, boleh ya?"
"Jeno, permisi—"
"Anter aja, gak jemput. Ya?"
"Gak, Jen. Minggir—"

KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Eighteen - [nomin]
FanficJaemin pikir, semua doa yang telah ia panjatkan akan mencegah dunianya runtuh. Namun pada akhirnya semua sia-sia. Mimpi Jaemin tetap semu. 🧶nomin/jenjaem 🧶lokal ⚠️bxb ⚠️angst, soft-fluff, drama, rom-com, school-life 📚completed dazzlingyu, 2020...