3

870 143 38
                                    

"No matter what, she like you. Ia mencintaimu sampai ia takut, kalau kau mungkin tidak akan sudi untuk datang ke pemakamannya" Itu yang dikatakan Jiyeon terakhir kali sebelum ia akhirnya bangkit meninggalkan pria Jeon itu sendirian.

Jungkook terdiam, sekujur tubuhnya terasa kaku. Setelah sekian lama ia mencoba, Jiyeon manager Suzy wanita yang hampir 24 jam ada bersama Suzy mau untuk diajak bicara.

Hatinya belum membaik, ia masih syok pasca leadernya dikabarkan menjalin hubungan spesial dan kedapatan berkencan di Paris dengan seseorang yang di duga Suzy. Ditambah apa yang ia dengar barusan membuatnya semakin tak karuan.

Jungkook pulang ke Dorm, dengan perasaan gelisah bercampur marah. Ia bukannya kesal karena berita kencan itu, hanya saja bagaimana mungkin Namjoon diam saja jika benar ia tau keberadaan gadis itu padahal ia mencarinya seperti orang gila.

Namun, ketika ia sampai Dorm, ia tidak mendapati siapapun. Sehingga ia memutuskan untuk duduk di depan TV, menunggu kepulangan Namjoon. Jungkook butuh penjelasan.

Jungkook memfokuskan matanya, ketika sebuah berita kembali naik kepermukaan. Setelah seharian diuber media, agensi akhirnya merilis pernyataan resmi soal berita kencan Namjoon.

".....Namjoon hanya pergi liburan bersama teman-teman sekolahnya, gadis itu bukan Bae Suzy"

Hanya kalimat itu yang mampu Jungkook cerna, menjawab pertanyaannya soal kenapa Namjoon tidak memberitahunya. Pernyataan yang membuatnya semakin kecewa, karena itu artinya Suzy masih belum diketahui kabarnya.

Apakah gadis itu baik-baik saja? apakah gadis itu bahkan masih hidup? atau benar-benar sudah tiada seperti simpang siur yang beredar? masih menjadi pertanyaan besar dalam benak Jungkook. Merasa lelah, ia akhirnya memutuskan untuk masuk ke kamarnya.

Jungkook menghela nafas, ia ingin tidur setelah seharian bekerja, tapi bayangan ketika Suzy menangis sambil mengejarnya setelah peristiwa 2 tahun lalu selalu terlintas setiap kali ia memejamkan mata.

Ia tidak menyangka, kenapa dulu ia sampai sebegitu teganya? Melajukan mobil dengan kencang disaat Suzy mengejarnya, sampai membuat gadis Bae itu terserempet sepeda motor hingga tidak sadarkan diri.

Sudah begitu, ia tidak juga berhenti dan malah memacu kendaraannya, disaat orang-orang berbondong-bondong hendak menolong gadis terkenal itu. Ia seperti seorang bajingan.

Larut dalam pikirannya Jungkook akhirnya tertidur, mungkin karena terlalu lelah. Meski tidak lama, sepertinya hanya satu sampai satu setengah jam saja tapi cukup untuk mengembalikan stamina Jungkook.

Ia terbangun karena mendengar suara bising dari luar kamarnya. Segera ia bergegas, bergabung dengan para hyung yang ternyata sedang berkumpul di ruang TV, menyaksikan drama favorit mereka seperti kumpulan para ahjumma.

"Hyunjin-ah, selama ini aku begitu dekat denganmu!"

Seluruh member terfokus pada tontonan mereka, menyimak adegan demi adegan dalam drama. Kecuali Jungkook yang lebih fokus menatap Namjoon yang menonton dengan tenang, seakan tidak ada apapun yang terjadi.

Drama itu berakhir, Roh Nara si tokoh utama kembali ke tubuhnya. Semangat Nara untuk hidup kembali bangkit, setelah mengetahui kalau ternyata dokter yang menolongnya adalah Hyunjin teman semasa kecil yang ternyata selalu mencari-carinya.

