Fall In | Daengdaengz (Slow - Up)

17

Kelompok 14 udah balik dari jelajah tapi seperti ada yang aneh, mereka cuma berlima.

"Yuri mana?" Gumam Chaewon yang lagi sama Minju, Hitomi. Dia bangun liat satu persatu orang yang dateng di belakang Yiren dan temen-temennya tapi gak nemuin Yuri. Chaewon ngerasa ada yang gak beres.

"YAK! MANA YURI?!" Seru Chaewon marah ngehampiri Yiren.

Semua yang ada di situ langsung ngeliatin mereka.

Yiren nengok ke belakang ngeliatin anggotannya.

"Oh iya Yuri mana?!" Tanya Yiren dengan muka panik

"LO JANGAN BERCANDA!" Bentak Chaewon.

"Ada apa ini?" Tanya Lia nengahin.

"Temen gw belum balik!" Ucap Chaewon.

"Siapa?"

"Jo Yuri"

"Coba lo tenang dulu, siapa tau dia sama panitia yang di belakang, bentar lagi mereka juga sampe" ucap Lia

"Chae, tenang dulu ok? Kita tunggu bentar lagi" Minju nenangin temennya itu.

Dari kejauhan Yujin merhatiin mereka dengan raut wajah yang susah diartiin.

"Ya ampun kok bisa sih lupa sama anggota kelompok sendiri?" Ucap Chaeyeon gak percaya.

"Hmm" dehem Hyewin gak habis pikir.

"Semoga gak beneran ilang" harap Yena

Gak lama pun mereka liat para panitia udah balik dari hutan, orang-orang pada ngehampiri, termasuk Yujin sama temen-temennya.

"Yeji, Yuri sama kalian gak?" Tanya Lia ke Yeji yang baru dateng.

"Hah, Yuri? Enggak tuh. Kelompok terakhir bukannya udah balik?" Ucap Yeji kebingungan.

"Iya udah tapi kurang satu orang"

"Kok bisa? Tapi itu berlima udah di sini" Yeji ngeliat ke Yiren dan yang lainnya.

"Mereka harusnya berenam sama Yuri, Ji!"

"Apa?" Yeji sama anggota panitia yang lain pada kaget. Melihat reaksi kelompok Yeji, semua orang jadi makin khawatir.

"Gawat! Cepet kita ca-" ucapan Yeji kepotong waktu ada yang lari masuk ke hutan duluan.

"YAAK!" Teriak Yeji.

"AISH!!!"

☕

Di tempat lain, gak tau di area hutan sebelah mana, Yuri masih meringkuk ketakutan. Setidaknya dia udah gak nangis kenceng kaya sebelumnya, mungkin dia udah cape karena lebih dari satu jam dia di sana, selama itu juga dia nangis.

Yuri itu gak berani ngedongak, dia terlalu takut. Satu-satunya sumber cahaya yang ada cuma dari cahaya bulan yang nembus sela-sela dedaunan. Heningnya hutan membuat telinga Yuri seakan jadi super sensitif dengan suara di sekitarnya.

Yuri menutup telingannya dengan kedua tangannya. Yuri benar-benar benci situasi seperti ini. Dia bahkan berpikir ini mungkin jadi kali terakhirnya berkemah di hutan atau mungkin di mana pun.

Air mata Yuri terus menetes, badannya makin gemeteran bukan hanya karena ketakutan tapi juga hawa dingin yang makin menusuk ke tulang.

"Mah... pah... Yuri pengen pulang..." ucap Yuri dengan suara yang bergetar.

"... Tolong gw... Yuj-"