11

470 74 16
                                    

Seperti biasa Jungkook melakukan tugasnya dengan baik, tepuk tangan dan teriakan histeris penonton adalah pertanda bahwa ia tetap profesional. Lima menit lalu, ia turun dari panggung dan kini tengah membersihkan riasannya.

"Kau langsung pergi maknae?" Jungkook mengangguk kecil, tidak ingin banyak melakukan hal lain yang menghambat pergerakannya, termasuk berbicara. Membuat Namjoon berdecak kesal. Untungnya ponselnya lebih dulu berbunyi, membuatnya mengurungkan niat untuk memarahi Jungkook.

"Aku duluan!" Teriak Jungkook, kini gantian ia yang berdecak karena saat ia berpamitan Namjoon mengabaikan, asik berbicara dengan seseorang lewat telepon. Sudah pasti itu Naeun kekasihnya karena Namjoon tampak sumringah.

Ngomong-ngomong soal Naeun dan Namjoon, Jungkook benar-benar iri. Keduanya sudah serius dan memutuskan untuk segera bertunangan. Naeun sedang dalam perbincangan untuk bergabung dengan perusahaan penerbitan di Seoul agar lebih dekat dengan kekasihnya.

"Ish kalau saja aku tak bodoh, aku dan noona pasti sudah memiliki bayi" Katanya, mengomel entah pada siapa karena di dalam mobil hanya ada dirinya sendiri tengah memegang kemudi untuk menjemput Suzy di Rumah Sakit.

Biasanya Jungkook selalu menemani setiap kali Suzy dalam sesi konsultasi dengan psikolog. Namun kali ini bertabrakan dengan jadwal manggungnya, hingga ia terpaksa membiarkan kekasihnya hanya ditemani oleh Jiyeon.

Suzy dan Jungkook adalah sepasang kekasih, setidaknya itu yang publik ketahui karena laporan media yang dikonfirmasi oleh kedua agensi. Walau nyatanya tidak seperti itu, hubungan keduanya baik tapi Suzy tidak pernah mengiyakan ajakan Jungkook untuk berkencan. Suzy meragu, sementara Jungkook kekeh ingin memiliki Suzy, menjadikan gadis itu masa depannya juga ibu dari anak-anaknya.

Sebagai informasi, laporan media itu pun adalah ulahnya yang cemburu. Semenjak gangguan kecemasan yang dialami Suzy menjadi pemberitaan, tidak sedikit rekan dari pegiat hiburan yang menunjukkan kepedulian secara langsung. Termasuk para mantan, juga para pria yang sering dijodoh-jodohkan oleh fans.

Tapi sepertinya usahanya tidak membuahkan hasil, ia masih sering mendapati pesan masuk di ponsel Suzy dari para pria itu, bahkan ada beberapa yang sampai menelepon dan melakukan panggilan video. Intinya popularitas Suzy di kalangan para pria membuatnya merasa tak aman. Meski Suzy juga tidak pernah menggunakan ponselnya, tetap saja ia kesal.




***



"Mau jalan-jalan?"

"Tidak!"

"Taman bermain sepertinya menyenangkan"

"Langsung pulang saja!"

"Aku akan membelikanmu ice cream!"

"KUBILANG PULANG !"

"YA! AKU TIDAK MENGAJAKMU!" Kemudian Jungkook menjerit karena kepalanya dipukul oleh Jiyeon yang duduk di belakang, sementara Suzy yang sebenarnya diajak bicara hanya duduk melamun menatap keluar jendela.

Jungkook menepikan mobil di depan sebuah apartemen, menurunkan Jiyeon, seperti katanya tadi ia tidak mengajak wanita Park itu. Setelah Jiyeon turun, ia kembali melajukan mobilnya menuju taman bermain. Kata psikolog, tempat ramai akan bagus untuk Suzy. Gadis itu harus terus diajak bicara dan beraktivitas agar tidak terus-terusan melamun.

"Kau suka naik bianglala?" Suzy mengangguk, matanya terfokus melihat bianglala yang sedang berputar, membuat Jungkook tersenyum karena perlahan-lahan Suzy membaik dari waktu ke waktu.

Akhir-akhir ini Suzy mulai jarang melamun, responnya membaik, komunikasinya juga cukup lancar meski masih irit bicara. Selama sebulan ini pun Suzy sudah tidak pernah terbangun tengah malam dan berteriak histeris lagi.

Hari ini genap 6 bulan Suzy berkonsultasi dengan psikolog yang direkomendasikan oleh Naeun, katanya psikolog itu merupakan teman si gadis Son saat kuliah. Jungkook harap tidak akan lama lagi sampai Suzy benar-benar pulih, ia teramat merindukan Suzy nya yang ceria.

"Kalau begitu, ayo kita naik. Makan ice creamnya nanti saja" Ajak Jungkook, menggenggam tangan Suzy, menggandeng gadis itu menuju loket.

"Ya" Sahut Suzy lemah. Langkah keduanya menuju loket bagaikan slow motion, wajah sumringah Jungkook yang ia lihat dari samping nampak tak nyata untuknya. Sangat tampan dan selalu berhasil membuat hatinya berdebar.

Hingga keduanya sampai pada loket yang menjual tiket untuk naik bianglala, matanya terus terfokus pada lengannya yang digenggam erat oleh Jungkook. Kemudian ia tersenyum, senyuman yang tidak Jungkook ketahui karena pria Jeon itu sedang berbicara dengan penjaga loket.

Bianglala berputar, Suzy menatap takjub pemandangan dari atas, sementara Jungkook mengambil kesempatan untuk duduk lebih dekat, merangkul gadis itu lalu mengecup pelipis Suzy.

"Kau suka pemandangannya?"

"hmm"

"Kalau aku, suka tidak?"

"hmm" pipi Suzy memerah karena malu, membuat Jungkook tersenyum sumringah atas pengakuan Suzy, ia pun merasa gemas dengan raut wajah yang si cantik tampilkan.

Gadis itu memang selalu jujur akan perasaannya, Setiap kali Jungkook mengatakan 'aku mencintaimu' gadis itu akan selalu menjawab 'aku juga'. Hanya saja, ketika Jungkook mengajak untuk menjalin hubungan yang lebih serius Suzy tidak menjawab.

Selain ragu karena dulu Jungkook tidak menyukainya bahkan terkesan membenci, Suzy juga takut akan sebuah hubungan, mengingat dengan mata kepalanya sendiri ia melihat seorang gadis mati dibunuh oleh kekasihnya sendiri saat terlibat pertengkaran.

Jungkook tau akan hal itu, tugasnya untuk meyakinkan Suzy bahwa dirinya benar mencintai dan bersungguh-sungguh terhadap gadis itu, yang saking seriusnya ia berjanji untuk tidak akan membiarkan Suzy menangis atau terluka sedikitpun lagi.




***





"Bukankah lebih enak jika kita menambah coklat banyak-banyak?" Tanya Jungkook, membuat Suzy yang tengah mengaduk adonan dengan mixer mendelik tak suka.

Suzy selalu kesal setiap kali dirinya mengacau mana kala si gadis Bae tengah fokus membuat kue, namun itu terlihat lucu hingga ia sangat suka menggoda. Kekesalan yang Suzy tunjukkan adalah pertanda baik yang artinya Suzy sudah mulai bisa mengekspresikan perasaannya.

Kegiatan masak memasak ini juga merupakan terapi ringan, karena dengan mengerjakan kegiatan kesukaannya Suzy tidak memiliki kesempatan untuk melamun, dan yang pasti tubuh Suzy pun perlu bergerak bukannya hanya tiduran atau duduk diatas kasur saja.

"Lagipula bukan noona yang makan. Selalu aku, dan seringnya ku bawa ke Drom untuk para hyung. Jadi buatlah sesuai selera kita" Sambung Jungkook kembali menggoda wanita cantiknya hingga Suzy mempoutkan bibir sehingga bisa dengan mudah ia kecup. Jika sudah begitu wajah cemberut Suzy berganti memerah karena malu.

"Tak usah makan, Kau selalu jahat" kata Suzy merajuk layaknya anak kecil, pertanda bahwa dirinya tak mau menambahkan coklat seperti yang Jungkook minta.

Jungkook tersenyum, memeluk Suzy dari belakang, menyurukkan kepalanya di leher gadis itu. Hingga hembusan nafasnya bisa terasa oleh Suzy membuat tubuh sang gadis menegang, terlebih ketika Jungkook memberikan kecupan di lehernya.

"Aku tak mungkin jahat, kan aku mencintaimu" lirihnya, semakin mengeratkan pelukan.
.


.
.
.
.
Tbc
Apa sudah cukup dengan 2 part ini?

PURE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang