CHAINED UP [2]

40 7 0
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading...

Sedikit flashback

Saat itu Sowon baru saja naik ke kelas 8 SMP, ia mendapat peringkat 2 di kelas nya. Setelah menerima rapotnya, Sowon pulang ke rumahnya.

Berbeda dengan teman-temannya yang rapotnya diambil para orang tua, kali ini Sowon mengambilnya sendiri setelah berusaha membujuk wali kelasnya beberapa kali.

Betapa terkejutnya ia ketika mendapat peringkat 2, peringkat yang selama ini ia impikan. Kenapa bukan 1?

Karena ia akan dibully karena mengambil tempat anak itu, Jisoo. Sebab katanya tak ada yang bisa menempati tempat pertama itu, selain si anak kepala yayasan Jisoo.

Yah, sebab itu Sowon bersyukur mendapat peringkat impiannya.

Ia pulang dengan riang hati, sambil memeluk rapot itu. Berharap sampai di rumah nanti Ibunya sudah pulang bekerja. Ia berharap Ayahnya juga pulang. Dengan begitu kegembiraannya bertambah.

Sampai di sana, ia kebingungan mendapati lingkungan rumah nya yang ramai akan mobil polisi dan puluhan wartawan bersemayam di sana.

Dan bersiap untuk meliput suatu kasus yang sedang digandrungi khalayak saat itu.

Senyum Sowon seolah memudar begitu saja saat melihat Ayah nya diseret keluar rumah menuju mobil polisi.

Ia berlari, dan berlari. Hingga akhirnya jemarinya berhasil menggapai kaca mobil yang sudah tertutup itu.

Tangisnya mulai bersuara di sebalik bibir pink tipis itu. Saat itu juga, polisi tiba-tiba saja sudah mulai menjalankan mobil patroli mereka.

"Ayah!!"

"Jangan pergi! Ayah nggak boleh pergi!"

"Ayah, nggak bersalah!! Hiks... hiks..."

"Ayah..."

Racaunya mencoba untuk menghentikan mobil polisi yang sudah 50 meter jauhnya itu. Namun, usaha Sowon sia-sia saja. Hal ini malah dimanfaatkan para pembawa berita itu dengan merekamnya sebagai bahan berita.

Di tengah-tengah kerumunan sana, juga anak laki-laki yang menatap dendam Sowon. Itu bisa terlihat dari tatapan nya yang muak terhadap Sowon.

Itu Namjoon.

Ibunya kemudian mendekat pada anak perempuan semata wayangnya itu.

"Udah, Won... udah," ujarnya bermaksud menenangkan.

"Bun... Ayah.. ayah nggak salah kan, Bun? Nggak, kan?" tanya Sowon beruntutan. Bundanya mengatupkan bibirnya.

"Jawab, Bun!" desaknya, Beliau tetap diam.

NIGHTMARE RIDDLE 》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang