10

495 73 17
                                    

Suzy pingsan, membuat Jungkook kalang kabut. Orang-orang mungkin akan berpikir bahwa akan ada adegan romantis dimana dalam keadaan seperti ini si pria menggendong wanitanya, menembus padatnya jalanan ibu kota menuju Rumah Sakit untuk meminta pertolongan dokter.

Tapi demi Tuhan, begitu tubuh lemah Suzy jatuh menimpanya, kakinya ikut melemah, seakan tubuhnya tidak memiliki tenaga barang sedikit saja. Ia kesakitan, bahkan jika ia dipukuli 10 orang sekaligus rasanya lebih baik daripada melihat Suzy dalam keadaan tak berdaya seperti ini.

Berjalan tertatih, Jungkook berusaha menuju ambulance yang akan membawa Suzy ke Rumah Sakit. Padahal Namjoon menyuruhnya untuk naik mobil diantar manager, tapi Jungkook menolak dengan segala macam dalih yang tidak bisa diterima akal sehat. Intinya ia ingin bersama Suzy, menemani gadisnya yang tengah sakit.

Tangannya tak lepas menggenggam tangan si gadis Bae, bahkan disaat dokter mulai mengecek keadaan Suzy dengan sangat teliti. Katanya tidak ada masalah serius dengan tubuh Suzy kecuali lambungnya karena melewatkan makan. Terimakasih pada penyelidikan sialan itu.

"Kita akan mencari psikolog terbaik" ujar Jiyeon dengan tatapan jengah. Gadis itu masih belum terbiasa menyingkirkan perasaan tak sukanya terhadap si Pria Jeon namun ia berusaha menekan emosinya demi Suzy yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

Jadi kejadian ini kembali menghantam psikis Suzy yang belum benar-benar pulih pasca kejadian menyeramkan 2 tahun lalu. Sialnya psikolog yang pernah menangani Suzy sudah tidak bisa lagi menolong karena kemoterapi yang harus dijalani pasca terkena kanker.

"Aku akan mengurusnya!" Ujar Jungkook, yang Jiyeon artikan sebagai bantuan untuk mencari psikolog. Tapi rupanya mengurus yang Jungkook maksudkan adalah mengurus Suzy secara keseluruhan.



****



"Kau perlu mandi"

"Perlu, tapi tidak mendesak. Biar ku ikat rambutmu" Jungkook bangkit dari duduknya, mengambil ikat rambut dari dalam laci agar Suzy lebih nyaman dan tidak terganggu dengan rambut panjangnya.

Ia tahu bahwa bagi seorang wanita penampilan adalah hal yang sangat penting. Bahkan jika menurutnya Suzy akan nampak cantik dalam keadaan apapun, tapi Suzy akan lebih nyaman jika penampilannya segar dan rapi. Karena itu ia tidak asal-asalan dan mengikat rambut Suzy dengan hati-hati, agar rapi, agar tidak merusak rambut selembut sutra itu.

"Kau perlu mandi!"

"Setelah kau minum obat, obat lambung dan mual harus diminum sebelum makan" jawabnya meraih gelas berisi air yang sudah ia bawa sedari tadi.

Lalu menyuapkan sesendok sirup pink ke dalam mulut Suzy, barulah setelah itu ia pergi mandi dan berganti pakaian. Karena sekujur tubuhnya terkena muntahan Suzy. Tapi ia memilih untuk lebih dulu membersihkan tubuh Suzy dan memberi gadis itu obat, agar tidak merasa mual lagi dan memang sebentar lagi waktunya untuk Suzy makan.

"Aku sudah mandi, ku beritahu barangkali kau mau memelukku" Ujar Jungkook setelah Suzy selesai melahap bubur buatannya.

"Tidak!"

Jungkook terkekeh, ini pertama kalinya Suzy merespon dengan cepat. Beberapa hari ini yang gadis itu lakukan hanyalah melamun, lalu tertidur dimana pun dan kapan pun. Tak lama, karena selang beberapa menit ia akan terbangun sambil berjerit ketakutan.

PURE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang