07

2.7K 458 44
                                    

Kau kembali ke Kavala dengan perasaan hangat. Bahkan semenjak hari itu, Pangeran Joshua sering kali berkunjung ke kediamanmu hanya untuk mengajakmu berjalan-jalan di sekeliling pasar atau sekedar menaiki perahu di danau Ash. Kalian bisa menghabiskan waktu seharian hanya untuk membicarakan hal-hal yang tidak begitu penting. Tapi mulai dari sana, kalian bisa saling mengetahui satu sama lain.

Berbeda denganmu, Lady Laurent justru sangat senang berada di dalam rumah. Tentu saja alasannya karena Baron. Di negeri Kavala, seorang budak tidak boleh meninggalkan kediaman majikannya jika tidak bersama dengan majikannya itu sendiri. Mengingat rumah itu diberikan langsung oleh Pangeran Joshua kepadamu, maka majikannya adalah dirimu. Bagaimana ia bisa keluar rumah, sementara kau selalu berpergian bersama Pangeran Joshua.

"Dulu aku merasa danau Ash ini biasa saja, bahkan cenderung membosankan. Tapi semenjak kau selalu ingin pergi ke danau ini, aku mulai merasa danau ini sangat istimewa. Karena setiap sudutnya akan mengingatkanku padamu." Ujar Pangeran Joshua

Kau tengah berjalan beriringan dengan Pangeran Joshua setelah turun dari perahu tadi.

"Berhentilah berkata manis seperti itu, Pangeran. Saya sudah lelah tersenyum karena ucapan anda sejak tadi."

"Kalau begitu aku tidak akan berhenti mengatakan hal manis, karena itu akan membuatmu terus menerus tersenyum. Tapi kau hanya boleh menunjukan senyum manismu itu untukku. Tidak boleh pada orang lain, apalagi pada laki-laki."

Kau terkekeh heran. Bagaimana bisa laki-laki ini membuatmu jatuh berulang kali dan semakin dalam padanya?

"Iya, tidak akan. Senyuman saya ini hanya untuk anda." Balasmu

"Jika tidak ingat kita sedang di ruang terbuka, kau pasti sudah berada di pelukanku, (y/n)."

Kau terkekeh geli. Jika tidak ingat kau sedang berada di dunia novel, kau pasti sudah membawanya pulang dan meminta orang tuamu untuk menikahkanmu dengannya. Tapi sayangnya, semua itu tidak akan terjadi.

Saat sedang asik-asiknya berjalan beriringan, beberapa prajurit istana datang menghampiri kalian. Mereka berlutut di hadapan Pangeran Joshua.

"Salam kami, Pangeran Mahkota. Kami datang membawa kabar duka untuk anda. Yang Mulia Raja telah menghembuskan napas terakhirnya di istana timur."

Kabar itu jelas merupakan pukulan besar bagi Pangeran. Ia bahkan hampir jatuh jika kau tidak cepat-cepat memeluk tubuhnya.

"Pangeran!"

"(Y/n)... ayahku..." lirihnya hendak menangis

"Pergilah, Pangeran. Istana mebutuhkan anda saat ini. Anda harus berlapang dada, Yang Mulia Raja akan tenang disana." Jelasmu

Pangeran Joshua lantas menoleh ke arahmu sebelum ia menakupkan pipimu dan mengusapnya pelan.

"Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku." Pintanya.

Kau mengangguk.
"Saya berjanji, tidak akan meninggalkan anda, Pangeran."

Setelah mendengar janjimu, ia segera pergi bersama dengan prajurit-prajurit itu. Sedangkan, kau memilih untuk kembali ke rumah karena suasana di Kavala sedang berduka.

Disepanjang jalan menuju rumahmu, tak jarang kau menemukan orang-orang di pasar menangis terkejut akibat kabar duka yang dibawa istana kepada mereka. Mungkin Yang Mulia Raja begitu berjasa di hidup mereka sehingga kehilangannya merupakan pukulan terbesar juga bagi mereka.

Jika masyarakat saja merasa begitu terpukul, bagaimana dengan Pangern Joshua yang notabenenya adalah darah dagingnya sendiri? Kau tak bisa membayangkan bagaimana ia akan melalui hari-hari duka itu.

The Cursed Pendant (M) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang