6

834 135 36
                                    

"Dasar anak kurang ajar!" Jungkook tidak peduli, bahkan jika ia mendapat makian dari petugas kebersihan makam yang berada tak jauh dari tempatnya. Ia tau kalau ia layak mendapatkan itu. Karena meskipun ia menangis, wajahnya justru menampakkan kelegaan atas seseorang yang terbaring disana.

Bukannya ia tidak memiliki empati pada mendiang dan keluarganya, ia sungguh merasa bersalah pada Son Naeun karena sikapnya itu. Sikap yang membuat petugas kebersihan makam salah paham menganggap dirinya bahagia karena kematian seseorang, padahal ia hanya merasa lega sebab yang terbaring di sana bukan Suzy yang sangat ingin ia temui.

"Ahjumma mianhae" Kata Jungkook sebelum meninggalkan makam yang ia perkirakan milik ibu Naeun. Pantas saja para tetangga di Paris hanya selalu mengatakan soal ibu tiri gadis Son itu.

Meninggalkan area pemakaman, Jungkook mengemudikan mobilnya tanpa arah. Ia tidak tau harus kemana, sampai akhirnya ia tiba pada gedung apartemen Suzy. Yang ia lakukan hanya duduk termenung, menatap unit Suzy dari taman yang tak jauh dari sana hingga hari berganti malam.

Sembari memainkan kerikil dengan kakinya, sekelebat bayangan mengenai kejadian 2 tahun silam kembali mengunjungi ingatannya. Sejujurnya ia juga tidak mengerti kenapa ia sekarang berbalik mencari-cari gadis Bae itu? Padahal ia memiliki pilihan untuk tak acuh terhadap hidup dan mati gadis itu.

"Kenapa anak muda sepertimu, terlihat tak bersemangat?" tanya seorang pria tua.

Jungkook tersenyum getir menatap lamat lelaki tua yang terlihat bahagia dengan pakaian lusuhnya. Berbanding terbalik dengan kondisinya saat ini. Pakaiannya bisa dibilang bersih, hanya ada sedikit noda jajangmyeon pada kerahnya. Tapi wajahnya ia yakin jauh lebih lusuh dari pakaian yang dikenakan oleh si pria tua.

"Aku ini seorang tukang sampah, apa kau mau aku membuangkan kesedihanmu juga?" pria tua itu terkekeh, mengelap keringat dengan handuk tua yang tersampir di lehernya.

Jungkook yang mengerti segera bergeser, mempersilahkan pria tua itu untuk duduk di sebelahnya. Sepertinya tidak buruk juga berbicara dengan orang asing disaat orang-orang yang ia kenal justru tidak ada yang bisa diajak bicara. Entah karena memang benar-benar tidak tau, atau mereka semua berkomplot untuk tidak memberitahunya. Jungkook memiliki banyak kecurigaan yang tidak bisa ia jelaskan.

"Aku merasa bersalah pada seseorang, tidak maksudku aku merindukannya" Lirih Jungkook, meski begitu kakek tua itu terus saja tersenyum, menatap Jungkook yang kini menunduk berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Kalau begitu, datang dan temui dia, kenapa kau hanya diam dan menatap gedung itu? Apa dia tinggal di sana?" Jungkook mengangguk, ya ia yakin jika salah satu unit di lantai 10 itu masih milik Suzy. Tapi apa gunanya kepemilikan itu? disaat sang pemilik bahkan tidak ada disana.

Jungkook mulai memikirkan, jika didalam sana pasti sangat berdebu, padahal Suzy tidak suka jika rumahnya kotor sedikit saja. Tidak ada yang bisa ia lakukan dengan itu, ia tidak mungkin masuk untuk membersihkannya, butuh beberapa angka yang dirangkai menurut keinginan pemiliknya untuk bisa masuk.

"Dia tidak ada disana, apartemennya dibiarkan kosong selama dua tahun" Jungkook terlihat sedih, namun pria itu justru menatap heran dirinya.

"Apa maksudmu? Tidak ada satupun unit, yang tidak menaruh sampah di depan pintunya, setiap kali aku datang" Jungkook terkekeh, perkataan pria itu terdengar seperti lelucon baginya. Suzy pergi sejak dua tahun lalu, tidak mungkin seseorang tinggal disana.

"Selama ini, aku begitu dekat denganmu" Potongan dialog yang diucapkan Nara tiba-tiba saja terlintas di kepala. Sehingga Jungkook, memutuskan untuk bangkit dan berlari menuju gedung, ia akan memastikan.

Menekan bel berkali-kali, Jungkook dengan peluh di keningnya tidak kehabisan akal bahkan jika ia tidak juga dibukakan pintu. Ia menekan seluruh rangkaian angka, dimulai dari tanggal lahir sampai tanggal-tanggal yang berkaitan dengan karir Suzy, seperti tanggal debut group, debut solo, debut akting, bahkan tanggal perilisan setiap lagu dan dramanya dengan bantuan internet.

"Baiklah, ini yang terakhir" katanya, menekan beberapa angka. Dan berhasil, pintu itu akhirnya terbuka setelah ia memasukkan tanggal anniversary sueweeties. Secinta itu Suzy pada para fansnya.

Meski ragu, Jungkook akhirnya masuk kedalam apartemen yang begitu rapi dan bersih, tidak seperti yang ia pikirkan. Apartemen itu masih milik Suzy seperti yang ia yakini, seluruh barang-barang dan foto-foto Suzy masih bertahta disana.

Ia terus melangkah mengecek semua ruangan dari mulai kamar sampai kamar mandi dan wardrobenya. Kemudian beralih ke ruang keluarga, dan berakhir sampai di dapur yang menyatu dengan ruang makan.

Jungkook tertegun, ketika melihat punggung seorang wanita berambut ikal sepunggung, mengenakan dress peach selutut tanpa lengan, sangat pas di tubuh langsing gadis itu.

Dengan begitu santai, tanpa menoleh pada seseorang yang baru saja datang ke istananya, gadis itu menuang teh panas yang baru saja selesai ia seduh kedalam dua cangkir yang tertata di meja. Seolah ia sudah tau kalau akan kedatangan tamu.

"Noona" Gumam Jungkook, tak percaya dengan apa yang sedang ia lihat. Sebelumnya ia memang pernah terkecoh dengan menyangka Naeun sebagai Suzy, tapi kali ini ia sangat yakin jika seseorang di hadapannya benar-benar Suzy meski wanita itu belum menoleh dan menampakkan wajahnya.

"Mau teh?" Kesadaran Jungkook yang perlahan kembali membuat pria itu melangkah, memutari meja makan dan duduk berhadapan dengan gadis itu, sehingga sekarang ia bisa dengan jelas melihat wajah sang gadis, Bae Suzy.

"Biar kutebak, kau ingin menambahkan gula?" kata Suzy menyodorkan semangkuk kecil gula pada Jungkook. Lalu tersenyum, seakan tidak ada hal serius yang terjadi diantara keduanya.

Jungkook yang masih terkesima, hanya diam menerima gula yang Suzy berikan, kemudian memasukkannya ke dalam cangkir teh yang masih panas. Ya! ia memang perlu minum sekarang.

Menghabiskan tehnya hingga tak bersisa, gelas itu ia buat kosong dalam waktu singkat. Namun tidak sedikit saja menenangkan tubuhnya yang bergetar hebat. Sementara di hadapannya, Suzy justru terlihat tenang sembari mengelap sendok dan garpu dengan tisu hingga terlihat berkilau.

"Kita perlu bicara" Setelah lama mengumpulkan kekuatan dalam dirinya, Jungkook akhirnya mengutarakan apa yang sangat ingin ia lakukan selama berbulan-bulan ini. Tepat disaat Suzy selesai dengan sendok dan tisunya.

"Ya, bicaralah!" Suzy menyunggingkan senyum yang membuat gigi kelincinya sedikit terlihat, sangat manis. Jungkook termenung melihatnya, senyuman Suzy memang selalu begitu, terasa hangat dan menenangkan, kenapa ia baru menyadarinya sekarang?


****


Jungkook duduk bersila diatas sofa ruang tengah dengan pandangan kosong, mengabaikan para member yang berkelahi saling menunjuk tentang siapa yang akan mencuci piring setelah makan malam. Bukannya ia tidak sadar dengan kebisingan yang sedang terjadi, hanya saja saat ini kepalanya jauh lebih bising.

Taehyung mendekat padanya, sepertinya pria Kim itu penasaran sebab sejak kemarin malam Jungkook terus saja melamun setelah pergi terburu-buru saat mereka tengah makan jajangmyeon bersama. Tidak mandi, tidak pula mengganti bajunya, Jungkook masih mengenakan kaos yang kemarin.

"Wae?" Tanya Taehyung pelan, sambil menepuk pundak maknaenya.

Jungkook menoleh sekilas, lalu kembali menatap TV yang tidak dinyalakan. Sejak 2 jam lalu, ketika ia mengajak Jungkook yang juga sedang melamun di kamarnya, pria Jeon itu tidak henti-hentinya melihat layar datar itu dengan tatapan kosong.

"Hyung" Jungkook menghela nafas, pandangannya masih kosong, jangan lupakan wajahnya yang lusuh dan rambutnya yang acak-acakan, lengkap dengan noda saus di sudut bibirnya.

"Aku takut" Sambungnya, Taehyung yang masih belum mengerti arah pembicaraan Jungkook mengerutkan kening.

"Apa yang begitu menakutkan?" Tanya Taehyung lagi, maknaenya memang penakut, tapi sekalipun ia tidak pernah melihat Jungkook sampai begini.

"Dia terlihat tidak nyata" sahut Jungkook yang kembali menghela nafas.
.
.
.
.
.
TBC
Jangan lupa Vote dan Koment banyak-banyak ya kalo mau updatenya cepet :)
Btw aku udah bikin random talk loh, mampir ya kalo sempet.

PURE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang