prologue

5.2K 543 29
                                    

Hujan menghantarkanmu pada sebuah toko buku kumuh di penghujung jalan. Saat itu kau sedang dalam perjalanan menuju rumah kedua orang tuamu namun tiba-tiba guyuran hujan membuatmu terpaksa berteduh di sebuah teras toko buku. Kau tak pernah melihat toko buku itu sebelumnya. Karena penasaran, kau pun masuk ke dalamnya dan cukup terkejut melihat isi toko buku itu.

"Ada yang bisa saya bantu?" Sapa seorang penjaga yang langsung tersenyum begitu melihatmu masuk.

"A-ah... tidak, saya hanya ingin melihat-lihat." Balasmu

"Apa anda tertarik dengan novel percintaan?" Tanyanya tiba-tiba.

"Eh? Hm... ya, bisa dibilang begitu." Balasmu yang sungkan untuk menolak.

Wanita yang kau perkirakan seusiamu itu lantas beranjak dari tempat duduknya kemudian mengambil novel dengan sampul coklat yang sudah usang.

"Ini novel yang saya rekomendasikan untuk anda baca." Ucapnya sembari memberikan novel tebal itu kepadamu.

Kau menerimanya dengan ragu. Jika dilihat dari tebal buku dan warna sampulnya, novel itu lebih terlihat seperti sebuah kamus. Kau tak yakin banyak yang mau membaca buku tersebut.

"Buku ini sangat banyak diminati, tapi sayangnya sang penulis hanya mencetak satu copy saja. Dan ini adalah satu-satunya cetakan yang diterbitkan penulis." Jelasnya

Kau menatap buku itu takjub. Jika buku ini banyak diminati dan sangat langka, itu artinya buku ini memang sangat bagus.

"Kalau begitu, saya akan pinjam buku ini. Berapa lama saya bisa pinjam buku ini?" Ucapmu.

Wanita itu menggeleng.

"Tidak ada batas waktu. Selama anda membacanya sampai selesai, maka anda pasti bisa kembali." Balasnya.

Kau yang mendengar penuturannya merasa agak sedikit aneh dengan pilihan kata yang ia gunakan. Mungkin maksudnya setelah aku selesai membacanya, maka aku bisa mengembalikannya kesini.

"Baiklah, kalau begitu saya pinjam buku ini. Berapa yang harus saya bayarkan?" Tanyamu lagi

Namun wanita itu kembali menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada biaya peminjaman. Yang ada hanya konsekuensi jika anda tidak mengikuti aturannya." Balasnya

Kau merasa semakin aneh, terutama karena wanita ini terus menerus tersenyum terlepas dari apapun pertanyaanmu. Karena merasa aneh, kau pun mengiyakan segala perkataannya. Yang terpenting kau bisa keluar dari toko buku itu.

Setelah berhasil membawa buku itu untuk pulang, kau tak langsung membacanya. Mengingat kau harus membantu kedua orang tuamu bekerja di ladang telebih dahulu.

Ketika malam tiba, barulah kau mengambil posisi ternyamanmu, memakai kaca mata bacamu lalu mulai membuka halaman per halaman buku tersebut.

Buku itu tidak seperti buku biasanya. Buku ini tidak dicetak, melainkan ditulis tangan. Setelah melihat tebal buku dan tulis tangan penulis yang begitu rapi, kau paham mengapa buku itu hanya ada satu copy. Pasti membutuhkan usaha yang besar untuk menyelesaikan satu buku.

Kau mulai masuk ke dalam jalan ceritanya. Cerita tersebut merupakan cerita fiksi karangan penulis. Tapi meski demikian, kau dapat mengikuti alur nya dengan baik. Ditambah bahasa yang digunakan tidak terlalu berat dan mudah dipahami, sehingga tanpa sadar kau sudah membaca lebih dari dua puluh halaman saat itu.

Karena tak bisa membaca seluruh halaman dalam semalam, kau pun memilih untuk melanjutkannya esok hari.

Kau selalu menyempatkan diri untuk membaca novel tersebut sebelum tidur. Selain karena ceritanya yang menarik, membaca buku itu sebelum tidur membuat mimpi yang kau lalui terasa indah.

Sampai ketika kau telah membaca sebagian dari total halaman buku tersebut, namun kau merasa penasaran akan akhir dari cerita tersebut.

"Tidak mungkin berakhir tragis kan?" Gumammu.

Kau pun mulai membuka beberapa halaman terakhir dari buku tersebut, dan yang kau temukan sukses membuatmu terkejut. Kau tidak lagi menemukan tulisan si penulis, hanya ada halaman kosong disana. Bahkan ketika kau mencoba mencari halaman yang berisikan tulisan, kau hanya menemukan halaman terakhir yang kau baca tadi.

"Apa aku ditipu? Atau buku ini memang belum selesai? Aargh! Padahal aku penasaran dengan akhir ceritanya!" Gemasmu

Karena tak bisa memuaskan rasa penasaranmu, kau pun menutup buku tersebut dan memilih untuk terlelap. Kau berjanji untuk mengembalikan buku itu besok.

Namun setelah hari berganti pagi dan matahari terbit dari ufuk timur, kau mendapati dirimu terbangun di ruangan yang aneh. Yang jelas kau tak ingat sejak kapan cat dinding kamarmu berubah menjadi hitam.

"Aku pasti bermimpi kan?"

Kau mencoba untuk mengamati sekitarmu namun yang menarik perhatianmu adalah rambut hitam bergelombang yang menjuntai begitu kau beranjak dari kasur.

Kau pun lantas memegangi rambutmu yang anehnya terasa sangat panjang hingga menyentuh pinggulmu. Dan sejak kapan rambutmu berwarna hitam?

"Madam (y/n), ada tamu yang mencari anda."

Kau terkejut saat ada seorang manusia kerdil berhidung besar menerobos masuk ke kamar itu.

"Hah? Aku?"

"Iya Madam, seseorang yang sering mengunjungi anda kemari untuk membeli ramuan. Mereka dari kerajaan Kozani." Balasnya sembari menyeringai jahat.

"Tunggu dulu... kau bilang Kerajaan Kozani? Maksudmu kerajaan yang menjadi musuh bebuyutan kerajaan Kavala?" Tanyamu bingung

Manusia kerdil itu menatapmu bingung.

"Apa mungkin madam terserang penyakit ganas?" Tanyanya

"Untuk apa ia mencariku? Dan dimana ini? Kenapa aku bisa terbangun disini? Kau juga, gaya berpakaianmu aneh." Ucapmu

"Anda ada di hutam perbatasan Kavala san Kozani. Anda adalah penyihir terhebat di negeri ini, maka dari itu mereka-"

"Tunggu dulu! P-penyihir?!"

Kau menatap manusia kerdil itu dengan tatapan terkejut. Jika diingat lagi, kerajaan Kavala dan Kozani adalah kerajaan fiksi dalam cerita novel yang kau baca.

Jangan-jangan, kau baru saja masuk ke dalam alur cerita dan menjadi salah satu pemaiannya. Tapi dari sekian banyaknya tokoh dari cerita tersebut, kenapa kau harus menjadi penyihir?!

"TIDAKKKK!"

The Cursed Pendant (M) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang