tujuh belas 17

8 1 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ⭐

_______________________________________________________

Rega duduk terdiam di meja dekat jendela. Tangannya saling meremas gelisah. Sudah dua puluh menit lamanya ia duduk di situ menunggu seseorang. Matanya tidak henti menatap luar cendela juga pintu masuk caffe

" Please, " Gumam Rega pelan sambil menundukkan wajah

" Rega? " Sebias suara membuat Rega dengan cepat mengangkat wajahnya. Ia tersenyum lega setelah melihat seseorang yang ia tunggu akhirnya datang.

Imma berjalan mendekat, kemudian ia duduk tepat didepan Rega. Kalau boleh jujur, rasanya canggung apalagi tatapan Rega yang tidak biasa

" Sorry telat, " Ujar Imma. Rega menggeleng cepat

" Nggak papa kok, "

" Btw, lu mau ngomong apa? " Tanya Imma

" Sebenarnya, gua butuh bantuan lu, " Ujar Rega serius. Imma mengangkat sebelah alisnya

" Emangnya lu butuh bantuan gua apa? " Tanya Imma lagi. Rega tidak menjawab, dia melihat jam tangannya dan dengan tiba-tiba Rega menggandeng tangan Imma kemudian mengajaknya keluar begitu saja. Imma sempat kaget dan takut, tapi melihat wajah Rega sepertinya ini memang serius

Dalam perjalanan Imma hanya diam, bahkan tidak berani menoleh kearah Rega. Tidak lama mereka berhenti didepan sebuah bangunan besar. Sudah Imma duga, ini pasti rumah Rega.

Rega membukakan pintu mobil untuk Imma, kemudian Imma turun. Sedetik kemudian Imma dibuat kaget lagi karena tangan Rega yang menuntun tangan Imma agar menggandeng lengan tangannya bak pengantin baru.

Imma berkedip beberapa kali

" Ma, percaya sama gua.., apa yang gua katakan nanti semuanya itu murni dari hati gua. " Ucap Rega tiba-tiba setelah itu mereka berdua masuk kedalam rumah Rega. Imma dibuat terpukau, rumah Rega benar-benar mewah. Imma memang sudah berkecukupan, tapi Imma yakin semua orang juga akan tercengang setelah melihat rumah Rega

" Btw, ini bukan rumah gua, " Kata Rega tiba-tiba seolah mendengar isi hati Imma

" Ha? "

" Ini rumah kakek gua, " Lanjut Rega. Imma hanya mengangguk sambil melongo.

Mereka berdua diantar oleh salah satu pelayan rumah menuju meja makan. Rega memegang tangan erat, entah apa maksudnya, tapi setelah itu Imma faham maksud usapan tangan Rega karena setelah sampai diruang makan Imma rasa bahwa tulangnya membeku sekarang.

Seisi ruang makan menatap Imma dan Rega terkejut, bahkan di situ Imma dapat melihat Della yang tiba-tiba berdiri dan menatap Imma nyalang

" Maaf saya telat, " Ujar Rega sambil tersenyum. Rega mengiring Imma agar duduk di meja makan tepat di sebelah Rega. Sesekali Imma melemparkan senyum kepada keluarga Rega

" Ini siapa Rega? " Tanya wanita paruh baya

" Pacar Rega ma, " Jawab Rega Santai. Imma membulatkan matanya lalu menatap Rega meminta penjelasan

" P pacar?! " Wanita paruh baya bertanya dengan nada tinggi

" Iya tante, " Jawab Rega santai lagi. Imma mencubit paha Rega keras

" Aku sama Imma udah pacaran satu minggu ini, " Lanjut Rega. Imma hanya bisa tersenyum canggung karena semua orang di meja menatap Imma seolah meminta penjelasan

" REGA! " Della berteriak sambil memandang Rega senduh.

" Apa? " Tanya Rega dengan tatapan dingin

" Rega? Tapi kamu pacaran sama Della! Bagaimana bisa kamu pacaran sama cewek lain?! " Kini kakek Rega bertanya kepada Rega. Rasanya Imma ingin berlari menjauh dari orang-orang ini

7 CERITA ✔ [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang