• 001/365•

95 32 40
                                    

Kenangan yang tercipta beberapa tahun yang lalu kini terlintas kembali di benak seorang gadis yang tengah berbaring sendirian di kamar. Malam sudah semakin larut, tetapi ia belum ada niatan untuk memejamkan matanya. Ketika melihat jam yang ada di meja belajar, ia segera beranjak dari tempat tidur.

Gadis itu membuka kain yang menutupi jendela kamarnya. Matanya kini menatap langit yang penuh bintang. Cahaya kelap-kelip yang terpancar begitu indah. Hingga tanpa sadar, cairan bening menetes dari matanya.

“Andai waktu masih bisa diputar, gue pengen nggak kenal lo dari awal,” gumamnya pelan agar tidak ada yang mendengar suaranya.

Dia bukan dari kalangan orang kaya yang memiliki kamar luas. Bukan. Dia hanya seorang gadis biasa yang hadir dalam keluarga yang ekonominya pas-pasan. Bahkan terkadang mereka masih kekurangan. Tidak heran jika suaranya dikecilkan agar penghuni rumah itu tidak ada yang menyadari.

“Andai gue dulu nggak ngelakuin kesalahan, pasti lo nggak bakal hilang tanpa kabar.”

Matanya kembali memanas serta semakin banyak pula cairan bening yang keluar dari matanya.

“Andai gue nggak penyakitan pasti lo nggak bakal nyari pelampiasan.”

Dia terus saja bergumam pelan. Matanya masih menatap bintang. Semua kenangan singkat yang diberikan oleh seseorang itu terus saja berputar bak kaset rusak.

“Andai gue goodlooking seperti orang-orang, pasti lo—“

Ucapannya terpotong ketika teringat bahwa semua sudah kejadian. Semua hanya kata andai dan tidak bakal terulang. Semua hanya kenangan yang kini sudah tertutup debu terlalu dalam.

Gadis itu menghapus jejak air matanya. Tidak seharusnya dirinya menangisi orang yang bahkan tidak memberikan dirinya makan. Tidak seharusnya ia terpuruk dalam kenangan. Namun, ia juga menyadari bahwa rasa rindu itu menyeruak dalam hatinya.

Dia menarik nafasnya cukup dalam lalu menghembuskan secara perlahan. Setelah dirasa lega, tangannya menarik kembali kain supaya menutup jendela. Dia pun membaringkan badannya di kasur yang bahkan hanya tipis. Matanya melihat ke arah jam yang tak jauh dari tempat tidur.

02.00

"Tahun baru yang membosankan."

Ya, sekarang memang sudah memasuki tahun baru dan seharusnya sudah memulai kisah yang baru. Bukan malah memikirkan hal-hal yang sudah terlewat. Lagi pula, jika dipikir-pikir semua kata andai tadi tidak masuk akal. Terlalu banyak sekali alasan untuk berpisah.

Ah, sudahlah, lebih baik tidur daripada memikirkan hal-hal yang tidak penting.

“Semoga tahun ini lebih baik.” Harapan yang gadis itu lontarkan sebelum dirinya benar-benar tertidur. Beberapa menit kemudian, ia sudah memejamkan matanya.

***

Pipiw, anak SMK mo lewat.

Hay, apa kabar? masih inget aku? wkwkw. Oh iya, happy new year. Semoga ditahun ini, harapan yang kalian impikan terwujudkan, ya. Bahagia selalu orang-orang baik.

Untuk pembukaannya segini dulu aja ya. Terima kasih yang udah mau mampir.

Salam hangat

naa_
Sabtu, 01 Januari 2022

The Secret • (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang