Seharian penuh kau tak bisa tenang. Menunggu kedatangan Raja Joshua dan pasukannya kembali dengan selamat. Bahkan Pangeran Jonathan seakan mengerti kondisi ayahnya yang pergi dalam keadaan emosi berat. Anak kecil itu nampak sangat rewel bahkan ketika kau mencoba memberinya asi. Sementara, sebagai seorang Ratu, kau bertugas menggantikan posisi Raja selama ia berperang. Namun kau tak bisa fokus pada apapun karena pikiranmu hanya dipenuhi oleh Raja Joshua.
Kau duduk dengan begitu gelisah, para pelayan mencoba menyajikan makanan untuk disantap, tapi kau sedang tak berselera. Sehingga kau membiarkan perutmu kosong hingga senja menyapa.
Kau langsung beranjak dari tempat dudukmu tatkala seorang prajurit membawa kabar Raja Joshua telah kembali. Kau berjalan secepat yang kau bisa menuju Raja Joshua yang baru saja turun dari kudanya.
"Yang Mulia."
Raja Joshua melirikmu sebentar sebelum meminta semua prajuritnya untuk kembali dan beristirahat. Ia tak membalas perkataanmu, ia justru melenggang pergi meninggalkanmu begitu saja. Kau mengekorinya sembari memanggilnya berulang kali. Hingga kalian tiba di kamar utama istana.
"Bisakah kau diam?!"
Kau terhenti saat ia berbalik dan menyentakmu keras.
"Y-Yang Mulia..."
"Perang ini terjadi karenamu. Karena ketidaksetiaanmu padaku, (y/n)!"
"Ta-tapi saya tidak pernah menghianati anda, Yang Mulia. Saya tidak pernah meninggalkan anda, saya selalu mencintai anda seperti janji saya didepan altar tiga tahun lalu. Jika memang anda menganggap saya tidak setia, ketidaksetiaan apa yang anda maksud, Yang Mulia?"
Kau mengusap air mata di pipimu dengan cukup kasar. Kau tau dia lelah, tapi ia tak berhak mengabaikanmu yang seharian ini menunggunya dengan gelisah. Kau juga sama lelahnya.
"Bajingan itu mengatakan bahwa kalian memang saling mengenal, ia bahkan pernah mengajakmu ke Kozani dan memintamu untuk menggantikan Ratu Jasinda. Apa itu benar?"
Raut wajahmu berubah. Gugup bukan main saat kau dihakimi oleh pertanyaan Raja Joshua.
Setelah menimbang cukup lama kau pun menghela napas pelan. Mungkin ini memang saatnya kau memberitahu kebenarannya.
"I-itu benar. Saya mengenal Raja Erenel dan saya pernah berkunjung ke Kozani. Dia juga pernah menawarkan saya untuk menjadi ratunya, tapi saya menolak dan pergi dari Kozani." Ucapmu pelan
"Lalu, kau ini sebenarnya siapa? Apa kau bukan masyarakat Kavala? Jika bukan, lalu kenapa kau memiliki nama keluarga Verda?" Tanyanya lagi.
Kau menggigit bibirmu gugup. Kau tak tau reaksi apa yang akan ditunjukannya setelah kau mengatakan identitas aslimu. Kau berusaha menguatkan hati sebelum mengatakan semuanya.
"Sebelum saya menjelaskan semua kebenarannya, maukah anda berjanji satu hal?" Tanyamu
Raja Joshua mengangguk asal. Ia terlihat sangat ingin tahu alasanmu yang sebenarnya.
"Saya mengerti bahwa hal yang selama ini saya lakukan adalah sebuah kesalahan dan saya pantas dihukum atas semua kesalahan itu. Tapi Pangeran Jonathan... dia bukan kesalahan. Jadi saya ingin setelah anda mengetahui kebenarannya, anda berjanji untuk melindungi Pangeran Jonathan terlepas dari siapapun identitas ibunya." Jelasmu
Raja Joshua menghela napasnya perlahan. Amarahnya mulai luluh tatkala alur pembicaraan yang kau bawa mulai serius. Ditambah lagi air matamu yang tak henti-henti turun dari pelupuk mata. Wajahmu sangat kacau oleh air mata kala itu.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan Pangeran Jonathan, (y/n). Dia juga darah dagingku. Aku akan melakukan apapun untuk melindunginya, aku berjanji."
Kau mengangguk dan tersenyum meskipun air matamu tak terhindarkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Pendant (M) ✔
FanficKau terbangun dalam tubuh orang lain.Terlebih lagi, suasana yang kau lihat secara nyata menggambarkan apa yang kau baca dari novel romansa favoritmu. Namun, alih-alih bertukar kehidupan dengan seorang putri kerajaan sekaligus tokoh utama dalam nove...