3

4.4K 470 28
                                    

Lisa pov


Aku menghentikan mobil beberapa meter dari gedung perusahaan tersebut, mengedipkan mata berkali kali melihat gedung pencakar langit seperti Burj khalifa yang membelah langit Korea.




Gedung itu berlapiskan kaca, matahari memantul menimbulkan kemegahan dan kejayaan siapapun yang memiliki gedung tersebut.




"Ayoo semangat lisa, kau pasti bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan tersebut" menyeringai seperti orang idiot memikirkan karena aku akan bangga bekerja di perusahaan terbaik





"Keluarga ku di thailand dan chimpunk harus mendapatkan kabar baik dengan diterimanya aku disini" Bertekad untuk dapat memiliki posisi photografer disana




Memarkirkan mobil jeep , aku turun dari mobil sambil merapihkan sedikit pakaian ku. Mengambil amplop berwarna cokat yang telah siapkan sebelumnya.
Aku berjalan dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajahku




.
.
.
.
.




"Hey"


"Selamat pagi"


"Hallo"


"Semangat tuan!" Aku mengepalkan tangan dengan sekuat tenaga seperti ingin meninju seseorang pada seorang dan dia balas terkekeh pada keidiotan ku




Aku menyapa setiap orang yang berpapasan denganku dan saat aku melihat tukang kebun pun aku menyemangati dengan riang.




Memasuki lobby perusahaan, aku langsung menuju ke resepionis. Yang berada tepat di tengah




"Selamat pagi nona, nama saya lisa manoban ingin melamar posisi photografi di disini. Apakah ada lowongan?"



"Selamat pagi, tepat sekali. Disini sedang dibutuhkan seorang photografi. Ayo akan saya antarkan anda" aku pun mengangguk dan membuntuti resepsionis tersebut.



Aku mengedarkan mataku, melihat kantor tersebut


Memasuki lift, aku merasakan sedikit gugup semakin naik lift tersebut. Menyadari kegugupan ku, resepsionis itu pun mencoba mengajak berbicara.



"Apakah kau membawa hasil foto sebagai syarat utama?" Resepsionis bertanya dengan sopan


"Tentu saja nona, apakah kau ingin melihatnya ?" Aku hampir membuka dengan antusias amplop coklat yang ku pegang


"T-tidak, kau harus menunjukan foto itu hanya dengan CEO" resepsionis menghentikan aksiku




"Hm oke baiklah nona"



"Sebenarnya jangan panggil aku nona, nama saja mina" resepsionis menjabat tangan dengan ku dan pasti aku menyambutnya dengan hangat




"Baiklah mina, doakan aku agar dapat diterima disini oke" aku mengedipkan mata dengan genit



Resepsionis hanya tersenyum dan menggelengkan kepala melihat tingkah ku



Ting



Lift terbuka dan aku melihat tampilan ruangan yang bergaya modern dan megah.



"Good luck lisa, dan tunggu lah di sofa sebelah sana. Aku akan memberitahu sekretaris Miss Kim"



"Baik lah non- maksudku mina" dia hanya melemparkan senyum pada ku



Aku perhatikan pegawai dikantor ini sangatlah ramah dan humble terhadap siapapun itu. Dalam hatiku berharap, jika Miss Kim itu akan ramah juga. Karena menurut ku, pegawai itu mencerminkan pemimpin nya.


Aku harap...



Aku berjalan menuju sofa dan aku perhatikan tersisa hanya 1 wanita



Aku duduk dengan sedikit merasakan gugup yang mulai menguasai diriku karena akan menghadapi Miss Kim





"Hei kau melamar juga disini, kau tau aku juga hehe" Aku menyapa seorang wanita disebelah dan tidak lupa menghibur diri sendiri dengan melakukan percakapan konyol



"Tentu saja" dia menjawab dengan singkat, sambil tersenyum sedikit dengan kejenakaan ku



"Aku lisa, dan kau?" Aku menawarkan tangan untuk berjabat, dan di sambut hangat olehnya



"Sana" dan dia sedikit memperhatikan fitur wajah ku



"Seperti nya kau bukan orang Korea? Apakah aku benar?"



"Wah apakah wajahku terlalu jelas?, dan kau benar aku bukan orang Korea. Aku dari Thailand"


.
.
.
.
.








Nobody pov


Mereka asik dengan pembicaraan dan tidak sadar hanya tersisa mereka berdua yang belum dipanggil. Di intrupsi dengan suara bentakan nyaring dan penuh dengan penekanan pada ruangan interview



"KELUAR !! Saya tidak butuh orang seperti anda berkerja di perusahaan saya"



Seorang wanita keluar dengan berlinang air mata, menabrak siapapun yang dia lewati untuk menuju pintu keluar gedung.
Mendadak hening seketika tidak ada yang mengangkat suara.



"Kenapa kau diam saja, panggil yang lainnya !" Jennie membentak Nancy, sekretaris nya yang berdiri di depan ruangannya



"M-maaf miss kim" menundukan kepala nya, Nancy segera menghampiri para pelamar



"Siapa yang diantara kalian datang terlebih dahulu?" Nancy bertanya kepada Lisa dan Sana



Lisa akan menjawab, tetapi dihentikan sana


"Dia nona" sana menunjuk kepada lisa

"Eh..bukannya kau lebih dahulu datang kesini?" Tanya lisa bingung



"Iya, tapi aku belum siap. Kamu duluan saja" elak sana, suaranya terdengar gugup sekali


Lisa mengerti akan syok yang barusan terjadi, jadi lisa hanya menggenggam tangan sana dan memberikan senyuman yang meringankan kegugupan yang dialami sana



"Baik lah, aku akan masuk terlebih dahulu" Lisa bangkit dan akan memasuki ruangan, tetapi intrupsi oleh Jennie yang sedari tadi memperhatikan mereka melalui cctv yang terpasang pada laptop nya.






Iya. Dia suka memantau banyak hal





"Panggil dia terlebih dahulu" tanpa melepaskan pandangan dari laptopnya. Jennie menyuruh
sekretarisnya, memanggil Sana terlebih dahulu.




Diangguki oleh nancy



"Berhenti nona, miss kim ingin dia masuk terlebih dahulu" Nancy menghentikan Lisa yang ingin memasuki ruangan, dan menunjuk Sana



"Ayolah sana, aku akan ada disini. Jangan khawatir, okay?" Lisa menyemangati Sana jangan lupa senyuman khas nya



"Huft..baiklah" sana mengangguk, berjalan memasuki ruangan dan menutup pintu


.
.
.
.
.

"Selamat pagi, Miss Kim" Sana menyapa dengan seramah mungkin dan disambut oleh wajah poker Jennie yang memandang nya bosan.


Agak lama Sana berdiri di hadapan Jennie yang memperhatikan setelan pakaiannya

Canggung





"Duduk" Kembali, Jennie memfokuskan diri melihat laptop nya lagi.



Memperhatikan seseorang yang menarik penglihatannya.





MY OWN  ( JENLISA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang