chap 5

694 72 5
                                    

Amarahnya tersulut takala melihat hal tersebut, tapi tak lama seringai mulai terukir di wajahnya. Ia bersyukur karena mendapat alasan untuk lebih membenci Petra.

Saat dulu pertemuan mereka, sejenak ia terpesona akan kecantikan dan kemolekkan seorang Petra. Saat ia tahu bahwa Petra miliki kendala finansial semakin besarlah ambisi seorang Levi untuk menjadikan Petra pasangannya.

Sampai sampai melupakan bahwa masih ada seseorang yang saat itu mendiami hatinya. Eren, seorang lelaki manis yang lebih dahulu menaklukkan hati Levi.

Beberapa waktu ia habiskan bersama Petra, mabuk dalam cinta sesaat yang membutakan mata dan hati Levi. Bagai kerbau dicocok hidung, ia menuruti saja apa kemauan Petra. Sampai sekarang kehidupan finansial Petra masih berjalan dengan lancar jaya berkat asupan dari Levi.

Ia menggelengkan kepalanya membuang jauh jauh masa lalu tersebut, Levi mulai menghubungi assisten pribadinya untuk segera menuju rumah sakit lalu memeriksa dengan detail kartu yang ia temukan tersebut. Setelah beberapa lama menunggu akhirnya sang assisten pun memasuki bangsal rumah sakit, Leo namanya. Levi memberikannya kartu tersebut, lalu menyuruhnya untuk menyelidiki milik siapa kartu tersebut dengan sedalam dalamnya.

Sekilas Leo melihat Eren yang terbaring di kasur bangsal, lalu ia pergi dari ruangan. Levi pun memulai rutinitasnya lagi begadang menemani Eren yang masih belum berniat untuk bangun melihat cahaya mentari di luar sana.

Sudah hampir satu bulan Eren terbaring di ranjang rumah sakit ditemani orang orang yang ia sayangi. Namun belum juga menunjukkan tanda tanda ia akan siuman dari koma panjangnya, ventilator pun masih dengan setia terpasang di mulutnya memberikan pasokan oksigen ke paru parunya yang lemah. Gejala koma memanglah sulit diketahui kapan sang pasien akan bangun, ini tergantung seberapa parah penyakit yang ia derita.

Alasan Eren belum kunjung bangun disini adalah karena ia menderita Hemofilia. Singkatnya penyakit ini menyebabkan penderitanya akan mengalami pendarahan yang cukup lama jika ia terluka, biasanya penyakit ini diturunkan dan kebanyakan diderita oleh laki laki. Maka dari itu rumah sakit memberikan perhatian ekstra untuk pasien dengan keadaan yang sama seperti Eren.

Kurang lebih seperti itu perkataan Dokter Yuuji.

Hemofilia tidak bisa disembuhkan namun bisa dicegah, oleh karena itu dokter memberinya suntikan untuk pembekuan darah sekali seminggu dan sayangnya suntikan ini harus diberikan seumur hidup. Karena untuk transfusi darah dapat menyebabkan alergi, infeksi dan berbagai efek samping lainnya bagi tubuh Eren.

Levi pun juga hanya bisa pasrah dan terus berharap akan datang keajaiban yang dapat membuat Eren bangun dari tidur panjangnya. Saat Levi sedang mengelus dan memandang hangat wajah Eren tiba tiba Mikasa datang.

"Oh..kau disini rupanya" Mikasa

Levi hanya terdiam sambil terus mengelus tangan Eren.

Keadaan semakin canggung karena ruangan hanya dihiasi suara dari alat alat Kesehatan. Armin yang mengerti keadaan ini pun langsung memecah keheningan.

"Ah! Mikasa sudah pulang saja! Bagaimana pertandingannya?" Armin

"Tertunda karena kendala di sana, jadi lomba akan diundur bulan depan" Mikasa

"o-oh...Begitu ya.." Armin

Pukul 11:49

Situasi semakin canggung.

Mereka hanya sibuk dengan urusan mereka sendiri, malam semakin larut dan akhirnya mereka pun pulang meninggalkan Levi yang menemani Eren sampai fajar mulai menduduki tahtanya lagi.

Keesokan paginya Levi sudah keluar dari kamar mandi rumah sakit dengan badan yang harum nan bersih lalu langsung berpakaian. Hari ini ia libur, jadi ia tidur di rumah sakit dan terus memantau perusahaannya dari sana.

Saat ia sedang bersantai Mikasa dan Armin datang disusul dengan Leo yang membawa banyak buket bunga dan parcel buah.
Armin pun menolong Leo yang kesusahan tersebut.

"Ini semua dari Leo san?" Tanya Armin

"Tidak, ini dari semua karyawan di perusahaan. Mereka tidak berani untuk menjenguk Eren secara langsung." Leo

"ah! Kalau begitu sampaikan terimakasih untuk mereka! Leo san" Armin

"hai'. Levi San, Saya sudah meneliti  kartu yang anda berikan dan semuanya sudah tertulis di lampiran ini." Leo

"Arigatou Leo." Levi

Leo melihat buket bunga dan parcel buah masih tergeletak di sebelah meja.

"Levi san, boleh kah saya menaruh semua ini di meja sebelah ranjang?" Leo

"ya." Levi

Jadi susunan ruangan rumah sakit Eren itu memiliki sofa yang didepannya terdapat meja utama dan di sebelah kanan ranjang terdapat meja berukuran sedang yang biasanya Levi gunakan untuk mengerjakkan dokumennya saat begadang.
Dan disebelah kiri ranjang terdapat meja untuk menaruh makanan dan yang lainnya.

Leo pun mulai menyusun semua hadiah tersebut di meja kiri ranjang. Sesekali mata tajamnya melirik ke Eren, tanpa diketahui oleh Levi maupun Mikasa dan Armin.

TBC

Jangan lupa Vote and Comment 💜
Maap ya kalo chapternya pendek guys _(:з」∠)_

Arigatou Gomen AishiteruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang