Habibah 3

10 5 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim. .



Happy Reading❤

Kebahagian tidak kamu dapatkan?
Itu artinya, syukurmu tidak selalu kau langitkan.

> Habibah <
@desidryt15

"Kamu ngapain di sini? Mama nyari-nyari kamu lohh.." ungkapnya dan langsung meraih tangan sang anak.

Ibu mana yang tidak khawatir, bila anaknya pergi dari pagi buta sampai matahari yang kini mulai tenggelam belum juga pulang. Dan lagi, sang anak yang tidak memberi tahu kemana dia akan pergi. Jelas saja bahwa dia sangat khawatir.

Anak yang lebih akrab dipanggil Shira oleh teman-temannya itu mulai melepaskan tangan sang Ibu paksa dari genggamannya. "Apasih?" ketusnya.

Bibah yang melihat itu hanya bisa terdiam sekarang. Dia bingung harus melakukan apa. Dia pasti ingin membantu Ibu itu, namun situasinya sekarang sedang seperti ini.

"Habibah?! Lo tahu kan kebusukan gue sekarang?" ucapnya menggebu-gebu.

"Setelah ini, lo bakal bilang sama semua orang, kan? Iyah?!" sarkasnya.

Ibunya menegur sang anak yang berbicara keterlaluan. Ini memang salahnya, yang tidak bisa mendidik anaknya dengan baik. Sejak dulu, dia selalu bertingkah bodo amat terhadap apa yang dilakukan anaknya.

Namun kepergian sang suami merubah segalanya, termasuk hidupnya. Yang tadinya bergelimang harta, kini buat makan saja susah. Yang tadinya segala punya, kini mereka bukanlah siapa-siapa.

Dan karena itu pulalah, membuat anaknya Shira berlaku demikian. Karena ini memanglah kesalahannya.

"Loh? Non Bibah?" tanya satpam yang ada di dalam.

Dapat dilihat dari raut wajah Shira bahwa ia kaget. Namun dengan cepat dia kembali merubah raut mukanya menjadi biasa saja.

"Mang buka gerbangnya, ya.." pinta Bibah

Mang Udin yang diperintah oleh majikannya dengan sigap membuka pintu gerbang yang menjulang tinggi itu. Dan mempersilahkan ketiga perempuan itu masuk ke dalam. Bibah mengajak Shira dan ibunya untuk mampir terlebih dulu. Walau terlihat dari raut wajah keduanya yang enggan, namun dengan paksaannya mereka mau.

"Assalamualaikum.." ucap Bibah sambil membuka pintu utama dengan lebar. Dia mempersilahkan Shira dan ibunya masuk terlebih dulu.

Begitu masuk nuansa mewah langsung menyambut ibu dan anak itu. Ruangan yang tertata dengan rapi dan indah langsung memanjakan mata keduanya. Sofa-sofa yang berjejer, lemari-lemari yang berdiri, serta pernak-pernik lainnya yang membuat ruangan itu tampak sangat istimewa. Rumah ini melebihi rumah mewah yang dahulu mereka miliki.

"Wa'alaikumussalam.. Non baru pulang?" Bi Nur yang menyambut mereka. Bibah mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

Seperti biasa, jika ada tamu dengan sigap para pekerja di rumah itu menyiapkan sajian-sajian untuk menyambut para tamu tersebut. Meski mereka tidak mengetahui siapa yang berkunjung, namun sesuai tuntunan Rasulullah Saw. siapapun tamunya harus tetap dimuliakan.

Shira dan ibunya duduk di sofa yang ada di ruang tamu dengan perasaan bingung menjadi dominan. Mereka memang tidak paham dengan tujuan mengapa keduanya ada di rumah ini. Sementara Bibah, dia pamit undur diri terlebih dahulu untuk membersihkan diri sekalian menunaikan sholat maghrib, karena adzan sudah berkumandang beberapa menit yang lalu.

Shira dan juga ibunya pun sudah ditawari oleh Bi Nur untuk menunaikan sholat terlebih dahulu. Namun Ibu itu hanya menggelengkan kepala dan terseyum kecil. Jadi, dua perempuan itu hanya duduk sambil melihat-lihat sekitarnya.

Habibah [Ketika Mencintai Tak Ingin Memiliki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang