Chapter. 6

1.1K 190 21
                                    

Akhir-akhir ini, Alan mengalami mimpi yang sangat aneh.

Ia merasa bahwa mimpinya itu adalah sesuatu yang sangat tidak masuk akal dan tidak akan mungkin pernah untuk terjadi. Tapi perasaan itu seakan dilawan dengan perasaan bahwa mimpi itu terkesan begitu nyata baginya.

Alan tidak mempunyai ide ketika mimpi itu terjadi secara berulang-ulang pada beberapa malam belakangan ini. Di tambah lagi, terdapat seseorang yang sangat tidak Alan harapkan untuk muncul di dalam mimpinya.

Pada intinya, mimpi milik Alan memasuki state tidak masuk akal dan sangat aneh dikarenakan sosok Manu Winata berada di dalamnya.

Omong-omong, sosok itu sudah meninggalkan rumah sejak satu minggu yang lalu untuk keperluan syutingnya. Manu benar-benar sibuk akhir-akhir ini. Tawaran drama atau film seakan tidak pernah berhenti datang padanya. Manu memang tengah naik daun sekarang. Alan bisa melihat akan bagaimana kepopuleran adik tirinya tersebut.

Tidak jarang untuk Alan ketika orang-orang datang padanya hanya untuk mencari tahu informasi tentang Manu. Alan merasa terbiasa untuk itu, untungnya.

Hanya saja, ini bukan kali pertama bagi Manu untuk meninggalkan rumah selama ini. Saat cowok bule itu memegang film pertamanya, Manu tidak pulang ke rumah hingga satu bulan lamanya. Film pertama Manu yang begitu booming dan melambungkan namanya hingga Manu menjadi setenar sekarang.

Jadi Alan menyimpulkan bahwa ini adalah project yang besar. Lagipula ini bisa menjadi kesempatan bagi Manu untuk mengasah skill aktingnya. Walau sekarang Alan sudah bisa melihat bahwa Manu adalah aktor yang tidak buruk.

Alan hanya bisa membolak balik catatannya. Niat hati ingin mengerjakan tugaspun tidak akan berhasil dalam keadaan seperti ini.

Semua pikiran tentang Manu hanya terus berputar di dalam otaknya. Semakin Alan mencoba untuk tidak memikirkan tentang cowok itu, semakin kuat pula pemikiran itu tertanam dalam kepalanya. Ia menghela nafasnya lalu beranjak menuju tempat tidurnya.

Alan sudah merubah posisi berbaring berulang kali dan rasa kantuk tidak kunjung datang. Tapi ia berpikir jika ia tidak bisa tidur, berarti Alan tidak harus mengalami mimpi yang sama lagi. Mimpi yang terasa asing dan aneh namun begitu nyata dan juga terdapat Manu di sana.

Segala pemikiran tentang Manu hanya terus menyerangnya tanpa henti. Ia mengusap wajahnya dengan perasaan kacau. Alan hanya bertanya-tanya sedang apakah cowok itu saat ini? Pasti tengah melewati syuting yang sangat melelahkan. Lalu kemudian cowok itu akan meminta satu gelas latte saat tidak bisa menahan rasa lelahnya kepada manajer ataupun kru di sana.

Memikirkan itu hanya membuat Alan menyunggingkan sebuah senyuman pada bibirnya. Rasa kantuk perlahan menyerangnya saat memikirkan semua tingkah lucu Manu. Ia sudah setengah menutup matanya saat merasakan tubuhnya dilingkari oleh sesuatu yang hangat. Alan hanya semakin merapatkan tubuhnya pada sesuatu yang hangat tersebut. Matanya semakin tertutup rapat saat rasa nyaman melandanya.

Hanya saja, Alan merasa bahwa bantal miliknya tidak mungkin sehangat ini. Kedua mata milik Alan terbuka sepenuhnya. Alan berusaha membalikan tubuhnya dan mendapati Manu di sana; berbaring di sampingnya dengan kedua tangan melingkar pada tubuhnya.

Alan mengumpat di dalam hatinya. Ini adalah mimpi yang sama lagi. Mimpi itu datang lagi. Bukankah baru saja Alan merasa bahwa ia tidak bisa tidur? Mimpi ini datang begitu cepat.

Alan disuguhi oleh sebuah senyuman di wajah lelah milik Manu. Kali ini ia menikmati saat ritme jantungnya meningkat ketika mendapati senyuman dan tatapan milik adik tirinya itu. Kemudian kedua mata milik Alan dengan refleks terpejam saat Manu mendekat dan mengecup hidungnya.

When Love Finds Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang