Typo merupakan sifat alami manusia yang tidak akan pernah sempurna.
.
.Hari ini adalah saatnya dimana perjuangan mereka sejak berbulan-bulan lamanya berada pada puncaknya. Semuanya sudah tidak sabar akan hal ini dan bersemangat sekali untuk itu.
" Kau baik? "
Pemuda bergigi kelinci itu melemparkan pertanyaan pada Jimin yang sejak tadi masih bersender lesu pada jok mobil di sampingnya. Keduanya memang kembali dalam satu mobil untuk ke tempat konser mereka di adakan.
Jimin mengangguk dan menatap Jungkook beberapa saat.
" Ada apa? "
" Aniya. " Lalu mengalihkan pandangan ke kaca di sampingnya. Melihat pemandangan kota yang sekarang tengah ramai dipenuhi pejalan kaki maupun kendaraan lain.
" Apa kau masih memikirkan ucapan mereka? "
Jimin sedikit tersenyum, namun bukan senyuman yang seperti biasanya. Itu lebih ke sesuatu yang miris daripada bahagia. Ada apa sebenarnya?
" Ku pikir itu bukan sesuatu hal yang mudah untuk di abaikan begitu saja bukan, Jungkook-ssi? Tapi tenang saja, aku baik walaupun yah kamu tau. Berkat kalian aku bisa melewati ini. Terimakasih. "
Jungkook tertegun mendapat senyum yang terlalu lembut yang Jimin tunjukkan. Tidak di pungkiri dadanya seperti teremat sesuatu melihat itu.
Ia membalasnya dan menepuk bahu Jimin pelan.
" Yakinlah pada dirimu sendiri. Apapun yang terjadi kami akan mendukung mu. Aku yakin semuanya akan kembali baik jika kita sama-sama berjuang. "
Jimin malah tertawa dan menyembunyikan setengah wajahnya di balik telapak tangan mungil itu. Menurutnya Jungkook sangat imut saat mengatakan hal barusan.
" Neee hehe... Ayo berjuang! " Balasnya semangat.
Jungkook ikut terkekeh dan mengusap rambut Jimin acak.
" Stylish Noona bisa marah kalau tau ini. " Ucap Jimin membenahi tatanan rambutnya yang sedikit berantakan akibat ulah lelaki bongsor itu.
" Biarkan saja. Toh nanti juga di rapikan lagi. "
" Jungkook-ssi, menurutmu apakah aku akan di terima dengan baik? " Jimin menundukkan kepala memperhatikan pantofel miliknya sendiri.
" Jika kau bersungguh-sungguh maka iya. "
" Aku takut. "
" Tentang? "
" Bagaimana kalau aku malah membuat semuanya kecewa. Jungkook-ssi lihat sendiri respon mereka waktu itu. "
Jungkook tampak terdiam sebentar dan memajukan tubuhnya ke kursi samping kemudi.
Jimin menatap heran akan hal itu sampai saat Jungkook kembali ke tempatnya.
" Mereka akan semakin kecewa jika kau memutuskan sampai di sini. Begitu juga kami. Kau hanya melihat dari sisi negatifnya saja. Lihatlah sisi baiknya juga. Banyak dari mereka yang sudah menunggumu dan memberimu dukungan. Pikirkan saja mereka dan percayakan kalau kau bisa menunjukkan yang terbaik. " Jungkook menunjukkan layar tablet yang berisi kata-kata komentar dari beberapa netizen yang bersifat baik pada Jimin.
" Mungkin akan sulit apalagi ini pertama kali bagimu. Tapi yakinlah. Jika kau pasti akan meraih mereka juga yang membelakangi mu. Mereka akan berbalik padamu dan meneriakkan namamu juga. Aku percaya itu. Park Jimin yang ku kenal bukanlah seseorang yang mudah menyerah. "
Manik Jimin berkaca-kaca. Dirinya tersentuh mendengar semua ucapan Jungkook. Sepercaya itukah mereka pada dirinya?
" Haha... Sudahlah. Intinya apapun yang terjadi jangan berpikir untuk kembali. Tapi terus lihat ke depan dan raih apa yang belum bisa kau raih. Mengerti? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Jiminie [ HIATUS ]
FanfictionKisah seorang Park Jimin sang pendatang baru di Bangtan House. Apakah Park Jimin akan di terima dengan baik di sana, ataukah sebaliknya? . . Cerita mengandung tema Boys love / bl, bagi yang masih normal atau tidak suka akan lebih baik tidak membaca...