33

2.4K 346 15
                                    

Tepat pukul 12 malam, Jiyong tiba di rumahnya, pria itu datang dengan mobil yang sempat Mino pakai tadi, setelah sebelumnya ia pulang ke markas untuk menjemput lisa, namun sayangnya kekasihnya itu sudah tidak ada disana, tentu saja jiyong tidak berharap lebih, lisa sudah pasti marah padanya, apalagi ponselnya mati karena kehabisan baterai

Rumah itu terasa sepi ketika jiyong tiba, untung saja pria itu memiliki kunci rumahnya sendiri, jadi ia tidak perlu menjadi seorang pria yang terlantar menunggu seseorang membukakan pintu untuknya, dengan perlahan jiyong masuk ke dalam rumah, menyalakan lampu kemudian berjalan ke dalam kamar, mencari sosok lisa, sesampainya dikamar, ia mendapati kekasihnya itu sudah terlelap, dengan perasaan bersalah jiyong menghampirinya, duduk di samping tempat tidur sembari mengusap lembut kepala gadis yang tengah terlelap itu

"Maafkan aku" Ucapnya, meski ia tau lisa tak akan mendengarnya, jiyong membenarkan selimut yang menutupi kekasihnya itu, kemudian mengecup dahi lisa dan mengucapkan selamat tidur padanya, sebelum akhirnya ia berlalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh diri

Setelah selesai membersihkan dirinya, jiyong mengenakkan kaos hitam juga boxer hitam, rambutnya yang masih basah, masih ia coba keringkan dengan handuk, jiyong mencharger ponselnya terlebih dahulu sebelum kemudian berjalan menuju dapur, membuka kulkas, lalu meminum segelas air, kemudian kembali mematikan lampu ruang tengah dan masuk kedalam kamar, beranjak naik keatas tempat tidur, memeluk lisa lalu ikut terlelap disampingnya, pergerakannya sangat hati-hati, jiyong tak ingin membangunkan lisa dari tidur indahnya

*****

Matahari sudah bersinar cukup terik ketika jiyong bangun, ntah sejak kapan gorden dikamarnya sudah terbuka lebar, membuat cahaya matahari bisa masuk dengan mudahnya ke dalam kamar, dengan malas jiyong mencoba membuka matanya, melihat sekitar, merasa ada yang hilang, setelah menggeliat ia akhirnya duduk, menatap sekitarnya mencari sosok lisa, tapi gadis itu tidak ada disana

Dengan langkah gontainya, jiyong masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamar, mencuci muka dan menyikat giginya, sebelum akhirnya keluar dari kamar, aroma masakan memenuhi indra penciumannya, begitu ia melangkahkan kakinya keluar, Jiyong cukup yakin jika ibunya tengah memasak dan dibantu oleh lisa

"Selamat pagi" Ucap jiyong menyapa ibu juga kekasihnya di dapur, namun lisa sama sekali tidak meresponnya, menatapnya saja tidak, seolah ia tidak menyadari kehadiran jiyong disana, berbeda dengan ibunya, yang hanya melirik putranya itu

"Ada apa ini? Eomma dan kekasihku sudah sepakat untuk mendiamiku?" Tanya jiyong lagi, kembali tidak ada respon, melihat itu jiyong lantas memilih untuk duduk di meja makan bersama ayahnya yang tengah membaca koran, ia rasa bukan waktu yang tepat untuk meminta maaf atas kejadian semalam, jadi ia lebih memilih untuk duduk di meja makan menunggu sarapannya tiba

"Sejak kapan kau ada dirumah?" Tanya ayah jiyong begitu putranya duduk tepat dihadapannya

"Pukul 12, aku datang ketika semua orang sudah tidur"

"Kenapa kau tidak datang bersama dengan lisa kemarin?"

"Menemui mantan kekasihmu?" Tanya ayahnya

"Lisa menceritakannya pada appa?" Tanya jiyong balik, sembari memakan apel yang ada di meja, namun sang ayah menggeleng

"Aku mendengarnya dari Ibumu, dia marah marah semalam karena kau membuat calon menantunya menangis"

"Ah, karena itu eomma mendiamkanku?"  Angguk-angguk jiyong

"Kau harus meminta maaf, sebelum ibumu bertambah murka"

"Tentu, aku akan meminta maaf setelah sarapan, aku perlu tenaga sebelum diomeli oleh eomma juga lisa" Kekeh jiyong, membuat ayahnya menggelengkan kepala

"Kau pikir eommamu akan memberikan kau makan? Lisa juga sepertinya akan sulit dijinakkan"

"Memangnya tidak? Eomma tidak mungkin setega itu padaku"

"Dia bisa jadi tega, karena kau membuat calon menantunya menangis"

"Appa, sebenarnya siapa yang anak kalian disini? Aku putramu atau lisa?"

