Typo merupakan sifat alami manusia yang tidak akan pernah sempurna.
.
.Ting tong ting tong
Suara bel terdengar nyaring dari rumah besar di pinggiran jalan kota Seoul. Pelaku pemencetan tidak lain adalah lelaki mungil berparas manis menjurus imut a.k.a Park Jimin.
Jimin dengan sabar menunggu di depan pintu menunggu penghuni rumah membukanya. Sesekali menekan tombol bel lagi sampai akhirnya pintu di hadapannya di buka oleh seseorang.
Cklek
Seorang lelaki berparas tampan berdiri menjulang dengan pandangan menatap heran kehadiran Jimin di sana.
" Annyeonghaseo. " Jimin membungkuk sopan selayaknya adat bertutur sapa.
" Annyeonghaseo. Ada yang bisa saya bantu? " Tanya lelaki itu tak kalah sopan. Tatapannya menelisik dari ujung kaki sampai ujung rambut, meneliti dengan seksama objek di hadapannya.
Jimin yang menjadi korban tatapan intens itu tampak berlalu gugup. Tangannya mengerat menggenggam pegangan koper yang dia bawa untuk menghalau rasa kegugupannya.
" Em... PD-nim menyuruh saya datang ke sini. Saya lihat alamatnya sama dengan yang terpasang di depan. " Menunjukkan kartu alamat yang dia jadikan penunjuk jalan.
Lelaki itu menerimanya untuk di cek kembali.
" PD-nim? Ah... Kau pasti si anak baru. Masuklah. "
Setelah memberikan kartu milik Jimin kembali, pintu di buka lebih lebar untuk mempersilahkan Jimin masuk ke dalam.
" Kamsahamnida. "
Jimin membungkuk singkat mulai menarik kopernya memasuki rumah.
" Butuh bantuan untuk membawanya? " Tawar lelaki itu melihat Jimin sedikit kesusahan dengan ukuran kopernya yang besar.
" A-aniya... Terimakasih. "
Setelah menutup pintu, mereka berjalan ke ruang tengah terdapat satu orang lagi terlihat sedang asik menonton televisi.
" Siapa Hyung? " Pria itu menoleh, langsung berdiri kala netranya mendapati Jimin di sana.
" Woaah... Siapa lelaki pendek ini, Hyung? " Dia sedikit menunduk menyamakan tingginya dengan wajah Jimin yang hanya sebatas telinganya.
Sang korban yang di tatap hanya bisa menunduk semakin dalam dan sedikit mengalihkan pandangan. Wajahnya sudah memerah karena lelaki itu memandang begitu dekat dengan wajahnya.
" Imutnya. " Lelaki itu terkekeh kecil lalu menarik wajahnya menjauh membuat Jimin bernafas lega.
" Minggir alien, kau menakutinya bodoh. "
" Siapa namamu? "
Dia tampak tidak menghiraukan perkataan lelaki disampingnya dan asik memandang Jimin. Menunggu pertanyaannya untuk di jawab. Alhasil yang di acuhkan tadi mendengus kesal dan menggerutu di tempat.
" P-park Jimin imnida. " Jimin membungkuk kecil ketika mengucapkan namanya.
" Jimin, namamu bagus. Kenalkan aku Kim Taehyung. Berapa umurmu? " Lelaki itu menyodorkan telapak tangannya di depan Jimin bermaksud berjabat tangan.
Jimin dengan ragu mengulurkan tangannya dan membalas jabatan tangan lelaki bernama Taehyung itu.
" 19 tahun Taehyung-ssi. "
" Jjinja? Ku kira masih bocah. " Ia membandingkan ukuran tangan mereka yang terpaut jauh. Menggenggam tangan Jimin yang terasa pas dalam genggaman telapak tangannya yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Jiminie [ HIATUS ]
FanfictionKisah seorang Park Jimin sang pendatang baru di Bangtan House. Apakah Park Jimin akan di terima dengan baik di sana, ataukah sebaliknya? . . Cerita mengandung tema Boys love / bl, bagi yang masih normal atau tidak suka akan lebih baik tidak membaca...