Habibah 4

10 5 3
                                    

Bismillahirrahmanirrahim. .



Happy Reading❤

Jangan salahkan rasa apabila dia datang tanpa diminta.
Jangan salahkan cinta apabila dia datang tanpa diduga.
Karena itu sudah menjadi fitrah yang diberikan-Nya.

> Habibah <
@desidryt15

Tittt...tittt..

Suara mobil saling menyahut membuat kebisingan jalan raya semakin menjadi-jadi. Bukan hanya mobilnya yang bersuara, namun orang-orang di dalamnya pun ikut mengeluarkan kekesalannya.

"Ada apa, Mang?"

Tanya lembut seorang gadis cantik yang mengenakan seragam putih abu. Disertai dengan kerudung lebar yang sudah biasa ia pakai.

"Sepertinya ada mobil yang mogok, Non.."

Gadis itu membuka jendela mobilnya, lalu mendonggakan kepalanya sedikit keluar. Dan yaa! Ia melihat mobil yang terhalang dua mobil di depannya itu terhenti dengan posisi miring. Posisinya sekarang masih sekitar komplek perumahan sehingga jalannya yang memang kurang lebar itu penuh dengan satu mobil berwarna hitam.

"Woyy!! mobil butut sih! Makanya mogok."

"Ngapa coba pake di tengah jalan segala!!"

"Kepinggirin, dong.."

"Buruan!!"

Teriakan orang-orang di depan dan belakang mobil gadis cantik itu. Sedangkan anak gadis itu mengucapkan istigfar berkali-kali. Karena mendengar ocehan yang tak berfaedah.

"Mang boleh minta tolong?"

"Apa, Non?"

"Bantuin mobil itu, Mang.."

Mang Asep--supir pribadinya, turun dari mobil dan langsung melangkah ke depan sana. Kenapa Bibah tidak ikut? Karena dia enggan orang-orang memperhatikannya. Dia paling tidak suka menjadi pusat perhatian! Lagi, dia juga tidak mengerti masalah mesin.

Dari mobil, Bibah dapat melihat Mang Asep yang tengah berbincang dengan pria yang sepertinya tak muda lagi. Karena sosok pria itu membelakangi dia, dan tubuhnya sedikit tertutup dengan mobil di depan.

Mang Asep menyeru para laki-laki untuk keluar dari mobilnya masing-masing. Karena memang benar, bila mereka hanya teriak-teriak tak jelas itu tidak akan membuat mobil mogok itu secara otomatis untuk ke pinggir.

Mau tak mau, orang-orang itu turun dari mobilnya. Dengan raut muka yang sedikit tak bersahabat. Dengan kekuatan beberapa laki-laki dewasa, mobil itu kini sudah ada di pinggir jalanan. Membuat mobil yang lain, mampu melintas dengan mudah.

Laki-laki paruh baya itu terus mengucapkan maaf dan terima kasih kepada orang-orang. Mobil yang ditumpangi Bibah kini berada tepat di samping bapak tadi. Kaca mobil yang depan itu terbuka. Bibah yang masih fokus pada handphone, dimana sang wali kelas yang menghubunginya membuat ia tak melihat ke arah bapak itu.

"Nanti orang bengkel bakal ke sini ya, Pak."

"Iya terima kasih ya, Mang.." ucapnya tersenyum, mang Asep mengangguk "Mbak.." lanjut bapak tadi.

Habibah [Ketika Mencintai Tak Ingin Memiliki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang