Jisoo bergegas masuk ke ruang meeting.
"Maaf pak saya terlambat" ucap Jisoo pada direktur perusahaan tersebut.
"Iya tidak apa-apa, silahkan duduk" ucap direktur itu mempersilahkan Jisoo duduk.
"Iya pak terimakasih" ucap Jisoo.
"Mari kita mulai" ucap direktur memulai.
"Hari ini kita kedatangan tamu spesial. Silahkan masuk.." lanjut direktur tersebut mempersilahkan seseorang masuk.
Direktur itu langsung berdiri, diikuti oleh Jisoo dan karyawan yang mengikuti meeting tersebut.
"Perkenalkan dia Suga, anak pemilik perusahaan ini. Dia akan menggantikan saya menjadi direktur perusahaan ini. Dan saya akan pensiun, mengingat umur saya yang sudah tua." ucap pak direktur.
Jisoo sedikit terkejut dengan kedatangan Suga sebagai direktur baru perusahaan ini.
"Mohon bimbingannya semua. Dan Jisoo, saya percayakan kamu menjadi sekretarisnya" lanjut pak direktur.
"Apa pak?? Sa- saya ja- jadi sekretarisnya??" tanya Jisoo gugup.
"Iya.. Yang namanya Jisoo hanya kamu kan??" tanya pak direktur memastikan.
"I- Iya pak.. Tapi-" ucapan Jisoo terpotong.
"Gausah tapi-tapian mengerti??" ucap pak direktur.
Jisoo masih tak habis pikir, bagaimana bisa dirinya menjadi seorang sekretaris. Tapi Jisoo akan menerimanya dan berusaha bekerja secara profesional.
"Mohon bantuannya.." ucap Suga mengulurkan tangannya pada Jisoo.
"Baik.. Mohon bantuannya juga.." ucap Jisoo sambil membalas uluran tangannya.
"Ok. Mungkin pertemuannya sampai disini yaa.. Kalian boleh kembali ke tempat masing-masing." ucap pak direktur.
Semua karyawan yang tadinya berkumpul, kembali ketempatnya masing-masing. Kecuali Jisoo.
"Jisoo.. Kamu bisa mulai bekerja dengan Suga. Saya tinggal dulu yaa" lanjut pak direktur, lalu meninggalkan Suga dan Jisoo.
"Sudah lama tidak bertemu.." ucap Suga memulai pembicaraan.
"I- Iya.. Pak Suga" ucap Jisoo sedikit canggung.
"Panggil Suga saja.. Gak usah pake pak" ucap Suga.
"Baik" jawab Jisoo.
"Apa kau bisa mengantarku ke kantorku?" ucap Suga.
"Tentu. Mari.." ucap Jisoo, lalu berjalan mendahului Suga.
*Di kantor Suga
"Jisoo.." panggil Suga.
"Iya.." jawab Suga.
"Apa kau tidak keberatan??" tanya Suga.
"Keberatan??" tanya Jisoo yang tak mengerti maksud Suga.
"Iya, keberatan.. Apa kau tidak keberatan menjadi sekretaris saya?" ucap Suga mengulangi pertanyaannya.
"Oh. Tentu tidak. Saya dengan senang hati menjalankan pekerjaan ini. Justru saya sangat berterimakasih kepada anda telah memberikan pekerjaan seperti ini kepada saya. Saya merasa terhormat." jawab Jisoo.
Setelah menjawab pertanyaan Suga dan merasa bahwa Suga tidak akan bertanya lagi, Jisoo kembali ke mejanya yang juga berada di kantor milik Suga. Ia merapihkan mejanya dan membawa berkas-berkas yang ada di meja lamanya.
Setelah selesai, ia mulai mencatat beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh direktur barunya itu.
"Apa kau melupakanku??" tanya Suga tiba-tiba.
"Ya?" tanya Jisoo berharap Suga bisa mengulang pertanyaannya.
"Apa kau melupakanku??" ucap Suga kembali mengulangi pertanyaannya.
"Tentu tidak" jawab Jisoo dengan lirih.
Jisoo kembali melanjutkan pekerjaannya setelah menjawab pertanyaan Suga.
"Ouh.. Syukurlah" ucap Suga setelah mendengar jawaban Jisoo.
"Maksudmu??" tanya Jisoo yang mendengar ucapan Suga.
"Aku bersyukur, aku tidak dilupakan oleh orang yang pernah aku cintai." jawab Suga.
"Apa maksudnya pernah? Apa dia benar-benar sudah tidak mencintaiku lagi? Sikapnya sungguh berbeda dengannya waktu 6 tahun lalu." batin Jisoo.
"Tidak juga" ucap Jisoo.
"Maksudmu??" tanya Suga.
"Aku pernah melupakanmu." jawab Jisoo.
"Kapan??" tanya Suga.
"Mungkin sejam dua jam dalam sehari. Bahkan aku berharap agar bisa melupakanmu seutuhnya. Dan tidak mengenal lagi Suga. Walaupun nantinya kita bakal bertemu. Tapi ternyata tidak bisa, sangat sulit untukku melupakanmu. Bahkan ketika aku bersama orang yang mencintaiku, pikiranku hanya tertuju padamu. Tapi sekarang aku sadar, aku tidak boleh terlalu berharap. Bahkan harapanku sudah tidak bisa dicapai lagi. Semua penantianku sia-sia." jelas Jisoo.
"Memangnya apa harapanmu?" tanya Suga.
"Berdua bersamamu selamanya.." jawab Jisoo termenung.
Suga sedikit terkejut dengan jawaban Jisoo. Ia sangat senang mendengar bahwa Jisoo ingin bersamanya selamanya. Dari ucapan Jisoo itu, secara tersirat berarti Jisoo masih mencintai Suga.
Kenapa Suga senang??
Bukankah dia sudah punya istri??
"Jisoo bisakah kau datang ke suatu tempat nanti??" tanya Suga.
"Oh.. Tentu." jawab Jisoo.
"Baiklah, nanti akan kukirimkan alamatnya." ucap Suga.
"Ok"
***
Malam hari..
Di sebuah restoran..Jisoo datang menggunakan dress sederhana berwarna pink cerah dengan motif bunga-bunga. Terlihat elegan, apalagi Jisoo yang menggunakannya.
"Mengapa sangat sepi??" batin Jisoo.
"Apa yang akan dia lakukan??" batin Jisoo.
Tak lama Suga datang menghampiri meja yang Jisoo tempati.
Lalu Suga Juga ikut menempati meja itu.
"Ada yang bisa saya bantu?? Mengapa disini sangat sepi??" tanya Jisoo pada Suga.
Suga tak menjawab pertanyaan Jisoo.
"Mengapa kau diam saja? Mengapa tidak menjawab pertanyaanku?" tanya Jisoo lagi.
"Jisoo.." panggil Suga dan Jisoo menoleh menatapnya.
"Iya.." ucap Jisoo sambil menatapnya.
"Apa aku bisa membantumu mewujudkan harapanmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Girl
RomanceJisoo adalah murid baru yang terkenal karena wajahnya yang sangat cantik serta orang yang pandai bergaul. Tapi bagaimana kalo Jisoo memiliki teman sebangku Suga orang yang pendiam dan terkenal sebagai "Ice Prince" karena sifatnya yang sangat dingin.