"Tentu saja lisa" Ujar tuan kwon membuat jiyong justru tersenyum, ia merasa bersyukur keluarganya sangat menyayangi lisa

"Ah, haruskah aku pergi ke thailand saja"

"Cobalah pergi, kau mungkin tidak akan lagi melihat namamu di kartu keluarga kita"

"Appa tidak akan mendukungku?"

"Tidak, aku berada di tim Lisa, jika aku mendukungmu, aku akan kena semburan juga" Jawab ayahnya yang setelah itu membuat jiyong juga dirinya sendiri tertawa

"Makanan siap" Ujar nyonya kwon, membawa masakan-masakan di dapur ke meja makan dibantu oleh Lisa, setelah selesai Ibu jiyong duduk di samping tuan kwon sementara lisa di samping jiyong

"Wah eomma tidak memasak makanan untukku?" Tanya jiyong setelah melihat jika semua masakan yang ada di atas meja adalah makanan kesukaan kekasihnya

"Untuk apa eomma memasak untukmu, kalau kau tidak mau, kau bisa pergi ke dapur dan memasak sendiri" Ucap ibunya dingin, membuat jiyong menutup rapat bibir nya sedangkan tuan kwon justru terkekeh

Nyonya kwon tersenyum menatap lisa, lantas menyuruh gadis itu untuk makan dengan lahap, ia bahkan mengambilkan nasi untuk lisa, lalu mengambilkan lauk untuk gadis itu dan menaruhnya di sendok milik lisa, sangat perhatian, namun jiyong tak merasa iri sama sekali pria itu hanya berpura-pura tersakiti lantas mengambil makanannya sendiri

"Ah, aku dirumah tapi rasanya tak seperti dirumah" Keluh jiyong sembari mencoba memilih makanan yang dimasak dengan malas, jiyong sebenarnya bukan tipe orang yang pemilih, dia memakan apapun, dan setelah cukup lama berkencan dengan lisa, tentu saja jiyong juga jadi menyukai makanan yang gadis itu sering makan, tuan kwon masih terkekeh melihat tingkah putranya, yang berpura-pura merasa tersakiti, sedangkan nyonya kwon sudah gemas ingin sekali memukul kepala jiyong agar ia segera sadar diri

"Ayo putriku makan dengan lahap" Ujar nyonya kwon pada lisa, membuat gadis itu tersenyum "eomma juga harus makan dengan lahap, ini, eomma harus mencobanya" Ujar lisa yang balik memperhatikan ibu jiyong, mengacuhkan racauan jiyong di sebelahnya "ah appa juga harus makan dengan lahap, bukankah appa juga menyukai bagian ini?" Tanya lisa menunjuk bagian jantung pada ati yang ibu jiyong masak "ayo dimakan appa" Ucap lisa sembari memberikannya ke atas nasi ayah jiyong

Jiyong menatap lisa, pria itu berkata jika ia juga menyukai bagian yang lisa berikan pada ayahnya tadi, harusnya jiyong mendapatkannya juga protesnya, namun lisa sama sekali tak menghiraukan, gadis itu masih saja tersenyum sembari menatap kedua orang tua jiyong "ah eomma appa, apa eomma dan appa mendengar suara-suara aneh?" Tanya lisa pada nyonya dan tuan kwon

"Aku rasa aku sejak tadi mendengar suara jiyong oppa, tapi ia kan tidak ada disini, bukankah ini seram" Ucap lisa

"Ah kurasa rumah ini mulai berhantu, haruskah eomma menyuruh jiyong untuk menjualnya nanti?" Balas ibu jiyong menanggapi ucapan lisa, sedangkan jiyong hanya mendengus pelan, dan ayah jiyong tak bisa lagi menahan kekehannya, melihat putra dan calon menantunya itu bertengkar sangat lucu baginya, apalagi istrinya ikut masuk kedalam permainan mereka

YG Kitchen [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang