Habibah 2

18 5 1
                                    

Bismillahirrahmanirrahim. .



Happy Reading

Kini semua berbeda, Tak seperti biasanya

> Habibah <
@desidryt15

"Ayo makan!"

Perintah sang kakak kepada adik laki-lakinya. Yang kini berada di samping kanannya. Sedangkan Bibi yang tadi duduk di tempat itu, telah menyelesaikan sarapan paginya. Alex hanya melirik sekilas kearah kakak perempuan dia. Lalu dengan perlahan dia mulai menyuapkan nasi ke mulutnya.

Bibah dan yang lainnya pun mengikuti yang dilakukan Alex. Setelah setengah nasi di piringnya habis, suara mobil terdengar dengan jelas. Sepertinya itu orang tuanya, entah Bunda atau Ayah. Karena hanya mobil yang digunakan mereka berdualah yang bisa membuka pintu gerbang dengan otomatis. Tak lama dari itu pintu utama ikut terbuka. Munculah seorang laki-laki setengah abad yang masih terlihat sangat muda.

Beliau tersenyum sekilas ke arah mereka. Dan dia berjalan mendekat ke arah ruang makan. "Pak, makan." tawar dari Bi Nur. Laki-laki itu mengangguk sebagai jawabannya.

Sampai di hadapan sang Putra, dengan lembut tangannya kini membelai surai hitam legam milik Alex. "Tumben kamu ada di rumah?" tanya sang Ayah yang hanya didiamkan oleh Putranya.

Bibah yang melihat itupun hanya terdiam. Sang Ayah kembali berucap. "Ayah hanya mengambil berkas yang tertinggal. Setelah itu, bakal kembali lagi ke rumah sakit... Kamu baik-baik di rumah ya." Alex hanya berdehem sebagai jawaban.

"Kakak juga.." sambungnya melihat ke arah Bibah yang juga menatapnya.

"Iya, Yah."

Adit mulai melangkah pergi menuju ruang kerja yang ada di lantai dua samping kamarnya dan sang istri.

Bibah sendiri dia beranjak dari duduknya mengambil wadah untuk memasukan lauk pauk serta nasi yang ada di meja makan. Hal itu, tidak luput dari perhatian orang-orang yang disekitarnya. Termasuk sang Adik, walau keliatannya acuh. Namun, tidak dapat dipungkiri kalau ia penasaran apa yang akan Bibah lakukan selanjutnya.

Adit yang kini telah kembali sampai di bawah dan akan segera melangkah pergi menuju pintu utama itu terdiam disaat suara tadi kembali memanggilnya.

Bibah buru-buru melangkah sambil tersenyum saat mengetahui ternyata kini Ayahnya tengah menunggunya. "Ini Kakak bawakan sarapan untuk Ayah makan nanti di rumah sakit.." Bibah tersenyum tulus.

"Yaa ampun, Kak. Padahal gak usah.."

Bibah tersenyum menanggapi perkataan ayahnya. "Nanti Ayah makan, ya.. Supaya gak sakit."

"Iya, sayang. Yaudah Ayah pamit dulu, ada meeting yang harus segera diselesaikan." Adit melangkah namun kembali terhenti saat Bibah memanggilnya lagi.

Adit menaikan sebelah alisnya. "Hehe, salim." mengulurkan tangan dan langsung disambut oleh Adit. Setelahnya Adit mencium kening Bibah dengan sedikit lama.

"Ayah berangkat, ya." ucapnya mengusap kepala Bibah yang tertutup kerudung.

Jas putih yang menjadi kebanggaan para dokter tersampir di pundaknya. Aditya Ahmad Baqiya, merupakan seorang profesor di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Itu sebabnya, ia tidak menjalankan bisnis almarhum sang Ayah. Karena dirinya sedari dulu tidak berminat dalam dunia bisnis. Baqiya Grup dipegang oleh orang kepercayaan sekaligus asisten pribadi Firman Baqiya-alm kwakek Bibah.

Habibah [Ketika Mencintai Tak Ingin Memiliki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang