ARIA POV
Setelah semalaman bertaruh nyawa menyusuri maze untuk bertahan Hidup. Minho. Ia tertidur dibahuku, aku tahu dia sangat lelah. Aku tidak bisa menatap wajahnya dengan jelas, aku hanya bisa mendengar nafasnya teratur. Apapun itu aku sangat bersyukur ada orang seperti Minho disini yang menjagaku. Aku menyandarkan kepalaku di atas kepala Minho mencoba untuk beristirahat.
--
"Bangun pemalas" Minho membangunkanku sambil menggoyang goyangkan bahunya, entah kapan posisi itu beralih namun sekarang malah kepalaku yang bersandar dibahu Minho "Senyaman itukah bersandar dibahuku, Aria?"
Aku terbangun dan segera mengangkat kepalaku dari bahu Minho "Enak saja, kemarin malam kau yang bersandar dibahuku terlebih dahulu!"
"Halah bohong, mana buktinya? Dasar modus" kata Minho
"Ah sudahlah ayo segera kembali ke Glade, aku bisa gila bila harus semalam lagi terjebak disini denganmu?" Kataku sambil mencoba berdiri. Namun, kakiku malah terasa makin sakit. Aku tidak bisa berdiri dengan seimbang dan malah membuatku terjatuh
Gubrakkkkk
"Aaaaaaah kakiku" teriakku
"Sakit?" Tanya Minho datar. Dia masih duduk di tempatnya dan bahkan tidak membantuku untuk berdiri. "Butuh bantuan?"
"Tidak bantuanmu, aku bisa sendiri" Jawabku lalu mencoba untuk mencoba berdiri lagi. Rasa sakitnya tidak hilang, bahkan tambah tak tertahan aku merintih sambil menahan rasa sakit
"Yakin tidak butuh bantuanku?" Kata Minho
"Kau tidak lihat Minho? Aku sudah bisa berdiri sekarang. Kalau kau tidak segera berdiri aku akan berjalan sendiri menuju Glade" Kataku
"Baiklah kau duluan saja" jawab Minho
"Oke siapa takut" Jawabku lalu mencoba untuk berjalan perlahan namun, baru 5 langkah pertamaku aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit dikaki. Jalanku semakin tidak imbanh dan hal itu membuatku terjatuh. Aku bahkan tidak bisa menggerakkan kaki sebalah kananku
Aku dengar langkah Minho mendekat. Dia berlutut disebelahku. Mengambil tanganku dan merangkulkannya dibelakang kepalanya. "Ayo aku bantu kau berdiri dan berjalan, lain kali tidak perlu gengsi" kata Minho
Aku hanya diam menganggukkan kepalaku. Kami berdua berjalan bersama menuju Glade. Sangat hening. Tidak sepatah katapun keluar dari mulutku maupun Minho. Sampai akhirnya dibelokan terakhir, aku melihat celah maze yang sudah terbuka lebar. Semua glader berada disana seolah menyambutku dan Minho. Mereka berteriak bersahut-sahutan.
"Mereka berhasil"
"Ariaaa kau selamat, aku tak percaya itu"
"Minhooo kau berhasil untuk yang kedua kalinya"
Aku merasa sangat senang akan sambutan itu. Aku merasa seperti kembali kerumah.
"Lihat Aria, banyak orang yang menyayangimu disana. Kau tidak perlu memikirkan satu atau dua orang saja." Kata Minho aku menjawabnya dengan senyum haru
"Saat kita sudah kembali kedalam Glade, aku tidak ingin membuatnya berbeda. Jika kau membutuhkan sesuatu kau selalu bisa memanggilku." Kata Minho
Tinggal beberapa langkah lagi menuju celah Glade. Minho membisikan sesuatu padaku "Ingat Aria, jika kakimu sakit. Kau masih punya kakiku. Jika kau butuh bahu, aku akan selalu ada untukmu" kata Minho.
Aku terdiam sejenak mendengar apa yang diucapkan Minho sambil memandang wajahnya yang terus membopongku sambil berjalan mendekati celah Glade.
"Minho?" Kataku
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLADERS GIRL [COMPLETED]
FanfictionApa yang akan terjadi jika satu-satunya wanita datang kedalam Glade yang sepenuhnya pria? Apakah akan terjadi cinta segita? segiempat? segilima? Ataukah wanita tersebut akan merusak kesejahteraan Glade yang telah dibangun dengan susah payah sejak 3...