Banyak hal yang Hyunjin lakukan untuknya bisa menemukan Nara, yang membuat hati Nara tersentuh. Wanita itu ingin memberitahu Hyunjin kalau dalam beberapa bulan ini ia selalu ada di dekatnya, Namun sekencang apapun Nara berteriak Hyunjin tidak mendengar.

Hingga suatu hari, disaat kondisi Nara semakin kritis, Hyunjin yang selalu setia menemani gadis yang ditolongnya menyadari satu hal. Tanda lahir pada leher gadis itu, sama persis seperti yang Nara miliki, membuatnya sadar kalau gadis itu adalah Nara teman kecilnya. Tepat disaat Hyunjin memeluk Nara, Roh Nara kembali ke tubuhnya.

Begitulah drama berjudul Pure itu mengakhiri kisahnya. Adakalanya cinta justru membunuhmu, tapi kasih sayang yang murni dari orang terdekatmu seharusnya cukup untuk membuatmu hidup. Life Well, seperti title yang diusung pada season kedua ini.

"Aku bisa merasakan ketulusan yang sama seperti season pertama. Suzy sunbaenim sangat berbakat, Aku yakin season kedua ini masih ditulis olehnya" Seluruh member setuju pada apa yang baru saja Jin member tertua mereka katakan.

"Kuharap Suzy sunbaenim menemukan seseorang seperti Hyunjin" sahut Taehyung, Jungkook yang masih terfokus memperhatikan Namjoon kini menoleh pada Taehyung.

"Dia pasti menemukannya" sambung Namjoon. Kali ini Jungkook memilih bangkit dan kembali ke kamar. Tidak seperti para hyung yang lega setelah menyaksikan ending dari drama itu. Ia justru semakin tak enak hati.

****

Hari sedang terik-teriknya, menikmati ice americano dan sepotong strawberry cake adalah pilihan terbaik. Karena itulah Jungkook disini sekarang, di sebuah cafe bernuansa vintage yang tengah tenar di kalangan anak muda. Bersama Bambam teman satu circlenya.

"Kenapa disitu ramai sekali?" tanya Jungkook pada Bambam, sembari menunjuk pada sebuah mall yang berada di seberang cafe.

"Ah itu, karena penulis terkenal dari Paris sedang melakukan fanmeeting" Jungkook mengangguk, pantas saja jalanan begitu ramai saat ia berkendara kesini.

"Dia orang Korea hanya saja berkarya di Paris. Bukunya sangat terkenal dikalangan anak muda. Aku mendapatkannya sebagai hadiah dari penggemarku" kata Bambam, Jungkook mengangguk saja. Ia tidak suka membaca buku, kecuali yang memiliki banyak gambar. Jadi ia tidak begitu excited.

"Kau mau lihat? Taraa" riang Bambam menunjukkan buku yang ia maksud.

Dengan malas Jungkook meraih buku yang diberikan terbalik itu. Ia hanya akan melihat sampai sampul depannya saja. Namun begitu ia membalik buku bercover hitam itu, ia mengingat suatu hal. Buku itu adalah buku yang sama seperti yang terdapat pada postingan terakhir Suzy, Healing.

Meski enggan, karena jujur saja selagi masih sekolah pun ia sangat tidak suka jika disuruh membaca buku. Rasa penasaran Jungkook pada buku itu jauh lebih besar, sehingga ia memilih untuk meminjam buku dengan tebal 200 halaman itu untuk ia bawa pulang dan ia baca.

Jungkook benar-benar membaca buku itu sesampainya di Dorm. Kata per katanya begitu menenangkan, Jungkook yang tengah tertekan karena rasa bersalahnya perlahan mulai menyadari alasan buku ini begitu terkenal, sampai Suzy pun ikut serta membaca. Ia yakin Suzy sedikit terhibur, dan itu membuatnya sedikit lega meski tidak menghapus rasa bersalah yang terpatri dalam benaknya.

"Noona ku harap kau benar-benar mengaplikasikan apa yang ada di dalam sini. Kumohon hiduplah lebih lama" gumam Jungkook, lalu tertidur setelah membaca isi buku itu semalaman, secara keseluruhan bahkan sampai pada biografi penulisnya.
.
.
.
.
TBC

PURE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang