KE En

131 16 1
                                    

Setelah Al pamit dan pulang karna hari mulai malam. Cia beranjak dari sofa menuju kamarnya, Cia bosan

"Cia kamu mau kemana?"Tanya Treca pada putrinya itu. Cia berhenti berjalan dan membalikan tumbuhnya kebelakang. Cia melihat lagi mamanya yang sedang duduk dan matanya merah setelah menangis tadi

"Cia mau ke kamar mah. Mungkin mama butuh sendiri dulu".

"Enggak sayang,sini duduk samping mama".Ajak Treca sambil menepuk-nepuk sofa menyuruh Cia duduk disampinya "Mama hanya perlu bicara sedikit Cia".Lanjutnya dengan nada serak khas orang abis menangis.

Cia hanya menurut saja dengan perintah mama nya itu dan langsung duduk disamping mamanya. Ah tidak Cia menidurkan kepala di kaki sang mama,dan menatap wajah mamanya itu Cia bisa lihat dari kedua bola matanya banyak sekali kesedihan disana setelah Al menceritakan hidupnya dan ibu nya.

"Cia, kamu tau kan kalo mamanya Al sama Mama berteman dari dulu. Jadi mama harap kamu mau bertemen dengan Al". Ucapnya penuh harap.

"Hm baiklah akan ku coba".ucap cia meyakinkan Treca

"Udahnya jangan nangis lagi,nanti cantiknya ilang loh".Goda Cia sambil mengelus-ngelus lutut mamanya.

Treca hanya tersenyum melihat tingkah anak nya itu. Tak lama reja muncul dari balik pintu...

"Darr..Darr.. Derrr...Durrrrr....Reja anak ganteng pulanggggggg...Yuhuuuuuuuuuuuu"Teriak reja membuat Treca dan Cia kaget karna ulahnya. Reja terus berteriak seakan dihutan.

"REJA!"Teriak marah ke dua perempuan yang kini sedang duduk disofa sambil mengelus dadanya

"Hihihi...Sory elah ya abis ngeliat drama menangis-nangis didepan,reja refleks"Ucapnya dan kertawa keras didepan pintu. Seperti orang gila

Tak...

Reja menengok ke belakang melihat siapa orang yang telah mengjitak kepalanya. "Punya bapak gak ada rasa kasihannya ke anak sendiri".ucap reja sewot dan menatap sang papa yang tepat dibelakangnya.

"Makannya jangan berisik". Ucap papanya dan langsung masuk kedalam rumah dan meninggalkan putranya didepan pintu.

"Astagfirullah-Astagfirullah,sabarin hamba yaallah dengan sikap keluarga hamba ini yaallah"ucap reja dramatis dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi setelah itu ia bersujud agar doanya terkabul.

Dasar Aneh!

"Bukan kakak Cia itu mah bukan bukan".ucap Cia bergidik ngeri. "Ma,pa. Kalian mulung abang buat Cia dimana si".gerutu Cia sambil menatap sang mama dalam.

"Mama gaktau,tanya aja sama papa".

"Papa mulung dia di comberan depan rumah".Ucap papanya mengundang gelak tawa.

"Berdosa sekali kalian. Hati aa teh sakit digituin".Dengan logap sundanya Reja memasang wajah sedih dengan nada di sedih-sedihkan. "Aku teh da orang,d-da aku teh anak kalian asli. Aku teh meni digituin wae ku kalian".ucap reja lagi, dia menangis diambang pintu dengan baju seragam sekolahnya yang belum diganti.

"Aa ih jijik mama liatna, buru siateh gera mandi. Awak meni ges siga jelema gelo kitu ih".Ucap Treca tidak kalah dengan bahasa sundanya. Tak lama suara tawa pun pecah seketika, Cia ngakak sambil memegangi perutnya sendiri melihat interaksi ibu dan anak itu.

"Bukan anak papa bukan,tapi anak mama".ucap papa heran dengan putranya itu. Pasalnya tidak ada yang seperti Reja. Kecuali, Rajanya sendiri.

"Anak kita mas"ucap Treca santai. Adijaya hanya nyengir saja.








Ada banyak hal-hal kecil sederhana yang belum kau dapat. Semoga kau segera dapat hal-hal kecil sederhana itu, walau kau tau itu sulit bagimu.
Salam.sayang<3.

T R E C I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang